Find Us On Social Media :

Pangkatnya Terendah di Golongan Tamtama, Senjata Glock 17 yang Dipakai Bharada E saat Batu Tembak dengan Brigadir J Jadi Polemik, Pengamat: dari Siapa dan Fungsinya Apa?

Bharada E menggunakan senjata api jenis Glock 17 dalam baku tembak yang menewaskan Brigadir J

Gridhot.ID - Bharada E menggunakan senjata api jenis Glock 17 dalam baku tembak di rumah Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadir J.

Mengutip Kompas.com, sebanyak 5 peluru dimuntahkan Bharada E dan mengenai tubuh Brigadir J.

Sementara, Brigadir J disebut menggunakan pistol jenis HS dengan magasin berisi 16 peluru.

Sebanyak 7 peluru dilepaskan Brigadir J, tetapi tak satupun mengenai Bharada E.

Beberapa pihak menilai bahwa senpi Bharada E tak seharusnya dipakai oleh anggota kepolisian golongan tamtama.

"Dalam peraturan dasar kepolisian, tamtama penjagaan hanya diperbolehkan membawa senjata api laras panjang ditambah sangkur," kata Peneliti dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) bidang kepolisian, Bambang Rukminto, Senin (18/7/2022).

Melansir Tribunnews.com, Bambang mengungkapkan, jika menurut pangkatnya, Bharada E seharusnya tidak diperbolehkan menggunakan Glock 17.

Pasalnya, pangkata Bharada adalah yang terendah dalam golongan Tamtama.

"Kalau kemudian penembak Bharada E ini menggunakan senjata Glock, ini melompat jauh karena Bharada E ini adalah level paling bawah di kepolisian," kata Bambang, Minggu (17/7/2022).

Baca Juga: WhatsApp Masih Aktif 5 Menit Setelah Pemiliknya Meregang Nyawa di Rumah Dinas Kadiv Propam Polri, Transkrip Chat Terakhir Brigadir J Terungkap, Sempat Beri Pesan Begini ke Keluarga

Ia menyebut, seorang prajurit berpangkat Tamtama hanya diperbolehkan membawa senjata laras panjang dan sangkur.

Senjata itu pun, kata Bambang, hanya digunakan ketika berjaga dalam tugasnya.

Lantas, Bambang turut mempertanyakan dari siapakah Bharada E mendapat Glock 17.

"Ini juga berkembang lagi Glock ini dari siapa dan fungsinya apa dalam diberikan kepada Bharada E ini," ujarnya.

Diketahui, hingga saat ini kepolisian belum menetapkan status hukum Bharada E terkait kasus penembakan yang menewaskan Brigadir J.

Pasalnya, Bharada E disebut-sebut mendapat ancaman dari Brigadir J hingga melakukan aksi bela diri.

"Statusnya belum, karena posisinya ya siapa pun yang mendapat ancaman seperti itu pasti akan melakukan pembelaan gitu," ucap Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Ahmad Ramadhan, Senin (11/7/2022).

Seperti diketahui, Bharada E menggunakan Glock 17 dengan magazine maksimal 17 peluru.

Saat pistol ditemukan di tempat kejadian perkara (TKP), peluru yang tersisa dalam magazine ada 12 buah.

Baca Juga: Kematian Brigadir J Bak Simpan Teka-teki, Mantan Guru SMA Tak Percaya Mendiang Lecehkan Istri Irjen Ferdy Sambon: Yosua Anak Andalan Saya

"Perlu kami jelaskan bahwa saudara RE menggunakan senjata Glock 17 dengan magazine maksimum 17 butir peluru."

"Kami menemukan di TKP bahwa barang bukti yang kami temukan tersisa dalam magazine tersebut 12 peluru."

"Artinya ada 5 peluru yang dimuntahkan atau di tembakan," tutur Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto, Selasa (12/7/2022).

Kronologi Kejadian

Brigadir J tewas setelah terlibat adu tembak dengan Bharada E pada Jumat (8/7/2022) sekitar pukul 17.00 WIB.

Penembakan terjadi ketika Bharada E menegur Brigadir J, tetapi korban tidak terima.

Brigadir J disebut sempat melecehkan istri Irjen Ferdy Sambo.

Karo Penmas Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Ahmad Ramadhan, mengungkapkan Brigadir J melecehkan istri Irjen Ferdy ketika berada di dalam kamar.

Ramadhan menyebut Brigadir J menodongkan senjata ke kepala istri Kadiv Propam Polri itu.

Baca Juga: Kematian Brigadir J Bak Simpan Teka-teki, Mantan Guru SMA Tak Percaya Mendiang Lecehkan Istri Irjen Ferdy Sambon: Yosua Anak Andalan Saya

"Itu benar melakukan pelecehan dan menodongkan senjata dengan pistol ke kepala istri Kadiv Propam itu benar," ujar Ramadhan, Senin (11/7/2022).

Ketika peristiwa itu terjadi, istri Irjen Ferdy sempat berteriak minta tolong hingga terdengar Bharada E yang berada di lantai atas.

Bharada E pun sempat menanyakan soal teriakan itu kepada Brigadir J dari lantai atas.

Namun, Brigadir J justru melepaskan tembakan pada Bharada E.

"Setelah dengar teriakan, itu Bharada E itu dari atas, masih di atas itu bertanya, 'Ada apa Bang?' Tapi, langsung disambut dengan tembakan yang dilakukan oleh Brigadir J," ungkap Ramadhan.

Atas tembakan itu, Bharada E pun membalas Brigadir J dengan tembakan.

Kejadian baku tembak antara kedua polisi itu kemudian menewaskan Brigadir J.

Ramadhan mengatakan, saat kejadian tersebut, Irjen Ferdy Sambo selaku pemilik rumah disebutkan sedang tidak berada di lokasi.

Namun, istrinya sempat menelepon Irjen Ferdy Sambo, lalu sang suami menelepon Polres Jakarta Selatan.

Baca Juga: Resmi Dibentuk Langsung oleh Kapolri, Ini 5 Sosok Jenderal yang Masuk dalam Tim Khusus untuk Usut Kasus Adu Tembak Brigadir J

(*)