Find Us On Social Media :

Terungkap Bagaimana Ferdy Sambo Pengaruhi Anak Buahnya, Kini Rekonstruksi Pembunuhan Brigadir J Buka Tabir Peristiwa Sebenarnya, Kriminolog: Ada Perbedaan Petunjuk!

Reka ulang Ferdy Sambo menembak Brigadir J.

Melalui rekonstruksi, lanjut Josias, Polri akan mencocokan keterangan para tersangka dengan petunjuk atau keterangan lain yang diperoleh di Tempat Kejadian Perkara (TKP) maupun lokasi lainnya yang relevan.

“Untuk memastikan bagaimana tindak pidana dilakukan pelaku (diperagakan) beserta langsung ditempat perkara. Verifikasi keterangan yang diberikan tersangka dengan petunjuk atau keterangan lain yang diperoleh,” jelasnya.

Sebelumnya, Irjen Ferdy Sambo dan keempat tersangka lain menjalani proses rekonstruksi terkait pembunuhan Brigadir Yosua Hutabarat.

Dimana, tersanga lain yang dihadirkan adalah istri Ferdy Sambo, Putri Chandrawathi, Bharada RE, Bripka RR dan KM.

Baca Juga: Bank Soal PPPK 2022, Ini Bocoran Jadwal Seleksi dan Contoh Soal Kompetensi Teknis untuk Guru Seni Budaya, Honorer Harus Bersiap

Para tersangka itu memperagakan proses peristiwa yang terjadi di Magelang, rumah pribadi di Jalan Saguling III, Jakarta dan rumah dinas di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta.

Bharada E Trauma

Bharada Richard Eliezer alias Bharada E ternyata bergemetar trauma saat masuk untuk mengikuti proses rekonstruksi di Tempat Kejadian Pembunuhan (TKP) Brigadir Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Adapun TKP pembunuhan Brigadir J tidak lain di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan.

"Situasi dari klien saya ini adalah ketika kemarin masuk di rumah TKP memang sedikit trauma. Karena saya mengikuti proses dari awal ketika masuk ke garasi, klien saya gemetar," kata Kuasa Hukum Bharada E, Ronny Talapessy di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (1/9/2022) dini hari.

Ronny menuturkan bahwa kliennya juga terlihat trauma selama mengikuti proses rekonstruksi tersebut.

Karena itu, pihaknya kini telah meminta adanya pendampingan psikiater terhadap Bharada E.

"Kita kan sekarang dalam proses pendampingan ini kan kita ada psikiater juga. Kami harap bahwa proses klien kami ini supaya bisa berjalan lancar kemudian kita konsisten terus waktu di TKP setelah melakukan reka penembakan itu klien saya sempat duduk itu tangannya gemetar" pungkasnya.

 

(*)