Find Us On Social Media :

Detik-detik Pilot TNI AU Terbangkan Jet Tempur F-16 untuk Cegat Pesawat Militer C-5 Galaxy AS: Intercept dari Madiun Kenanya di Selat Makassar

Pesawat tempur F-16 yang diawaki Marsma TNI Wastum

GridHot.ID - TNI AU memiliki tugas untuk menjaga keamanan wilayah udara Indonesia.

TNI AU pun didukung beberapa pesawat tempur, salah satunya jenis F-16.

Diketahui dari Kompas.com, pesawat-pesawat F-16 yang dimiliki TNI AU saat ini adalah varian Block 15, Block 25, dan Block 40.

Semuanya adalah buatan 1980-an.

Dilansir dari Tribunnews.com, seorang perwira TNI AU bernama Wastum yang kini berpangkat Marsekal Pratama (Marsma) membagikan ceritanya kala menjadi penerbang F-16.

Wastum mengaku pernah melakukan intercept pesawat angkut militer Lockheed C-5 Galaxy Angkatan Udara Amerika Serikat (AS).

Wastum menceritakan, setelah pulang kantor saat itu, Komando Sektor II TNI AU di Makassar melaporkan adanya Lasa X atau penerbangan yang tidak memiliki izin masuk di wilayah udara Indonesia.

Setelah itu, sebagai penerbang pesawat tempur F-16 TNI AU, ia kemudian diperintahkan melakukan persiapan untuk melakukan intercept terhadap pesawat tersebut.

Saat itu, kata dia, dua pesawat tempur F-16 TNI AU kemudian mengejar pesawat tersebut.

Baca Juga: Hilang Kontak Jam Setengah 8 Malam hingga Akhirnya Jatuh di Blora, Lettu Pnb Allan Safitra Pilot Pesawat Tempur TNI AU Ternyata Putra Orang Penting di Sekitar Panglima TNI, Ini Sosoknya yang Sudah Kantongi Jam Terbang Tinggi

"Langsung intercept ke sana, speed optimum kita, poin 9,8 full, mau masuk mach number itu. Itu sampai ketinggian 36 ribu kaki. Kita intercept dari Madiun, kita kenanya di Selat Makassar itu. Kita komunikasi dengan dia," kata Wastum di kanal Youtube Jenderal Andika Perkasa pada Kamis (7/7/2022).

"Dan yang amazing saya, pilotnya cewek. Pesawat segitu besarnya, C-5 Galaxy kan gede banget pesawatnya, dan itu pilotnya cewek," lanjut Wastum.

Ia pun mengungkapkan pilot tersebut menyampaikan kepadanya alasan mengapa pesawat yang diterbangkannya sampai ke sana.

Menurut informasi dari pilot tersebut, mereka terbang dari Kadena Air Force Base Jepang menuju Diego Garcia di Samudera Hindia.

Seharunya, kata Wastum, mereka terbang lewat Laut China Selatan.

Namun demikian, karena di jalur yang seharusnya mereka lewati ada badai sehingga masuk melalui ALKI II.

Hal tersebut kemudian ia laporkan kepada komando atas.

Ia pun diperintahkan untuk membayang-bayangi pesawat tersebut agar tidak masuk ke main island atau crossing ke Pulau Jawa.

"Karena dia dari Selat Makassar itu kalau misalnya mau ke Diego Garcia paling enak lewat Jakarta itu langsung ke sana. Kan kita tidak boleh. Kita bayangi dia sampai ke atas, lewat Selat Malaka baru turun lagi dia. Itu jauh," ujar Wastum.

Baca Juga: Su-34M, Pesawat Tempur Angkatan Udara Rusia yang Dimodernisasi Jadi Super Canggih, Begini Kemampuannya

"Tapi memang rutenya harusnya lewat sana, karena dia harusnya lewat Laut China Selatan. Itu yang mendebarkan. Karena kan kita terkait dengan negara lain. Dan itu salah satu tugas kita," kata dia.

(*)