GridHot.ID - Foto asli jenazah Brigadir J seusai ditembak Bharada E dan Ferdy Sambo diungkap ke publik.
Foto tersebut diperlihatkan oleh Komnas HAM.
Mengutip Kompas TV, Komnas HAM menyerahkan rekomendasi terkait kasus pembunuhan berencana Brigadir J ke Bareskrim Polri.
Ada tiga poin substansi terkait temuan Komnas HAM dalam kasus ini.
Dalam laporan pemantauan dan penyelidikan, Komnas HAM mendapat lebih dari 300 potongan video dan foto dari tim khusus Polri.
Termasuk bagian video yang tidak tersebar di publik dimana Ferdy Sambo bertanya pada ajudannya soal kejadian di Magelang.
Selain potongan gambar sebelum kejadian, Komnas HAM juga menunjukkan foto yang didapat pasca-penembakan Brigadir Yosua Hutabarat.
Dalam foto ditunjukan jenazah Brigadir J dan bekas rekoset atau pantulan peluru.
Foto-foto ini dianalisis Komnas HAM untuk menyelidiki dugaan pelanggaran HAM.
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik mengatakan, dari foto-foto tersebut semakin memperjelas bahwa tidak ada tembak-menembak antara Bharada E dengan Yosua.
Dilansir dari tribunnewsmaker.com, Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, mengungkap foto asli jasad Brigadir J sesaat setelah penembakan.
Sebelumnya, foto kondisi tubuh Brigadir J setelah ditembak itu tidak pernah diungkap ke publik.
Menurut Choirul Anam, foto Brigadir J itu diambil kurang dari satu jam setelah penembakan.
Dalam foto tersebut, tampak Brigadir J tewas terkapar bersimbah darah dalam posisi tertelungkup di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, sesaat setelah ditembak.
"Gambar ini diambil kurang dari sejam setelah Brigadir J tewas ditembak," katanya.
Jenazah Brigadir J tampak berada di sudut sempit di dekat tangga di dalam rumah dinas Ferdy Sambo. Brigadir J menggunakan baju putih dan celana panjang jeans.
Dalam video lain juga ada dua ajudan Ferdy Sambo, naik turun keluar lift dari lantai tiga rumah pribadinya di Jalan Saguling III, Duren Tiga, Jakarta Selatan.
"Dalam video tersebut, di titik ini FS ingin tahu apa yang terjadi dalam peristiwa di Magelang dan memanggil ajudannya. Salah satu ajudan yang naik turun lift itu saudara Bharada E," ujar Anam di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/9/2022).
"Video ini sengaja kami potong, hanya untuk menampilkan bagian mana yang penting, dimana sebenarnya bisa masuk dalam video yang sudah disebarkan di publik," ujar Anam.
Menurut Anam video tersebut diambil dari bahan baku atau raw material.
"Video ini penting dalam melihat konstruksi peristiwa," katanya.
"Kalau video yang tersebar di publik, video ini tidak ada. Padahal video ini yang sangat penting dalam mengkonstruksi peristiwa dan membuat terang benderang," tutur Anam. (*)