Find Us On Social Media :

Siap-siap Hadapi Kemungkinan Invasi China, Taiwan Gerak Cepat Sediakan Tempat Perlindungan Bawah Tanah untuk Warganya: Tersebar di Sekitar 4.600 Titik

Ilustrasi - stasiun bawah tanah di ibu kota Taiwan, Taipei

GridHot.ID - Latihan militer baru-baru ini oleh China sebagai tanggapan atas kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan telah menimbulkan desas-desus tentang invasi.

Sementara China belum mengambil langkah solid sampai sekarang, Taiwan telah menyiapkan sejumlah pusat perlindungan bagi warganya.

Dilansir dari Wionews.com, Taiwan telah menyiapkan pusat perlindungan bawah tanah untuk warganya di tempat-tempat seperti stasiun kereta bawah tanah dan pusat perbelanjaan bawah tanah.

Pusat perlindungan bawah tanah itu disiapkan untuk melindungi warga Taiwan dari kemungkinan serangan rudal China.

Menurut data yang diberikan oleh pihak berwenang, ibu kota Taipei saat ini memiliki sekitar 4.600 tempat perlindungan yang mampu menampung sekitar 12 juta jiwa.

"Memiliki tempat berlindung sangat diperlukan. Kami tidak tahu kapan perang akan datang dan mereka akan membuat kami tetap aman," kata warga Taipei, Harmony Wu kepada Reuters di tempat dekat stasiun kereta bawah tanah Taipei.

Lokasi semua tempat perlindungan dapat dilihat di situs resmi pemerintah Taipei.

Pemerintah Taipei juga telah meluncurkan aplikasi baru untuk membantu orang-orang di saat krisis.

Pihak berwenang diharuskan oleh hukum untuk menjaga tempat perlindungan tetap bersih dan terbuka, tetapi mereka tidak harus diisi dengan persediaan seperti makanan dan air, dikutip dari Reuters.

Baca Juga: Kapal Perang China Hadap-hadapan dengan Kapal Perang Taiwan, Latihan Militer Tiongkok Tampaknya Masih Berlanjut: Agar Tugas Bersejarah Dapat Terealisasi

Dilansir dari Kompas.com, pejabat di ibu kota Taipei sudah melakukan berbagai cara untuk memastikan warga mengetahui lokasi tempat perlindungan yang paling dekat dengan tempat tinggal mereka untuk mengantisipasi serangan udara. 

Tempat masuk shelter tersebut ditandai dengan label berwarna kuning, sebesar kertas A4, dengan informasi jumlah orang yang bisa ditampung di sana.

Database mengenai tempat perlindungan tersebut tersedia di aplikasi media sosial dan juga dalam bentuk poster.

Direktur Adminstrasi Gedung Perkantoran Abercrombie mengatakan, apa yang terjadi di Eropa sudah membuat warga Taiwan lebih bersiap menghadapi segala kemungkinan.

"Lihatlah perang di Ukraina. Tidak ada jaminan bahwa warga yang tidak bersalah tidak akan menjadi korban serangan," katanya.

"Seluruh warga negara harus memiliki kewaspadaan mengenai adanya krisis. Kita memerlukan tempat perlindungan bila ada serangan dari pihak komunis China," sambungnya.

Warga Taipei, Harmony Wu (18 tahun) merasa terkejut mengetahui bahwa lantai bawah pusat perbelanjaan di mana dia dan teman-temannya sering berdansa akan menjadi tempat perlindungan bila ada perang.

Tetapi dia mengatakan bisa mengerti apa yang terjadi.

"Memiliki tempat perlindungan memang diperlukan. Kami tidak tahu kapan perang akan terjadi dan tempat perlindungan ini bisa menyelamatkan kami," kata Wu.

Baca Juga: 100 Jet Tempur Terlibat, Taiwan Kutuk Tetangga Jahatnya Usai 4 Rudal Berhasil Ditembakan China ke Perairan Sekitarnya, Presiden Tsai Ing-wen: Kami Tak Akan Terprovokasi

"Perang itu brutal. Kami tidak pernah mengalami hal tersebut sebelumnya jadi kami tidak pernah siap," lanjut Wu.

Kekhawatiran dengan ketersediaan kebutuhan pokok

Bulan lalu, Taiwan mengadakan latihan menghadapi serangan udara menyeluruh untuk pertama kalinya setelah pandemi Covid-19 menyebabkan latihan sebelumnya terganggu.

Warga mendapat pemberitahuan bahwa bila ada serangan rudal, mereka harus mendatangi tempat perlindungan seperti tempat parkir di bawah tanah.

Mereka diinstruksikan untuk menutup mata dan telinga dengan kedua tangan mereka, dan tetap membiarkan mulut terbuka untuk meminimalkan dampak dari ledakan.

Beberapa pegiat pertahanan sipil mengatakan masih ada beberapa hal yang harus dilakukan.

Menurut UU yang ada, pihak berwenang harus membuat tempat perlindungan itu bersih dan terbuka namun tidak harus diisi dengan persediaan seperti makanan dan minuman.

Bulan Juni, para peneliti yang bekerja di parlemen mendesak agar tempat perlindungan itu menyediakan juga pasokan kebutuhan pokok.

Namun anggota parlemen dari Partai Progresif Demokratik Wu Enoch mengatakan, warga sendiri yang harus membawa bahan-bahan untuk bertahan hidup ketika mereka mendatangi tempat perlindungan.

Baca Juga: China Marah Nancy Pelosi Datang, Ilmuwan Taiwan yang Biasa Produksi 500 Rudal Tiap Tahun Ditemukan Tewas Mengenaskan

"Yang penting adalah apa yang Anda bawa ke sana untuk bertahan lama di dalamnya," katanya.

Banyak warga Taiwan tampaknya pasrah dengan kemungkinan adanya serangan China.

"Saya tidak stress sama sekali. Saya melakukan kegiatan sehari-hari seperti biasa. Yang akan terjadi, biarlah terjadi," kata Teresa Chang yang tinggal di Taipei. (*)