Find Us On Social Media :

Penggal Sistem Komando Taiwan Bisa Dilakukan, China Simulasikan Serangan Terhadap Kapal Amerika, Taipei Tak Segan Keluarkan Ancaman

Kapal perusak berpeluru kendali kelas Arleigh Burke USS Benfold (DDG 65), yang dikerahkan ke area operasi Armada ke-7 AS. Militer China Telah Simulasikan Serangan Terhadap Kapal Angkatan Laut AS.

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID - Kementerian Pertahanan Taiwan dalam sebuah laporan mengatakan bahwa Militer China telah mensimulasikan serangan terhadap kapal-kapal Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) dan bertujuan untuk mencegah pasukan asing datang membantu Taiwan jika terjadi perang.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Kontan.co.id, 2 September 2022, laporan tersebut muncul seiring ketegangan antara Taiwan dan China telah meningkat setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei bulan lalu, yang membuat marah Beijing, yang memandangnya sebagai campur tangan asing dalam urusan domestiknya.

China, yang mengklaim Taiwan yang diperintah secara demokratis sebagai miliknya meskipun ada keberatan keras dari pemerintah Taipei, melakukan latihan perang setelah perjalanan Pelosi dan melanjutkan kegiatan militernya di dekat pulau itu.

Kementerian pertahanan Taiwan, dalam sebuah laporan kepada parlemen yang ditinjau oleh Reuters, mengatakan China terus memperkuat kesiapan tempurnya untuk serangan di pulau itu.

Itu berfokus pada rantai pulau pertama, yang membentang dari Jepang melalui Taiwan, Filipina dan ke Kalimantan, meliputi laut pesisir China.

Tidak ada tanggapan segera dari Beijing atas laporan tersebut.

China telah "menggunakan latihan tempur untuk melakukan serangan simulasi terhadap kapal-kapal AS yang masuk ke dalam rantai pulau pertama", kata laporan itu, dan bertujuan untuk mendapatkan kendali strategis atas rantai pulau itu pada tahun 2035.

Amerika Serikat telah secara teratur mengoperasikan kapal angkatan lautnya ke Laut Cina Selatan, kadang-kadang dekat dengan pulau-pulau yang dikuasai China, dan juga melalui Selat Taiwan pada apa yang disebutnya misi kebebasan navigasi yang selalu membuat China marah.

Baca Juga: Naik Podium di Acara FBI, Razman Nasution Tak Ada Takutnya Sindir Perangai Hotman Paris Hingga Singgung Harga Diri: Makan Kesombongan Kau!

Mulai tahun ini, Taiwan mengatakan China telah meningkatkan intimidasi militernya dengan alasan latihan untuk merusak moral Taiwan.

China dapat menggunakan pasukan atau agen khusus untuk "memenggal" sistem komando Taiwan dan merusak infrastruktur dalam serangan, dan mampu meluncurkan serangan elektronik untuk mengganggu komunikasi dan sistem komando, kata laporan yang tertanggal Kamis.

Kendala Logistik China juga dapat memblokade Taiwan dan memotong pasokan energi dan ekonominya, tambah laporan tersebut, tetapi laporan itu mencatat Beijing masih memiliki kendala transportasi dan logistik untuk meluncurkan invasi penuh.

Namun, China telah merancang kapal angkut sipil untuk latihan amfibi tahunan guna meningkatkan dukungan logistik untuk setiap serangan Taiwan, kata kementerian itu, seraya menambahkan pihaknya memperkirakan kapal induk terbaru China akan mulai beroperasi pada tahun 2025.

Invasi Rusia ke Ukraina juga sedang dipelajari  China dan telah mendorong mereka untuk "memodifikasi" rencana serangan mereka ke Taiwan, kata kementerian itu, tanpa menjelaskan lebih lanjut.

China telah "secara substansial mengancam keamanan pertahanan negara kami dan membahayakan perdamaian, keamanan dan stabilitas di daerah dekat Selat Taiwan," kata laporan itu, menunjuk pada latihan China yang telah meluas di luar rantai pulau pertama, sebuah langkah untuk menghentikan intervensi negara asing dalam serangan terhadap Taiwan.

China juga dapat menggunakan "taktik zona abu-abu" untuk mengubah status quo militer, kata kementerian itu, termasuk dengan mengirim pesawat tak berawak, perahu karet ke wilayah Taiwan atau mengerahkan milisi laut.

Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan KompasTV, 1 September 2022, sementara itu, Taiwan mengeluarkan ancaman ke China, bakal mempertahankan diri dan menyerang balik jika wilayah Taiwan ditembus Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), pasukan militer China.

Hal itu juga berlaku di wilayah udara dan perairan Taiwan.

Baca Juga: Picu Kemarahan Bharada E, Ferdy Sambo Cs Diduga Bohong saat Rekonstruksi, LPSK: Padahal Richard Semangat Ungkap Kejujuran dan Fakta

Ancaman itu menjadi peringatan yang tak biasa, setelah China melakukan latihan besar-besaran dan patroli di dekat pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.

Militer China, Tentara Pembebasan Rakyat (PLA), mengerahkan ratusan jet tempur dan kapal perang di dekat Taiwan, setelah kedatangan Ketua DPR Amerika Serikat (AS), Nancy Pelosi, awal Agustus.

Pada beberapa kesempatan, China bahkan melintasi garis tengah selat Taiwan, perairan selebar sekitar 100 mil yang memisahkan Taiwan dan daratan China.

“Bagi pesawat PLA yang memasuki wilayah laut dan udara pada garis nautikal 12 mil, pasukan kami akan memberlakukan hak mempertahankan diri dan melakukan serangan balasan,” tutur Kepala Divisi Militer Operasi Bersama, Mayor Jenderal Lin Wen-huang, dikutip The Wall Street Journal, Rabu (31/8/2022)

Mayjen Lin mengatakan, militer Taiwan juga akan melakukan penanggulangan terhadap drone China karena mengancam keamanan, jika mereka tak pergi setelah diperingatkan.

Sebelumnya, militer Taiwan mengatakan telah menembak jatuh drone China yang terbang di atas Taiwan.

Namun, China tak menganggap serius ancaman yang dibuat Taiwan.

“Tak ada gunanya otoritas Taiwan membesar-besarkan tensi atamosfir,” kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian.

China terus menganggap Taiwan sebagai bagian dari mereka, dan tak mengakui pemerintahan di Pulau Formosa itu.

Namun, Taiwan terus menegaskan bahwa mereka negara merdeka dan berdaulat sejak perang sipil pada 1949.

 (*)