Find Us On Social Media :

Ilmuwan Lari Terkencing-kencing, Nyawa Warga Suku Pedalaman di Asia Tenggara Ini Selalu Terancam Ular Raksasa, Lengah Sedikit Langsung Dicaplok dan Ditelan Hidup-hidup

(Ilustrasi) Detik-detik seekor ular raksasa menelan buaya

“Tiga atau empat kali, ular piton datang ke kamp dan membunuh ayam. Suatu kali, seorang pria melihat seekor ular melilit anjingnya, dan dia membunuhnya dengan parang."

"Istri saya membunuh satu ular sanca dan saya membunuh satu,” kata Headland.

Yang terbesar yang pernah dilihatnya adalah monster setinggi 6,9 meter, ditembak oleh tetangganya.

Itu adalah piton terbesar ketiga yang pernah tercatat.

Piton adalah ular terpanjang di dunia.

Betinanya biasanya memiliki berat 75 kilogram dan tumbuh lebih panjang dari 7 meter.

Agta, sebaliknya, adalah orang kecil.

Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN LPP Agro Nusantara untuk Lulusan S1, Berikut Syarat dan Cara Daftarnya

Tinggi orang dewasanya mencapai sekitar 1,4 meter dan berat sekitar 44 kilogram.

Pada tahun 1976, Headland mulai secara resmi mewawancarai Agta tentang pertemuan mereka dengan ular sanca.

Seluruh populasi hanya mencakup 600 individu, dan Headland berhasil berbicara dengan 120 dari mereka.

Surveinya, “mencakup sekitar tujuh dekade kenangan” menunjukkan bahwa 26 persen pria Agta telah diserang ular sanca, dibandingkan dengan hanya 2 persen wanita.

Lagipula, pria menghabiskan lebih banyak waktu di hutan.

Sebagian besar, Agta menangkis ular dengan parang atau senapan.

Hanya enam orang yang benar-benar terbunuh dalam rentang waktu 39 tahun, termasuk seorang pria yang ditemukan di dalam perut ular, dan dua anak yang dimakan oleh ular piton yang sama.

Tapi Agta bukan hanya korban. Mereka adalah pembunuh piton yang mahir.

Setiap pria setidaknya pernah membunuh satu piton sekali dalam hidup mereka.

(*)