Otak Brigadir J Disebut Ditemukan di Dada Hingga Kaki Kanan Tidak Lurus Lagi, Begini Prosedur Autopsi Mayat yang Biasa Dilakukan Dokter Forensik, Tulang-tulang Ini Perlu Dipotong untuk Hasil Maksimal

Senin, 01 Agustus 2022 | 13:13
Tribunnews/Jeprima

Kamaruddin Simanjuntak menunjukkan hasil autopsi jenazah Brigadir J.

Gridhot.ID - Kini sedang geger terkait hasil autopsi Brigadir J.

Dikutip Gridhot dari Tribunnews Maker, Kamaruddin Simanjuntak menemukan Brigadir J memiliki kondisi fisik yang janggal saat diautopsi.

Salah satunya adalah luka tembakan dan posisi otak yang dipindah ke dada.

Hal ini langsung mengundang tanya banyak orang terkait prosedur autopsi mayat.

Dikutip Gridhot dari HelloSehat, autopsi mayat memang ditujukan untuk menemukan penyebab kematian dalam beberapa kasus yang janggal.

Autopsi dilakukan secepat mungkin biasanya dua hingga tiga hari setelah kematian dan dilakuan oleh dokter ahli patologi atau dokter forensik.

Begini prosedur autopsi mayat yang dilakukan dokter forensik untuk membongkar penyebab kematian.

Dokter akan merekam kondisi eksternal tubuh mayat lalu setelah itu baru melakukan pembedahan internal.

Kondisi jantung, paru, ginjal, hati, hingga perut akan diperiksa untuk mengetahui jika ada kandungan racun di dalamnya.

Baca Juga: Berani Nikahi Anak Orang Nomor 1 di DKI Jakarta, Ali Saleh Alhuraiby Sempat Kaget Saat Putri Anies Baswedan Ungkap Identitasnya: Pas Tahu, Waduh....

Dokter juga akan melepas tulang rusuk depan agar organ leher hingga dada terlihat jelas hingga lebih mudah diambil untuk diperiksa.

Organ-organ diambil dari tubuh mayat tersebut untuk kemudian diperiksa secara teliti.

Dokter juga akan memeriksa otak dengan cara melaukan potongan di kepala.

Tengkorak akan digergaji setelah itu diangkat perlahan dan dokter akan mencari tahu penyebab kematian dari otak jika tidak ada keanehan di anggota tubuh lainnya.

Setelah selesai organ akan dikembalikan ke dalam tubuh atau jika keluarga berkenan akan disimpan untuk keperluan penelitian dan pembelajaran.

Jika prosesnya sudah selesai, tubuh yang sudah bersama organ-organ tadi dijahit kembali bagian yang terbuka untuk kemudian dikembalikan ke pihak keluarga untuk kemudian dikuburkan ataupun dikremasi.

Namun diketahui menurut penuturan Kamaruddin, otak Brigadir J sudah tidak dalam posisinya yang seharusnya ada di kepala.

Hal tersebut dijelaskan Kamarudin saat berbincang dengan dengan Refly Harun di kanal Youtube RH Chanel dikutip Tribunnews.com, Minggu (31/7/2022).

Menurutnya berdasarkan catatan dua orang perwakilan keluarga dan kuasa hukum yang ikut dalam proses autopsi ulang, Rabu (27/7/2022) mengatakan bila otak Brigadir J sudah tidak dalam posisinya.

Baca Juga: Nangis Sesenggukan Dituding Kena Star Syndrome Gara-gara Video Ngamuknya di Citayam Fasion Week Viral, Jeje Slebew Akhirnya Buka Suara: Jeje Juga Manusia Biasa

"(Saat) dibuka kepalanya, tidak ditemukan, tidak ada otaknya, yang ditemukan retak enam yang ada di dalam kepala itu," ujar Kamarudin dilansir dari RH Chanel.

Kemudian, lanjut Kamarudin, saat kepala belakang Brigadir J diraba ditemukan ada benjolan dan sedikit bekas lem.

"Lemnya dibuka ternyata ada lubang. Lubangnya disonde atau ditusuk pakai alat ke arah mata mentok. Tapi begitu saat disonde ke arah hidung ternyata tembus. Itulah mengapa ada jahitan yang sebelumnya di foto ketika berulang kali saya berikan kepada media itu bekas lubang peluru yang ditembak dari belakang kepala dengan posisi agak tegak lurus gitu," ungkap Kamarudin.

ISTIMEWA/TribunJambi.com Aryo Tondang
ISTIMEWA/TribunJambi.com Aryo Tondang

Brigadir J bersama Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo (kiri) dan foto pemakaman Brigadir J di Kabupaten Muaro Jambi, Jambi (kanan). Ada tiga hal yang terjadi pascapenembakan Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo sebelum kasus diungkap ke publik.

Temuan tersebut, kata dia, membantah pernyataaan kepolisian soal peristiwa tembak menembak Brigadir J dan Bharada E.

"Kalau tembak menembak dari atas, itu dari atas tembus ke belakang dan harusnya tidak datar, harusnya kan miring kalau dari atas," lanju Kamarudin.

Kamaruddin mengatakan temuan dari hasil autopsi ulang itu telah dicatat dalam bentuk akta notaris untuk mengamankan kebenaran fakta.

"Ini dokter yang menyatakan. Jadi dokter forensik bersama-sama dengan dokter yang mewakili kita, ya Jadi mereka menceritakan ini ditembak dari belakang," katanya.

Kemudian ada juga luka tembak di leher.

Ia menduga tembakan tersebut dilesatkan dari jarak dekat.

Baca Juga: Sempat Ngamuk-ngamuk Dikerubungi Fans, Jeje Kini Justru Kepergok Lari Sendirian, Netizen Langsung Sindir Sang Artis Citayam Fashion Week: Jangan Sombong dan Arogan

"Dari arah bawah itu, tulang rahang ini ada tembakan lurus ke bibir, makanya ada sobekan di bibir," ujarnya.

Selanjut luka tembakan ketiga berda di dada kiri Brigadir J.

"Pada dada kiri ada luka tembak masuk dan ada lubang," ucapnya.

Kemudian, saat dilakukan autopsi buka dada, ditemukan jaringan plastik.

"Kemudian ditemukan plastik, ketika diangkat ada jaringan otak. Jadi otak itu ada di dada. Apakah ini standarnya forensik, saya tidak paham. Otak yang harusnya di kepala ditaruh di dada," katanya.

Luka tembak selanjutnya ada pada tangan kiri.

Fotokita.grid.id
Fotokita.grid.id

Potret Almarhum Brigadir J.

"Pada lengan bawah kiri samping kanan dari pergelangan tangan terdapat luka terbuka berupa lubang dikelilingi lem, lecet berukuran 0,5 cm (tembak masuk), tembus sedalam 6 cm," ujarnya.

Kamarudin heran, luka tembak di tubuh Brigadir J hanya empat, tetapi luka lainnya lebih dari empat.

Seperti ada luka di bawah mata atau kantung mata, di atas alis, kemudian di bahu kanan.

Baca Juga: Dengar Selentingan Anaknya Tak Pernah Nafkahi Dewi Perssik Selama Menikah, Ayah Angga Wijaya Akui Mustahil: Kalau Tidak Diberi Mungkin Sebulan Selesai

Selain itu ada juga luka di jari kelingking dan jari manis.

"Kemudian pergelangan tangan patah," ujarnya.

Termasuk juga ada juga luka di lipatan kaki kiri dan pergelangan kaki kiri.

"Kemudian kaki kanan tidak lurus lagi, dulu waktu dilahirkan sempurna, waktu melamar polisi sempurna, tapi waktu meninggal tidak sempurna lagi. ini belum bisa dijelaskan. kaki kanan bengkok kalau kaki kiri lurus," ujarnya.

Sebelumnya, Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menjelaskan soal insiden baku tembak Bharada E dan Brigadir J di rumah Ferdy Sambo.

Menurutnya berdasarkan hasil olah tempat kejadian perkara dan pemeriksaan saksi dalam insiden baku tembak tersebut Bharada E menembak sebanyak 5 kali.

"Ada tujuh proyektil yang dikeluarkan dari Brigadir J dan lima proyektil yang dikeluarkan dari Bharada E," kata Brigjen Ahmad Ramadhan dalam konferensi pers di Mabes Polri, Jakarta, Senin (11/7/2022).

Ramadhan menjelaskan Brigadir J mendapatkan tujuh luka tembakan meski Bharada E hanya mengeluarkan lima peluru.

"Walaupun lima tembakan ada satu tembakan yang mengenai tangan kemudian tembus ke badan, jadi kalau dibilang ada tujuh lubang tapi lima tembakan itu ada satu tembakan yang mengenai dua bagian tubuh termasuk luka sayatan itu," jelasnya.

Baca Juga: Videonya Viral, Komika Oki Rengga yang Tertangkap Kamera Tarik Penonton ke Panggung dengan Emosi Beri Klarifikasi: Panitianya Udah Bilang Gini

Ramadhan mengungkapkan Bharada E tidak mendapat luka apapun akibat baku tembak tersebut.

Hal ini karena posisi Bharada E yang berada jauh lebih tinggi yakni sejauh 10 hingga 12 meter karena dia berada di lantai 2 rumah Irjen Ferdy Sambo saat baku tembak terjadi.

"Tidak ada (terkena tembakan), kan posisi dia lebih tinggi dan dia posisinya dalam keadaan yang terlindung," ucapnya.

(*)

Tag

Editor : Angriawan Cahyo Pawenang

Sumber hellosehat, Tribunnews Maker