Find Us On Social Media :

Pendiri OPM Minta Seluruh Pasukan KKB Papua Sadar Perjuangan Mereka Cuma Hasil Tipu Daya Belanda Belaka, 40 Tahun Membelot Sosok Inilah yang Buat Dirinya Balik ke Pangkuan Indonesia

Bocah-bocah yang menenteng senjata KKB Papua

Gridhot.ID - Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua tak henti-hentinya menebar teror.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, sepanjang tahun 2022 ini saja KKB Papua sudah membunuh warga, menyerang aparat, hingga menggeruduk desa sekitar.

Aksi-aksi keji mereka dilakukan dengan tameng pembebasan Papua Barat.

Padahal para pendiri KKB Papua atau OPM justru kini sudah sadar dan kembali ke pangkuan Indonesia.

Salah satunya adalah Nicholas Messet.

Dikutip Gridhot dari Tribun Palu, nama Nicholas Messet tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia, terutama bagi rakyat Papua.

Nicholas Messet dulunya adalah seorang pendiri Organisasi Papua Merdeka (OPM).

Namun kini Nicholas Messet telah kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi sejak 2007 silam.

Selama 40 tahun tokoh ini mencari arti dari kata kemerdekaan bagi Papua.

Baca Juga: China Tak Muncul di Ajang Super Garuda Shield 2022 yang Diselenggarakan Indonesia, Panglima TNI Jendral Andika Perkasa: Kalau Nggak Ada Ya Kita Gak Bisa Maksa, Kan Bayar Sendiri-sendiri

Ia lama malang melintang di negeri Paman Sam.

Dalam sebuah video yang diunggah akun facebook Yudi Prasetyo Djojokusumo, medio 2020, secara gamblang Nicholas Messet mengisahkan perjalanan hidupnya.

Awalnya, ia terhentak saat Nicolaas Jouwe, pemimpin Papua yang terpilih sebagai wakil presiden dari Dewan Nugini yang mengatur koloni Belanda, Nugini Belanda bercerita tentang pertemuannya dengan Presiden Amerika Serikat (AS) John F Kennedy.

Dalam pertemuan itu, Kennedy menyadarkan Nicolaas Jouwe bahwa dirinya telah dicurangi Belanda.

“Pada 24 Agustus 1828, Papua adalah bagian dari Hindia-Belanda. Itu artinya anda (Papua) adalah bagian dari Indonesia,” kata Kennedy kepada Nicolaas Jouwe, sebagaimana diceritakan Nicholas Messet dalam video tersebut.

Berdasarkan cerita Jouwe tersebut, Nicholas Messet kemudian memutuskan untuk pulang kembali ke Indonesia.

Sebelum mengambil keputusan itu, Nicholas Messet mengaku telah berkeliling dunia selama 40 tahun untuk mencari arti kemerdekaan.

Khususnya untuk menjawab pertanyaan, apakah benar bangsa Papua itu merdeka?

“Setelah mendapat jawaban dari bapak almarhum Nicolaas Jouwe di Belanda, maka saya berpikir bahwa saya harus kembali ke Republik Indonesia. Dan saya kembali tahun 2007,” terangnya.

Baca Juga: 'Tadinya untuk Pegangan', Bak Tak Punya Malu, Angga Wijaya Sengaja Naikkan Tarif Job Dewi Perssik, Akui Tilep Lebihan Honor Mantan Istri Karena Hal Ini

Nicholas Messet mengaku menjadi salah satu orang yang ikut mengibarkan bendera bintang kejora Papua pada tanggal 1 Desember 1961.

Kala itu dia masih berusia 15 tahun, 59 tahun lalu, dan tidak banyak orang yang hadir dalam acara tersebut.

Terlepas dari itu, dia kini tegas mengakui bahwa Papua sudah merdeka di bawah Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

“Mengapa saya katakan demikian? Karena pada tanggal 24 Agustus 1828 pemerintah Belanda atau pemerintah Kolonial Belanda waktu itu resmi menyatakan bahwa tanah Papua adalah bagian dari Hindia-Belanda,” tegasnya.

“Sementara Hindia-Belanda itu dijajah oleh pemerintah Belanda. Untuk itu, kita sudah merdeka tanggal 17 Agustus 1945. Kita adalah bagian dari Republik Indonesia,” tekannya.

Atas alasan itu, dia mengajak para simpatisan OPM untuk bangun dari tidur dan sadar bahwa cita-cita pembentukan negara Papua adalah tipu daya Belanda.

“Jadi untuk saya, bendera itu kenangan lama. Kenang-kenangan yang Belanda menipukan kita bahwa kita akan menjadi satu negara sendiri di luar dari Republik Indonesia,” tandasnya.

(*)