Find Us On Social Media :

Celana Pendek Konglomerat Tionghoa Bikinnya Naik Pitam Hingga Menampar, Ini Sosok Jendral M Jusuf, Tentara Asal Makassar yang Jadi Satu-satunya Orang yang Berani Gebrak Meja di Hadapan Soeharto

Presiden Soeharto dan Jenderal Jusuf

Baca Juga: Lakukan 370 Serangan Rudal dan Artileri, Angkatan Bersenjata Ukraina Klaim Telah Hancurkan 2 Peluncur S-400 Rusia serta Peralatan Lainnya

Soeharto yang menerima laporan tersebut sambil tertawa berujar, "Kalau Pak Jusuf yang minta berarti pasti itu penting. Biar Panglima menunggu setelah acara saya dengan Pak Jusuf selesai."

Setelah tidak menjabat sebagai Kepala BPK, M Jusuf memilih pulang kampung ke Makassar. M Jusuf pun menghembuskan nafas terakhirnya di kampung halamannya, Makassar, pada 8 September 2004 pada usia 76 tahun.

Cerita M Jusuf gebrak meja saat rapat kabinet di hadapan Presiden Soeharto juga ditulis oleh pengamat militer Salim Said dalam buku 30 Tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto.

Bukan cuma gebrak meja di tengah rapat kabinet dengan Presiden Soeharto, jenderal penjaga marwah TNI ini sempat menampar konglomerat Tionghoa bernama Liem Sioe Liong gegara menemui presiden cuma pakai celana pendek. Foto profilnya diunggah netizen di media sosial.

Pada masa itu, ada dua di antaranya yang pernah menegur dan memarahi konglomerat Liem Sioe Liong, yaitu Letnan Jenderal HR Dharsono dan kemudian Jenderal Muhammad Jusuf.

Jenderal HR Dharsono saat menjadi Dubes RI di Bangkok, memarahi Liem karena perilaku seenaknya ketika ia bertamu ke kedutaan untuk menemuinya. HR Dharsono tidak peduli Liem itu ‘sahabat’ Soeharto atau siapa.

Bukan cuma Liem, Jenderal Alamsyah yang saat itu menjadi salah satu menteri di kabinet Soeharto pun pernah ditegur HR Dharsono, akibat perilaku anak-isteri sang menteri yang membuat masalah di Bangkok.

Tetapi yang lebih menarik adalah cerita mengenai teguran Menhankam/Pangab Jenderal M Jusuf kepada Liem yang datang ke kediaman Presiden Soeharto dengan pakaian seenaknya.

Pagi itu jam 08.00 sebuah mobil masuk ke komplek kawasan Cendana kediamannya Presiden RI Soeharto. Ternyata tamu yang turun dari sebuah jeep mercy tersebut bukanlah menteri atau pejabat penting negara tapi justru seorang pengusaha “teman ngopi “ Presiden Soeharto. Taipan yang dikenal sebagai konglomerat, taipan dan pemilik bank BCA dan sejumlah bisnis raksasa itu bernama Liem Sioe Liong.

Hanya dengan mengenakan "celana pendek santai" boos sejumlah kongomerat Indonesia itu terlihat begitu santai memasuki kediaman presiden. Pengusaha dan konglomerat yang dikenal dekat dengan Pak Harto itu dipersilakan menunggu oleh ajudan Presiden RI.

Dari jadwal memang Presiden Soeharto diagendakan akan menerima beberapa orang tamu pagi itu diantaranya adalah Menhankam/Pangab M. Jusuf. Selang tidak berapa lama Liem Sioe Liong duduk menunggu panggilan masuk, tiba-tiba rombongan mobil membawa Menhankam/Pangab masuk.

Baca Juga: Pondok Pesantren yang Dirintis Ayahnya di Ambang Kehancuran, Alvin Faiz Dianggap Gagal Pimpin Ponpes Az-Zikra, Sosok Ini Vokal Bongkar Kejanggalan yang Ada di Yayasan Milik Ustaz Arifin Ilham

Ketika M Jusuf masuk ke Cendana disinilah ia berpapasan dengan Liem Sioe Liong yang bercelana pendek tersebut. Jenderal M Jusuf menyapa dengan gaya bahasa khas Makassarnya. "You mau kemana?!" tanyanya ke Liem Sioe Liong dengan tegas.

"Wa mau menghadap bapak presiden," sahutnya, langsung Jend .M Jusuf naik pitam ketika itu, dia panggil orang tersebut kehadapannya.

M Jusuf sendiri saat itu dalam kondisi mengenakan "PDH" pakaian dinas harian jabatan Menhamkam/Pangab yang memegang tongkat komando. Liem Sioe Liong datang kehadapannya dengan mengenakan celana pendeknya tersebut langsung ditampar dan digebuk perutnya oleh M. Jusuf.

"Kurang ajar kamu ya, kamu tau kamu itu mau menghadap siapa dengan mengenakan celana tidak sopan begini" teriak Jenderal M Jusuf.

"Ampun maaf jenderal, ampun wa minta ampun jenderal," sambil memegang wajahnya yang baru ditampar oleh orang nomor satu militer Indonesia itu.

"Lain kali kali kalau pakai celana pendek begini menghadap presiden saya tanam kamu hidup-hidup," hardik M. Jusuf dengan logat khas Makassarnya. Akhirnya Liem Sioe Liong pergi batal menghadap Presiden Soeharto karena diusir langsung oleh M. Jusuf dari Cendana.

(*)