Gridhot.ID - Panglima KKB Papua Goliath Tabuni diketahui jadi salah satu pemimpin yang paling brutal.
Dikutip Gridhot dari Surya, Panglima KKB Papua tersebut bahkan mewariskan kekejamannya ke Lekagak Telenggen.
Goliath Tabuni sudah bergabung sejak 2004 dan menjadi pimpinan di tahun 2012.
Meski usianya sudah lebih dari 70 tahun, Goliath Tabuni disebut lebih kejam dari para pemimpin lainnya.
Diketahui, beberapa bulan lalu sempat menggegerkan banyak orang setelah melakukan teror di Puncak Jaya, Papua.
Teror kejam Goliath Tabuni dengan membantai delapan pekerja tower Palapa Timur Telematika pada Maret 2022 lalu.
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, Panglima KKB Papua tersebut diketahui membantai delapan pekerja tower Palapa Timur Telematika pada Maret 2022 lalu.
Hanya ada satu orang yang lolos dari serangan tersebut.
Kelompok OPM itu menyerang ketika para pekerja sedang memperbaiki Tower Base Transceiver Station 3 Telkomsel di Kabupaten Puncak Jaya.
"Goliat Tabuni menyatakan bertanggung jawab atas insiden itu. Para pihak yang ditembak merupakan kaki tangan anggota TNI di Beoga," kata Juru Bicara OPM, Sebby Sambom.
Dia menyebutkan, orang yang ditembak bukan warga sipil biasa.
Para korban adalah kaki tangan TNI Polri. Bahkan semua korban itu adalah TNI yang menyamar sebagai warga sipil.
"Tidak ada alasan yang membenarkan bahwa itu warga sipil. Mereka adalah TNI.
Dan, warga sipil sudah tinggalkan wilayah perang di Papua," kata Sebby Sambom.
Bak tak puas dengan pembantaian tersebut, Goliath Tabuni kini kembali lagi.
Dikutip Gridhot dari Pos Kupang, Organisasi separatis Kelompok Kriminal Bersenjata
atau KKB Papua itu mengancam tembak mati para pekerja jaringan telekomunikasi.
Ancaman datang langsung dari Panglima Perang TPNPB-OPM Goliat Tabuni.
Demikian siaran pers Panglima TPNPB-OPM yang diunggah akun Rimbah Hutan 61.
Dari Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM, Goliat Tabuni dan Komandan Operasi Lekagak Telenggen mengeluarkan perintah
operasi (PO) tembak semua orang Indonesia yang pasang jaringan telekomunikasi di seluruh tanah Papua.
Perintah operasi ditujukan kepada 34 Kodap dibawa Komando Nasional TPNPB-OPM.
Adapun isi perintah operasi, yaitu tembak orang asli Papua atau pendatang atau imigran yang memasang jaringan telekomunikasi.
Dia menjelaskan bahwa Papua Intelijen Service (PIS) TPNPB-OPM mendapat informasi bahwa pemerintah Indonesia
membangun jaringan telekomunikasi di seluruh pelosok Papua, termasuk di semua fasilitas publik, di antaranya sekolah-sekolah.
Menurut Goliat Tabuni, program tersebut untuk mendukung operasi TNI Polri di tanah Papua karena selama ini gagal.
"Jadi, kami perintahkan tembak mati dan bakar semua fasilitas telekomunikasi," tegas Goliat Tabuni.
Pada bagian akhir, disampaikan bahwa pihak TPNPB-OPM bertanggungjawab terhadap siaran pers tersebut.
Siaran pers disebarkan oleh Juru Bicara TPNPB-OPM Sebby Sambom.
(*)