Tujuannya untuk mencari penyebab persoalan harga telur ayam yang masih tinggi.
Salah satunya adanya program penyaluran bantuan sosial (bansos) oleh Kementerian Sosial (Kemensos) yang dirapel untuk jatah tiga bulan.
Di dalam paket bansos yang disalurkan terdapat telur ayam.
"Ini rapel 3 bulan, uangnya agak banyak, jadi permintaan (telur ayam) tinggi dalam lima hari, pasar kurang. Biasa pasar kaget. Biasa kalau supply kurang dikit, harga naik," jelas Zulkifli.
"Jadi daerah-daerah agak shock dikit. Tetapi dua minggu lagi juga harga normal. Kita akan tambah untuk ayam petelur," tuturnya.
Diberitakan, sebelumnya, harga telur ayam naik hingga mencapai Rp 32.000 per kilogram.
Kenaikan harga telur ini mendapat respons dari Ikatan Pedagang Pasar indonesia (Ikappi) dengan mendesak Kementerian Perdagangan turun tangan.
"Ikappi meminta kepada Kementrian Perdagangan untuk melakukan upaya-upaya lanjutan tidak hanya ber-statement yang justru akan membuat kegaduhan," ujar Ketua Umum DPP Ikappi Abdullah Mansuri dilansir dari Kontan, Rabu (24/8/2022).
Upaya-upaya yang diharapkan adalah mengumpulkan peternak-peternak besar atau petelur-petelur besar dalam rangka mencari solusi dan langkah apa yang harus dilakukan ke depan untuk menurunkan harga telur.
Dia pun menyayangkan statemen Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan beberapa waktu lalu yang mendorong agar tidak meributkan harga telur naik.
Sebaliknya, justru seharusnya menteri perdagangan mendorong agar harga telur bisa turun.