GridHot.ID - Kadiv Propam Polri (nonaktif) Irjen Ferdy Sambo menjadi sootan setelah terjadinya insiden penembakan terhadap Brigadir J di rumahnya yang berda di Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan pada 8 Juli 2022.
Dilansir dari TribunPontianak.co.id, Ferdy Sambo sebenarnya mempunya track record yang baik.
Untuk diketahui, Ferdy Sambo lahir di Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan, pada 9 Februari 1973.
Dia naik pangkat dari Brigjen menjadi Irjen saat ditunjuk menjadi Kadiv Propam Polri pada 16 November 2020.
Ketika itu, drinya menjadi jenderal bintang 2 termuda karena masih berusia 48 tahun.
Dilansir dari Fotokita.grid.id, Ferdy Sambopernah menangani beragam kasus besar. Salah satunya, kasus bom Sarinah Thamrin pada 2016.
Ferdy juga berhasil mengungkap kasus kopi sianida tahun 2016.
Kasus besar lainnya yang berhasil dia ungkap ialah kebakaran Gedung Kejaksaan Agung RI pada tahun 2020.
Ferdy Sambo diketahui menikah dengan wanita bernama Putri Candrawathiatau yang dikenal dengan Putri Ferdy Sambo.
Penikahan Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dikaruniai tiga orang anak.
Anak sulung berjenis kelamin perempuan, anak kedua berjenis kelamin perempuan, dan anak ketiga berjenis kelamin laki-laki.
Anak perempuan Ferdy Sambo tampaknya mewarisi kebiasaan ibunya, yang senang merias wajah dan membuat foto cantik di rumah.
Foto wajah anak perempuan Ferdy Sambo si jenderal bintang dua termuda Polri pernah terungkap di media sosial.
Tampaknya anak-anak perempuan Ferdy Sambo mewarisi kecantikan paripurna ibunya.
Rekaman CCTV di area rumah Irjen Ferdy Sambo sebelum insiden baku tembak
Melansir Kompas TV, peristiwa di sekitar area rumah Irjen Ferdy Sambo sebelum terjadi baku tembak hingga akhirnyaBrigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J dinyatakan tewas terekam dalam kamera pengawas CCTV.
Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan pihaknya telah diperlihatkan sebanyak 20 video rekaman CCTV oleh tim siber dan forensik Polri.
Dari puluhan video CCTV itu, terdapat 27 titik yang memperlihatkan perjalanan rombongan Brigadir J yang mengawal istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi dari Magelang, Jawa Tengah, hingga ke Kompleks Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
"Kami diperlihatkan video jumlahnya ada 20 video, itu dari Magelang sampai area Duren Tiga," kata Choirul Anam dalam konferensi persnya di Jakarta pada Rabu (27/7/2022).
Menurut Choirul Anam, sesampainya di Duren Tiga, Brigadir J terekam masih hidup. Selain Brigadir J, tampak pula istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi.
"Almarhum Yosua masih hidup," ucap Anam merujuk rekaman CCTV yang memperlihatkan perjalanan Brigadir J dari Magelang hingga rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Duren Tiga.
Tak hanya itu, CCTV di area Duren Tiga juga merekam ada Kadiv Propam Polri nonaktif Irjen Ferdy Sambo yang tampak masuk ke rumah dinasnya.
"Di area Duren Tiga, video CCTV memperlihatkan ada Irjen Sambo," ujar Anam.
Menurut Choirul Anam, setelah beberapa saat Irjen Ferdy Sambo memasuki rumah dinasnya, baru kemudian datanglah rombongan dari Magelang yakni istri Ferdy Sambo, Putri Candrawathi yang dikawal oleh Brigadir J.
"Irjen Sambo masuk duluan, lalu ada rombongan dari Magelang, di situ ada Bu Putri (istri Ferdy Sambo) dan almarhum Yosua, masih hidup," tutur Anam.
Setelah rombongan dari Magelang tiba, lanjut Anam, kemudian ada rombongan lain yang juga datang ke rumah dinas Irjen Ferdy Sambo. Namun, Anam tak menjelaskan siapa rombongan terakhir tersebut.
"Terus ada rombongan lain yang datang, dan semuanya dalam kondisi (masih) hidup, sehat," ucap Anam.
Selain perjalanan Magelang hingga Duren Tiga, kata Anam, pihaknya juga diperlihatkan CCTV dari Duren Tiga ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur.
"Kami melihat semuanya dari Magelang sampai Duren Tiga, termasuk RS Kramat Jati," ucap Anam.
Lebih lanjut, Anam menuturkan, 20 video rekaman video itu diperoleh dari CCTV yang ada di jalan tol maupun CCTV pribadi di area yang sesuai dengan proses penyelidikan kasus kematian Brigadir Yosua.
"Macem-macem yang punya, ada yang dari tol, ada yang pribadi, macem-macem," tutur Anam.
Ia menambahkan, adapun CCTV yang diperiksa Komnas HAM kali ini tidak termasuk CCTV yang diklaim rusak oleh Polri.
"Kalau CCTV yang rusak, itu tetap rusak," kata Anam.
Anam menegaskan seluruh video rekaman CCTV yang diperiksa oleh Komnas HAM merupakan video asli tanpa suntingan atau editing.
"Video itu dijelaskan secara scientific (ilmiah), enggak ada editing," kata Anam. (*)