Gridhot.ID - Pemerintah Indonesia memang sedang berusaha membangun dan memberikan fasilitas publik untuk wilayah-wilayah di Papua.
Namun sayangnya para anggota KKB Papua masih terus melakukan teror di tengah pembangunan tersebut.
Bahkan dikutip Gridhot dari Tribunnews, KKB Papua bahkan tak segan membunuh para pekerja tower dengan alasan tak mau ada pembangunan jalur komunikasi di wilayahnya.
Beberapa teror yang mengorbankan nyawa terus terjadi di sepanjang tahun 2022 ini.
Bahkan kini yang terbaru, salah satu Panglima KKB Papua kembali melempar ancaman.
Dikutip Gridhot dari Surya, KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya viral lagi, mereka kini sesumbar beri ancaman kepada Bupati Nduga, Namia Gwijangge.
Tak hanya itu, KKB Papua juga berani mengancam Danrem jebolan Kopassus, Brigjen TNI J.O Sembiring.
Ancaman KKB Papua tersebut disampaikan oleh Panglima TPNPB Kodap III Derakma Ndugama Egianus Kogoya dan Komandan Operasi Pemne Kogoya, kemudian diteruskan oleh Manajemen Markas Pusat TPNPB-OPM
Seperti dilansir dari Pos-Kupang.com dalam artikel 'KKB Papua Egianus Kogoya Ancam Danrem dan Bupati Nduga, Masuk Alguru Pulang Tanpa Nyawa'.
Manajemen Markas Pusat TPNPB-OPM menjelaskan, pihaknya telah menerima laporan dari Kodap III Derakma Ndugama pada tanggal 13 Agustus 2022.
Adapun isi laporannya bahwa Danrem 172/PWY dan Penjabat Bupati Nduga hendak menyeberangi sungai Kenyam masuk kampung Alguru untuk melaksanakan program pembangunan.
Alguru dijadikan kampung pemerintahan dan membujuk TPNPB-OPM.
Pernyataan Penjabat Bupati Nduga dan dan Danrem 172/PWY pada Kamis 11 Agustus 2022.
"Mendengar hal ini kami pimpinan militer TPNPB merasa lucu dan aneh karena selama 5 tahun perang TPNBP tidak pernah ketemu orang seperti mereka berdua," demikian pernyataan Egianus Kogoya.
"Kemungkinan bapak Penjabat Bupati dan Danrem dalam kelainan otak atau mereka tidak waras, oleh karena itu pihak keluarga segera bawa mereka periksa di rumah sakit jiwa.
Sebenarnya mereka berbicara pakai logika normal atau dalam keadaan kesurupan."
TPNPB-OPM Kodap III Derakma Ndugama menegaskan bahwa Alguru adalah markasnya.
"Sampai saat ini kami ada di sini dan selalu bersama arwah pahlawan leluhur tulang putih yang mendahului kami demi revolusi, yaitu Daniel Kogeya dan beberapa pasukannya di markas Alguru," tandas Egianus Kogoya.
"Namun bapak Penjabat Bupati dan Danrem 172/PWY mau buka Kampung Alguru sebagai kampung imigran dengan paksa, adalah mencari masalah baru."
Kodap III Derakma Ndugama menduga Penjabat Bupati nduga dan Danrem 172/PWY sengaja buat program di kampung Alguru yang merupakan daerah Merah supaya pemerintah pusat menambah alokasi dana dalam jumlah besar.
"Barang siapa yang merancang dan ingin merebut markas Kodap III, sebelum menuju ke Markas Alguru ingat dua kali lipat terlebih dahulu.
Dan juga sebelum anda dan anak buahmu akan balik dari Alguru dalam keadaan kaku tanpa nyawa," ancam Egianus Kogoya.
Menurut TPNPB-OPM Kodap III Derakma Ndugama, kampung Alguru bukan baru dibuat. Jika mau mengambil Kampung Alguru atas nama negara dari keluhur kami Keli Kwalik, Daniel Yudas Kogeya, Elmis Silas Kogeya dan Daud Yiginap Lokbere sudah wariskan bahwa dari Momugu sampai pintu masuk Danau Habema wilayah sebelah tidak boleh dikorek atas nama NKRI. Kalau Kali Kenyam sebelah silahkan pemerintah membangun.
"Bapak Bupati mau masuk dan merebut markas kami, silahkan masuk karena Anda membuka isolasi pembangunan di wilayah ini, tidak akan mempengaruhi perjuangan TPNPB-OPM yang sudah diketahui dunia. Apabila orang-orang kami suku Nduga yang mengurus pembangunan tetap musuh utama, dan kami akan sapu bersih dari tanah Ndugama."
"Silahkan bawa masuk ke markas Alguru, kami sedang menunggu kedatangan anda dan kami siap menerima anda kapan saja," ujar Egianus Kogoya.
(*)