Find Us On Social Media :

Senjata Ampuh Jokowi Tendang Ancaman Krisis Pangan, Tanaman Sorgum Bakal Jadi Primadona di Masa Mendatang, Lebih Baik dari Gandum?

Pohon Sorgum - Bukan hanya diambil bulirnya, batang sorgum bisa dimanfaatkan menjadi gula sorgum, atau difermentasi menjadi kecap.

Gridhot.ID - Presiden Jokowi sudah merasakan adanya ancaman krisis pangan yang akan terjadi di masa depan.

Dikutip Gridhot dari Kompas TV, Presiden Jokowi langsung mengungkapkan alternatif bahan pangan selain beras dan jagung untuk menghadapi krisis tersebut.

Jokowi memperkenalkan sorgum yang nantinya akan menjadi primadona di masa mendatang.

"Kita ingin banyak alternatif, banyak pilihan yang bisa kita kerjakan di negara kita, diversifikasi pangan, alternaitf bahan pangan tidak hanya tergantung pada beras, karena kita memiliki jagung, memiliki sagu, dan juga sebetulnya tanaman lama kita, yang ketiga adalah sorgum," kata Jokowi.

"Hasil panen sorgum di Sumba Timur mencapai 5 ton per hektare. Petani sendiri dapat menghasilkan pendapatan sekitar Rp50 juta per hektare dalam satu tahun atau Rp4 juta lebih per bulan.

Kepala Negara juga mengatakan, hasil produktivitas tanaman sorgum yang tidak hanya memberikan pendapatan besar untuk petani, tetapi juga menyerap banyak tenaga kerja.

"Kita melihat sendiri hasilnya sangat baik, secara keekonomian juga masuk, bisa merekrut banyak sekali SDM tenaga kerja kita, ini sangat bagus," tegasnya.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, bisa dikatakan, sorgum adalah tanaman yang sejauh ini paling layak untuk menggantikan gandum yang hingga kini belum bisa dibudidayakan secara massal di Indonesia.

Sebaliknya, sorgum adalah bijian-bijian yang bisa dengan mudah tumbuh di negara tropis.

Baca Juga: Kondisinya Masih Trauma dan Belum Stabil, Istri Ferdy Sambo yang Terbukti Buat Laporan Palsu Bisa Saja Dipidanakan, Ancaman Hukumannya Tak Main-main

Pada tahap awal, Kementerian Pertanian mulai mengembangkan 15 ribu hektare tanaman sorgum.

Pada 2023, pengembangan tanaman sorgum akan terus diperluas dari 40 ribu hektare menjadi 50 ribu hektare.