Find Us On Social Media :

Pembunuh PM Shinzo Abe Terkenal Pendiam, Tekun Bekerja, Sopan, dan Tak Suka Kekerasan di Tempat Kerjanya

Shinzo Abe tewas ditembak orang

Gridhot.ID - Pembunuhan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengagetkan banyak orang.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, pembunuhan tersebut terjadi pada Jumat, 8 Juli 2022.

Shinzo Abe dibunuh dengan cara ditembak dari belakang menggunakan shotgun di Prefektur Nara.

Kini penembakan Mantan Perdana Menteri (PM) Jepang Shinzo Abe masih menyisakan banyak tanda tanya bagi publik.

Bagaimana mungkin Jepang yang selama ini dikenal negara teraman di dunia dan sangat jarang dijumpai tindakan kriminal bisa terjadi sebuah pembunuhan di muka umum.

Apalagi pembunuhan terhadap seorang tokoh dunia yang dilakukan oleh warga biasa dan bukan pembunuh bayaran.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews, Tetsuya Yamagami, pria yang menembak Shinzo Abe hingga tewas ini pun, jadi sorotan.

Terbaru, rekan kerja Tetsuya Yamagami memberikan kesaksian mengenai sosok si pembunuh.

Di kalangan rekan kerjanya, Tetsuya Yamagami dikenal orang yang benar-benar biasa.

Baca Juga: Batang Hidungnya Baru Muncul Setelah Ramai Isu Pelakor, Mimi Bayuh Singgung Dosa, Ternyata Ini Maksud Unggahan Karyawan Raffi Ahmad di Instagram

Seorang temannya bahkan tidak percaya bahwa Yamagami bisa menembak Shinzo Abe hingga tewas.

Seorang mantan rekan kerjanya di pabrik Prefektur Kyoto menggambarkan Yamagami sebagai orang yang bekerja dengan sungguh-sungguh.

Diketahui Yamagami baru-baru bekerja selama lebih dari satu setengah tahun di pabrik itu,

Namun kemudian dia terlibat pertengkaran di perusahaan dan tidak hadir secara tidak sah sehingga meninggalkan perusahaan.

Pada konferensi pers hari Sabtu (9/7/2022), seorang karyawan senior di pabrik mengatakan Yamagami dipekerjakan melalui agen pengiriman pada Oktober 2020 dan ditugaskan ke departemen pengiriman barang.

Sebagai pemegang surat izin mengemudi forklift, ia bertugas mengangkut barang.

“Jika itu pembicaraan tentang pekerjaan, dia akan merespons, tetapi dia tidak terbuka tentang kehidupan pribadinya. Dia tampak sopan,” kata mantan rekan kerjanya seperti dikutip dari The Japan Times.

Dia menambahkan bahwa Yamagami biasa makan siang sendirian di mobilnya dan bahwa percakapan dengannya tidak pernah menyimpang dari topik yang ada.

Selama enam bulan pertama, Yamagami tidak memiliki masalah di kantor.

Baca Juga: Padahal Sudah Diwanti-wanti Tapi Terjadi, Tembok Rumah Patih Keraton Kartasura Berusia 277 Tahun Ini Digempur, Begini Kronologinya

Namun retakan mulai muncul ketika dia dianggap mengabaikan praktik kerja secara bertahap dan membuatnya diperingatkan oleh rekan kerja.

Awal tahun ini, sebuah perusahaan transportasi mendesaknya untuk mematuhi prosedur standar mereka dalam menggunakan bahan bantalan untuk melindungi barang yang dibawa, tetapi Yamagami dilaporkan berpendapat bahwa tidak ada yang salah dengan cara dia melakukannya.

Perusahaan kemudian mengajukan permintaan untuk pemindahannya dari peran tersebut.

Staf lama juga mengkritik cara kerjanya, yang terkadang ditanggapi oleh Yamagami secara konfrontatif.

Meskipun sebelumnya tidak ada masalah dengan ketepatan waktu atau kehadiran, ia mulai mengambil cuti tanpa izin mulai bulan Maret dan mengeluhkan “masalah jantung” serta masalah fisik lainnya.

Dia menggunakan semua cuti dan pekerjaannya berakhir pada 15 Mei.

Kurang dari dua bulan kemudian, Yamagami, yang sebelumnya bertugas selama sekitar tiga tahun di Pasukan Bela Diri Maritim, ditangkap atas pembunuhan perdana menteri terlama di Jepang.

Berbicara kepada media, mantan rekannya hampir tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya dan mengutuk tindakan Yamagami.

“Ada masalah di tempat kerja atas apa yang dia lakukan, tetapi tidak pernah sekalipun itu berubah menjadi kekerasan. Dia sepertinya bukan tipe orang yang melakukan hal besar seperti ini," katanya.

Baca Juga: Siap Bertemu Seluruh Keluarga Gen Halilintar, Haji Faisal Mantap Tak Akan Izinkan Fuji Lakukan Hal Ini

Karyawan perusahaan pengirim yang awalnya mewawancarai Yamagami kemudian menyampaikan berita bahwa pekerjaannya diberhentikan.

Karyawan tersebut menggambarkan tersangka sebagai seseorang yang tidak banyak bicara dan memiliki perasaan yang sedikit muram. Tapi selebihnya, tidak ada yang terlihat aneh atau mencurigakan dari perilakunya.

(*)