Bikin Seisi Dunia Tahan Nafas, Mantan Jendral Inggris Bongkar Kapan Vladimir Putin Gunakan Senjata Mematikan Ini untuk Serang Ukraina: Pertama Selama 77 Tahun

Kamis, 11 Agustus 2022 | 07:00
IntisariOnline

Vladimir Putin akan gunakan senjata nuklirnya untuk menyerang Ukraina

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID -Sejak perang Rusia dan Ukraina dimulai pada 24 Februari 2022 lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin sudah berkali-kali mengancam akan menggunakan senjata nuklir.

Namun ketika perang Rusia dan Ukraina sudah berlangsung lebih dari 7 bulan lamanya, belum ada tanda-tanda senjata nuklir akan digunakan.

Meski begitu, negara lain tidak boleh puas dulu.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan IntisariOnline, 10 Agustus 2022, ada kemungkinan apabila Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan serangan nuklir terhadap Ukraina.

Kapan dan mengapa?

Prediksi itu muncul saat perang di Ukraina memasuki hari ke-167.

Meski begitu sangat sedikit kemajuan yang dibuat oleh pasukan Rusia selama 30 hari terakhir.

Melihat hal ini pun, ada laporan yang menunjukkan bahwa orang-orang Putin mati-matian menggunakan pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia.

Tujuannya sebagai perisai.

Baca Juga: Terungkap Kondisi Putri Candrawathi yang Sesungguhnya Setelah Ngaku Trauma Jadi Korban Pelecehean Seksual, Kuasa Hukum Sampaikan Ini

Inilah yang memicu kekhawatiran akan bencana nuklir jika situs tersebut rusak dalam konflik.

Perlu Anda tahu, pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia dibangun pada era Uni Soviet dan merupakan reaktor nuklir terbesar di Eropa.

Keenam reaktor air bertekanannya (setidaknya dua di antaranya saat ini beroperasi) penting bagi Kyiv.

Ini karena dapat menghasilkan listrik hingga 4 juta rumah.

Dengan kegagalan Putin dalam ambisinya untuk dengan cepat menguasai bagian-bagian penting Ukraina, seorang mantan jenderal Angkatan Darat Inggris mengatakan dia bisa beralih ke senjata yang lebih kuat untuk mengakhiri perang.

Gagasan itu dikemukakan oleh Sir Richard Barrons, mantan Komando Pasukan Gabungan dari April 2013 hingga pensiun pada April 2016.

Mantan Komando Pasukan Gabungan itu mengatakan gagasan Putin akan menggunakan senjata nuklir "mungkin" jika Moskow merasa perang dimenangkan oleh Ukraina.

"Ini akan menjadi penggunaan pertama senjata nuklir selama 77 tahun," ucap Sir Richard Barrons.

"Tapi itu jelas melanggar peraturan di dunia."

Oleh karenanya, semua kembali tergantung apa kata orang nomor satu di Rusia itu.

Baca Juga: Tak Heran Langsung Dijadikan Tersangka, Timsus Bentukan Kapolri Ternyata Temukan Bukti Kesalahan Fatal Ferdy Sambo di Kasus Pembunuhan Brigadir J

"Jika Putin merasa pasukannya kalah, maka kemungkinan dia akan tergoda untuk menggunakan senjata nuklir taktis untuk mengubah fakta di medan perang."

Sebab dulu juga senjata nuklir digunakan untuk mengakhir perang.

Contohnya dua bom atom yang dijatuhkan Amerika Serikat (AS) di Jepang.

Saat ini, Rusia dikenal sebagai negara dengan jumlah senjata nuklir terbanyak di dunia.

Salah satunya adalah rudal SARMAT yang juga dikenal sebagai SATAN II.

Senjata ini telah disebut-sebut sebagai senjata potensial untuk digunakan melawan London atau New York, dan bisa mengubah kota-kota menjadi gurun.

Ini karena rudal hipersonik yang mampu membawa hingga 14 hulu ledak terus disebut-sebut.

Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 2 Agustus 2022, sementara itu disisi lainPresiden Rusia Vladimir Putin juga mengomentari prospek perang nuklir setelah Presiden AS AS Joe Biden meminta Moskwa merundingkan kesepakatan pengendalian senjata nuklir baru untuk menggantikan traktat New Start.

New Strat adalah perjanjian pelucutan senjata nuklir antara AS dan Rusia yang memiliki nama resmi Measures for the Further Reduction and Limitation of Strategic Offensive Arms.

Baca Juga: Kliennya Bikin Banyak Orang Kesusahan Usai Kematian Brigadir J, Pengacara Irjen Ferdy Sambo Akui Satu Hal Usai Suami Putri Chandrawathi Jadi Tersangka: Kami Ingin Secara Tulus

Putin membuat pernyataan pada Senin (1/8/2022), dalam suratnya kepada peserta konferensi Peninjauan Perjanjian Non-Proliferasi Senjata Nuklir (NPT) ke-10.

"Rusia secara konsisten mengikuti surat dan semangat Perjanjian. Kewajiban kami di bawah perjanjian bilateral dengan AS tentang pengurangan dan pembatasan senjata (nuklir) yang relevan juga telah ditegakkan sepenuhnya," kata Putin, dikutip dri Russia Today (RT).

Dia menambahkan bahwa Moskwa percaya bahwa tidak ada pemenang dalam perang nuklir dan itu tidak boleh terjadi.

Putin mengatakan Rusia percaya semua negara yang mengikuti aturan NPT harus memiliki akses ke penggunaan energi nuklir secara damai, tanpa syarat apa pun.

"Kami siap untuk berbagi pengalaman kami di bidang energi atom dengan mitra kami," ungkap dia.

Sehari sebelumnya atau pada Minggu (31/7/2022), Joe Biden menyerukan Rusia untuk terlibat dengan konferesni guna menghasilkan perjanjian kontrol senjata baru penggani perjanjian New Start yang akan berakhir pada 2026.

Pada saat yang sama kali, Biden dilaporkan menuduh Rusia telah menghancurkan perdamaian di Eropa dengan operasi militer yang sedang berlangsung di Ukraina.

"Negosiasi membutuhkan mitra yang bersedia beroperasi dengan itikad baik," kata Biden.

(*)

Tag

Editor : Dewi Lusmawati

Sumber intisarionline