Gridhot.ID - Penembakan yag terjadi antar ajudan Irjen Ferdy Sambo hingga kini masih menjadi sorotan.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews sebelumnya, Brigadir J tewas ditembak Bharada E di rumah dinas Jenderal Ferdy Sambo.
Penembakan tersebut terjadi diduga akibat Brigadir J yang melakukan pelecehan ke istri Kadiv Propam lalu kepergok oleh Bharada E.
Brigadir J pun kini sudah dimakamkan tanpa penghormatan karena meninggal dunia akibat permasalahan pribadi.
Sementara itu keluarga Brigadir J merasakan ada kejanggalan dari kasus ini.
Bahkan usai kabar penembakan, keluarga Brigadir J dibuat kaget karena rumahnya didatangi ratusan polisi.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, ratusan polisi mendatangi rumah orangtua Brigadir J untuk memberikan penjelasan kronologi penembakan kepada keluarga.
Kedatangan ratusan polisi dengan mengepung rumah dan menutup pagar sekolah membuat keluarga ketakutan.
"Waktu datang orang itu ke rumah, kami terkejut. Jantung kami serasa mau copot, maklum kami baru trauma baru kehilangan," kata Bibi Brigadir J, Rohani Simanjuntak di rumah duka, Selasa (12/7/2022).
Rohani mengatakan, keberadaan rumah orangtua J berada dalam kompleks perumahan guru SD di Sungaibahar.
Saat ratusan polisi datang dengan 1 bus dan 10 mobil penumpang membuat kondisi sangat menyeramkan.
Ada polisi yang mengenakan seragam, berpakaian hitam putih, dan pakaian bebas.
Mereka datang kemudian membuat pagar seolah mengepung rumah. Kedatangannya Senin malam, sekitar pukul 20.00 WIB, saat keluarga sedang berkumpul di dalam rumah.
Tanpa permisi
Tindakan yang dilakukan ratusan polisi berbaris mengelilingi rumah dilakukan tanpa komunikasi dan permisi.
Bahkan pintu gerbang sekolah, yang menjadi akses keluar dan masuk ke rumah itu, juga ditutup rapat.
Saat kejadian ini, sambung Rohani, pihaknya sedang berada dalam rumah.
Sebagian polisi masuk ke rumah tersebut dengan mengunci pintu.
"Kami seolah diserang, karena rumah didatangi," kata Rohani. Merasa terdesak, Rohani menegur polisi dengan nada tinggi.
"Jangan seperti itulah Pak masuk rumah orang, kami ini lagi sedih loh, lagi trauma. Yang sopan lah, pakek permisi," kata Rohani.
Setelah masuk ke rumah, semua anggota keluarga dilarang merekam dan mengambil gambar.
Telepon Keluarga
Delapan jam sebelum dinyatakan tewas setelah baku tembak di rumah Kadiv Propam, Brigadir J menelepon keluarganya.
Dalam percakapan terakhir dengan keluarganya tersebut, Brigadir J menjanjikan beberapa hal. Yakni akan menyusul keluarganya yang sedang berliburan dan berziarah di kampung halaman.
"Dia (Brigadir J) mau nyusul kami, untuk melakukan ziarah di kampung halaman," kata ayah Brigadir J, Samuel Hutabarat.
Samuel pun saat itu sempat meminta anaknya untuk menjenguk adiknya yang sakit.
Dikatakan samuel, anaknya akan menyusul setelah menyelesaikan tugasnya di Magelang untuk mengawal isteri Kadiv Propam.
Sementara itu, Bibi Brigadir J, Rohani Simanjuntak mengatakan, komunikasi terakhirnya terjadi saat tahun baru, waktu Brigadir J pulang ke Jambi.
"Dia mau menikahi pacarnya, yang sudah berpacaran selama 8 tahun. Kalau sudah perwira, nanti nikah," kata Rohani.
Rohani menegaskan, Brigadir J adalah anak paling baik di keluarganya. Ia terkenal lembut, jujur, dan penurut.
Saat dia pulang, Rohani pernah menanyakan terkait kerjanya di Mabes Polri.
Brigadir J bilang bekerja dengan Kadiv Propam nyaman, karena semua keluarganya sangat baik dan percaya pada dirinya.
"Semua urusan dipercayakan sama dia (Brigadir J). Dia juga dipercaya urus keuangan di rumah dinas," kata Rohani.
(*)