Find Us On Social Media :

'Kami Tidak Takut Setan, Lebih Takut Pelatih' Anggota Kopassus Ini Ceritakan Pengalamannya Menjadi Salah Satu Satuan Khusus Paling Mematikan di Dunia, Gagal Jalankan Misi Dijamin Tidur di Kandang Sapi!

Sat 81 Kopassus bentukan Prabowo Subianto

Gridhot.ID - Prajurit Kopassus memang jadi salah satu pasukan yang memiliki kemampuan di luar nalar manusia pada umumnya.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, para prajurit harus melewati Uji Keteramplilan Komando sebelum bisa lolos menyandang baret merah.

Berbagai latihan bertahan diri yang ekstren di pedalaman hutan harus mereka lalui.

Tak jarang seleksi ini bisa sampai mempertaruhkan nyawa karena saking kerasnya.

Belum lagi jika memasuki seleksi tahap Rawa Laut yang terkenal paling sulit di antara semuanya.

Sebagai kesatuan khusus yang ditugaskan untuk merebut, menguasai atau menghancurkan sasaran strategis (bukan taktis) Kopassus selalu menjadi pilihan pertama.

Dikutip Gridhot dari Tribun Jambi, tak pelak setiap calon atau anggota Korps Baret Merah harus mempunyai kemampuan di atas rata-rata dari tentara reguler.

Tak pelak jika melaksanakan operasi baik militer maupun non militer mereka dituntut harus berhasil, tak menerima kegagalan.

Nah, ada cerita menarik dari salah seorang anggota Kopassus yang dianggap gagal dalam menjalankan tugasnya.

Dikutip dari Tribun Jambi, Sabtu (22/12) Pelda Suwito, seorang prajurit Kopassus menceritakan bagaimana dulu para pelatih menempanya sangat keras.

Usai dikukuhkan menjadi prajurit komando bukan berarti Suwito dkk bisa berleha-leha layaknya mahasiswa habis wisuda.

Baca Juga: Kerjaan Kantorannya Berurusan dengan Institusi Penting Dunia, Erina Gudono Nyatanya Punya Sumber Kekayaan yang Tak Kalah Mentereng dari Kaesang, Pantas Pede Jadi Mantu Presiden Tahun Depan

Mereka langsung diterjunkan ke medan perang di Timor Timur kala itu.

Jika gagal dalam menjalankan tugas maka hukuman menanti mereka sekembalinya ke basis kesatuan.

"Pengalaman saya jika tugas perang Timor Timur dan tidak berhasil mendapatkan senjata musuh, sudah pasti tidurnya di kandang sapi!" kata Pelda Suwito.

Saat itu di Grup 2 Kopassus di Kartasura, banyak sapi.

Prajurit yang gagal akan ditidurkan bersama sapi.

Bukan hanya itu saja. Prajurit yang gagal bakal ditempa, dilatih lebih keras lagi kemudian ditugaskan kembali ke medan perang.

Kalau gagal lagi? ya tidur bersama sapi lagi.

"Dilatih lagi tiga bulan, diberangkatkan lagi enam bulan. Kalo gagal lagi, tidur sama sapi lagi," kata Pelda Suwito.

Pelatih lebih menakutkan dari pada setan sekalipun

Seperti diungkapkan oleh Pelda Suwito di atas.

Pelatih akan menempa siswa komando sangat keras dan tak pandang bulu.

Baca Juga: Lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Tapi Tak Hapal Pancasila, Ini Sosok Ketua DPRD Lumajang yang Pilih Mundur dari Jabatannya, Anang Ahmad Syaifuddin: Untuk Menjaga Marwah

Bayangkan saja, saban hari fisik dan mental siswa digojlok sampai benar-benar habis.

Mereka disuruh latihan di gunung, hutan, rawa, terjun payung hingga di laut.

Stress, lapar, lelah ditambah 'siksaan' dari para pelatih menjadi teman akrab sehari-hari siswa komando.

Makanya mereka punya anggapan lebih takut dengan para pelatih bertopi merah dari pada setan sekalipun.

"Kami tidak takut setan, lebih takut pelatih," menjadi semacam semboyan tak resmi para siswa komando Kopassus ketika digembleng di Pusdikpassus.

(*)