Find Us On Social Media :

Ancam Perang dengan Pemerintahan Indonesia, Panglima KKB Papua Minta Jokowi Penuhi Permintaan Besar Ini: Kesejahteraan Tidak Bisa Diselesaikan dengan Undang-undang!

KKB Papua dan Jokowi

Gridhot.ID - Sepanjang tahun 2022 ini, KKB Papua sudah berkali-kali menebar teror di masyarakat.

Bahkan mereka tak segan membunuh siapa saja yang menghalangi agenda mereka.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, KKB Papua bahkan baru saja melakukan pembantaian di Nduga hingga membuat 11 warga tewas.

Seorang pendulang emas pun dipenggal kepalanya oleh KKB Papua Yahukimo.

Belum lagi beberapa kasus di awal tahun yang sudah membuat rakyat resah.

Dikutip Gridhot dari Tribun Palu, Panglima tertinggi KKB Papua, Damianus Magai Yogi kembali mengirim permintaan khusus kepada Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

Permintaan itu disampaikan Damianus Magai Yogi usai KKB Papua membantai warga sipil di Kabupaten Nduga.

Menurut Damianus Magai Yogi, KKB Papua kini menginginkan perundingan dengan pemerintah Indonesia.

Selain itu, KKB Papua menginginkan agar perundingan diawasi Perserikatan Bangsa Bangsa atau PBB, Melanesia Sport Group (MSG), Pasifik Island Forum (PIF) dan Afrika Carabia Pasifik (ACP).

Baca Juga: Tak Tahu Sule Sudah Beri Baby Adzam Tablet Harga Rp2 Juta, Nathalie Holscher Belikan Putranya HP Rp18 Juta: Buat Anak Apa Sih yang Enggak

"Kami sudah tegaskan berulangkali bahwa tetap menolak dialog Jakarta-Papua versi Indonesia dari LIPI maupun Komisi Nasional HAM. Kedua lembaga itu menawarkan dialog dengan kelompok bersenjata Papua Barat selama ini," kata Damianus Magai Yogi, dilansir dari thetpn-pbnews.com.

Menurut Damianus Magai Yogi, PNPB-OPM bersama Tentara Revolusi West Papua (TRWP) dan West Papua Army menginginkan perundingan damai, bukan dialog.

"Tapi perlu diawasi UN Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atau negara-negara anggota PBB yaitu Melanesia Sport Group (MSG), Pasifik Island Froum (PIF) dan Afrika Carabia Pasifik (ACP)," katanya.

Damianus Magai Yogi mengatakan, yang terjadi di Papua merupakan masalah politik sehingga harus diselesaikan secara politik.

"Tidak bisa masalah politik diselesaikan dengan pembangunan atau kesejahteraan diselesaikan dengan undang-undang, tidak bisa," tegasnya.

Dia menegaskan perundingan Pemerintah Indonesia dan rakyat Papua Barat adalah jalan keluar menuju pengakuan Negara Republik West Papua.

Apabila Indonesia tidak menanggapi, lanjut Damianus Magai Yogi, pihaknya akan mengirim pasukan mengancam beberapa daerah. Pihaknya tidak berhenti perang sampai Papua Barat merdeka.

Damianus Magai Yogi juga menyinggung presistiwa pembantaian 10 warga di Kampung Nogolait Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga, Sabtu 16 Juli 2022.

"Peristiwa 10 orang tewas itu sebagai akibat dari ulah pemerintah yang tidak mengedepankan dialog terkait penyelesaian konflik di Bumi Cendrawasih," ujarnya.

Baca Juga: Mic Berubah Jadi Pisau Dapur, Aksi Duta Sheila On 7 Saat Turun Tangan Membuat Pizza Bikin Penggemar Histeris hingga Dibuat Salfok dengan Ini, Tengok Pesona Sang Vokalis yang Tak Ada Matinya

Sebelumnya diberitakan, setelah terjadi pembantaian warga di Distrik Kenyam Kabupaten Nduga, Panglima Kodap III Ndugama Derakma TPNPB-OPM atau KKB Papua Egianus Kogoya mengaku bertanggung jawab.

Menurut Egianus Kogoya, peristiwa itu dipicu aksi seorang warga asli Papua merekam video saat anak buahnya mengibarkan bendera Bintang Kejora.

Dia mengatakan, KKB Papua mencurigainya perekam video sebagai mata-mata sehingga menembaknya.

Panglima Kodap III Ndugama KKB Papua Egianus Kogoya menyampaikan hal itu melalui keterangan tertulisnya, Senin 18 Juli 2022, dilansir dari https://fr.jubi.id.

Egianus Kogoya menjelaskan kronologi sebelum dan saat KKB Papua melakukan pembantaian terhadap warga.

Pada 16 Juli 2022, pasukan TPNPB-OPM Kodap III Ndugama Derakma memasuki Kenyam.

Pukul 08.30 WIT, KKB Papua mengibarkan bendera Bintang Kejora di Kampung Nanggolait, Distrik Kenyam, Kabupaten Nduga.

"Dari sebuah truk, seseorang diam-diam mengambil foto dan video. Kami mencurigainya sebagai mata-mata dan menembaknya di tempat,” kata Kegianus Kogoya.

Setelah menembak korban yang adalah warga Papua, lanjut Egianus Kogoya, KKB Papua menembaki lima orang yang menjaga kios di sepanjang jalan.

Baca Juga: 'Jadi Sebenarnya Bukan Alleia', Bak Ketahuan Bohong, Ariel NOAH Kelimpungan saat Momo Geisha Mendesaknya untuk Jujur soal Sosok yang Diajaknya Liburan

Dia menuduh penjaga kios juga memata-matai aktivitas KKB Papua dan menuduh salah satu dari mereka memiliki senjata.

Beberapa saat kemudian, sebuah truk melewati tempat kejadian. “Kami berhenti dan memeriksa truk. Ada empat orang, kepala tertunduk di dalam truk."

"Kami mencurigai empat orang itu dan kami menembak mereka. Dalam pandangan kami, mereka adalah mata-mata yang menyamar sebagai pekerja,” tambah Egianus Kogoya.

Rombongan Egianus Kogoya juga menembak mati sopir truk lain yang juga melintas serta satu korban lagi yang sedang melintas di jalan.

Egianus Kogoya mengkonfirmasi bahwa KKB Papua menembak mati 11 orang.

“Kami menembak mati 11 orang (non-Papua) dan seorang Papua karena dia mengambil foto dan video. Dari 12 orang tersebut, 10 orang meninggal dunia dan dua orang luka-luka,” rinci Egianus Kogoya.

Setelah pembantaian warga, Egianus Kogoya kembali menebar ancaman.

Dia mengatakan kelompoknya akan membunuh siapa pun yang dicurigai sebagai mata-mata.

“Siapapun mereka, sipil, karyawan, pekerja, apakah mereka orang asli Papua atau bukan, kami tidak akan kompromi," katanya.

"Kami akan tembak sampai mati sampai Papua merdeka,” tegas Egianus Kogoya.

(*)