Find Us On Social Media :

Berhasil Rebut Sebagian Wilayah Ukraina, Pasukan Vlodomyr Zelensky Buat Kemajuan Signifikan Perang Lawan Rusia, AS: Kami Jamin Sokongan Senjata!

Ilustrasi Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID - Presiden Ukraina Vlodomyr Zelensky kembali meminta bantuan kepada negara-negara Barat yang menjadi sekutunya.

Dilansir Gridhot.ID daria artikel terbitan Kontan.co.id, kali ini Zelensky mendesak agar sekutunya mempercepat pengiriman senjata ke Ukraina. Seruan ini disampaikan Zelensky ketika pasukan Ukraina mulai berhasil merebut kembali wilayahnya yang sempat dikuasai Rusia.

Zelensky mengatakan Ukraina telah merebut kembali sekitar 6.000 km persegi wilayahnya.

Saat ini pun Rusia terlihat mulai menarik mundur pasukannya.

Bahkan, kondisi yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir dianggap sebagai kekalahan terburuk Rusia sejak invasi dimulai bulan Februari lalu.

Momentum ini diharapkan bisa menjadi titik balik perjuangan Ukraina untuk mempertahankan kedaulatannya.

Negara-negara Barat telah mengirim senjata bernilai miliaran dolar ke Ukraina sejak awal invasi. Dalam pidatonya Senin (12/9) malam, Zelensky mengatakan Ukraina dan Barat harus memperkuat kerja sama untuk mengalahkan teror Rusia.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken memastikan bahwa AS dan sekutunya akan menjamin kemampuan Ukraina untuk melakukan serangan balasan.

"Amerika Serikat dan banyak negara lain dalam hal memastikan bahwa Ukraina memiliki peralatan yang dibutuhkan untuk menuntut serangan balasan ini," ungkap Blinken, seperti dikutip Reuters. Pekan lalu, AS mengumumkan program bantuan senjata baru untuk Ukraina.

Baca Juga: Punya Lapangan Golf Pribadi, Presenter Ini Dijuluki Crazy Rich Indonesia hingga Disebut-sebut Kalahkan Kekayaan Raffi Ahmad, Hidupnya Dulu dan Sekarang Beda 180 Derajat

Pekan lalu, AS mengumumkan program bantuan senjata baru untuk Ukraina.

Nantinya Ukraina akan menerima amunisi untuk sistem anti-roket HIMARS dan beberapa perlengkapan lain. 

Meski disebut mulai melemah oleh Ukraina dan sekutunya, namun pihak Rusia menegaskan bahwa mereka masih akan terus melanjutkan operasi militernya.

"Operasi militer khusus terus berlanjut. Dan itu akan terus berlanjut sampai tujuan yang semula ditetapkan tercapai," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov.

Presiden Rusia Vladimir Putin pun pada hari Senin mengatakan negaranya telah berhasil bertahan dengan baik dalam menghadapi sanksi Barat.

Menurutnya, bentuk balasan apapun bukan masalah bagi Rusia.

"Taktik blitzkrieg ekonomi, serangan gencar yang mereka (Ukraina) andalkan, tidak berhasil," ungkap Putin. Di sisi lain, ribuan tentara Rusia dilaporkan telah mundur dan meninggalkan amunisi dan peralatannya di wilayah selatan Ukraina.

Saat mundur, tentara Rusia menembakkan rudal ke pembangkit listrik, menyebabkan pemadaman listrik di wilayah Kharkiv yang vital.

Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 13 September 2022, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Senin (13/9/2022) bahwa pasukan Ukraina telah membuat kemajuan signifikan dalam melakukan serangan balasan terhadap pasukan Rusia.

Baca Juga: Detik-detik Paha dan Kemaluan Putri Candrawathi Dipegang Brigadir J Disebutkan di SP3 Laporan, Sosok Ini Ungkap Teriakan Istri Ferdy Sambo yang Berulang: Tolong... Tolong...

Tapi, kata dia, masih terlalu dini untuk memprediksi hasil akhir perang apakah pasukan Ukraina akan menang atau tidak melawan Rusia.

"Jelas kami telah melihat kemajuan yang signifikan oleh Ukraina, khususnya di wilayah timur laut, dan itu adalah produk dari dukungan yang kami berikan.

Tetapi, pertama dan terutama, itu adalah produk dari keberanian dan ketahanan luar biasa dari angkatan bersenjata Ukraina dan Orang Ukraina," kata Blinken kepada wartawan di Mexico City

Menurut dia, masih terlalu dini untuk bisa mengatakan dengan tepat arah hasil dari perang Rusia-Ukraian saat ini.

“Rusia juga mempertahankan pasukan dengan sangat signifikan di Ukraina, memanfaatkan peralatan, senjata, dan amunisi. Rusia terus menggunakannya tanpa pandang bulu terhadap bukan hanya angkatan bersenjata Ukraina, tetapi juga warga sipil dan infrastruktur sipil seperti yang sudah kita lihat," tuding Blinken, dikutip dari Kantor berita AFP.

Ukraina sebelumnya telah mengeklaim keberhasilan besar dalam serangan balasan kilat di wilayah Kharkiv, Ukraina timur laut, serta keuntungan yang signifikan di wilayah Kherson, Ukraina selatan.

Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan pada Senin bahwa pasukan Ukraina telah merebut kembali 6.000 kilometer persegi (2.320 mil persegi) wilayah dari Rusia bulan ini.

(*)