Find Us On Social Media :

Bjorka Dicurigai Sebagai Warga Lokal, Sosok Ini Kuliti Kejanggalan Tata Bahasa Inggris Sang Hacker yang Mirip Pribumi: Tipikal Khas Orang Indonesia

Hacker Bjorka dicurigai orang Depok oleh warganet

GridHot.ID - Fenomena hacker yang menyebut diri sebagai Bjorka belakangan tengah menjadi sorotan publik.

Pasalnya, Bjorka diklaim mampu membocorkan data pribadi milik warga Indonesia yang dijual di situs breached.to.

Bahkan beberapa waktu lalu ia mengungkap berkas terkait kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir.

Melansir Nextren.com, pembocoran data beberapa pejabat RI oleh hacker Bjorka rupanya dianggap serius oleh pemerintah, meskipun data yang dibocorkan sebenarnya juga sudah lama beredar.

Menurut Menkominfo Johnny G Plate, pemerintah terus berupaya menangani dugaan kebocoran data yang belakangan terjadi, salah satunya oleh hacker Bjorka.

Menyikapi ulah hacker Bjorka dan beberapa kejadian kebocoran data sebelumnya, kementerian/lembaga telah melakukan rapat internal untuk membahas perihal kebocoran data tersebut.

Rapat dipimpin langsung oleh Presiden, Wakil Presiden dan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan.

Dalam rapat tersebut dibicarakan bahwa memang ada data-data yang beredar yang salah satunya dilakukan oleh Bjorka.

Akan tetapi, data-data tersebut setelah ditelaah sementara adalah data data yang sifatnya umum, bukan data data spesifik dan bukan data yang terupdate sekarang atau sebagian data data yang lama.

Johnny menyatakan, tim lintas kementerian/lembaga yang terdiri dari BSSN, Kementerian Kominfo, Polri dan BIN akan berkoordinasi untuk menelaah secara mendalam.

Bahkan menurut Johnny, perlu ada emergency response team (tim respon darurat) untuk menjaga tata kelola data yang baik di Indonesia dan menjaga kepercayaan publik.

Baca Juga: Kembali Muncul Gunakan Akun Baru, Kini Bjorka Bikin Geger Bocorkan Data Pribadi Diduga Milik Mahfud MD, Begini Reaksi Menkopolhukam

“Jadi akan ada emergency response team dari BSSN, Kominfo, Polri dan BIN untuk melakukan asesmen asesmen berikutnya,” kata Johnny kepada wartawan di kompleks Istana Negara, Senin (12/9/2022).

Lebih lanjut, Johnny mengajak insan media untuk tidak memberitakan hal yang memberikan dampak kebingunan kepada masyarakat.

Sebab, terdapat istilah istilah teknis yang menurutnya terkadang membuat media salah mengutip.

Dia mengajak semua pihak untuk bekerjasama menghadapi bahaya di ruang digital yang bentuknya tindakan kriminal digital.

“Ini harus kerja bersama sama, berbeda pendapat, pendapat-pendapat yang tidak sama itu normal dalam demokrasi, dihormati dalam demokrasi."

"Tapi pada saat dimana ada kepentingan negara secara keseluruhan, marilah kita jaga kekompakan,” ucap Johnny.

Terakhir, Johnny menyampaikan bahwa Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP) telah disetujui di rapat tingkat I oleh Panja Komisi I DPR RI dan pemerintah.

“Kami sekarang tentu menunggu jadwal untuk pembahasan dan persetujuan tingkat II yaitu rapat paripurna DPR."

"Mudah mudahan nanti dengan disahkannya RUU PDP menjadi UU PDP akan ada payung hukum baru yang lebih baik untuk menjaga ruang digital kita,” jelas Johnny.

Sementara itu, dilansir dari hai-online.com, masih rame soal sepak terjang hacker Bjorka di media sosial, kini giliran netizen yang coba usut sosok di balik hacker tersebut.

Salah satu akun Twitter bernama Angelina Dea, membuat sebuah thread yang isinya tentang analisis tata bahasa Inggris yang digunakan Bjorka.

Baca Juga: 'Saya Bukan Penjahat dan Bukan Polisi', Akun Tiktok Bjorkanns Titip Pesan Buat Pesan Presiden Jokowi: Anda Memang Ingin Mengatasi

Dalam analisisnya, pemilik akun curiga kalau hacker Bjorka adalah orang Indonesia.

"Melihat lexicon (collections of words) yg dipakai Bjorka , saya cukup yakin bahwa dia adalah orang Indonesia," tulis akun @angelinadeaid pada Senin (12/9/2022) lalu.

"Penggunaaan double conjunction 'because since' setelah tanda titik '.' Ini adalah tipikal khas orang Indonesia untuk menulis B. Inggris dengan style 'Indoglish'. #bjorka," imbuhnya.

Beberapa kejanggalan lainnya dituliskan Angelina Dea menyambung dalam tweet selanjutnya.

Salah satunya adalah penggunaan kata 'because' yang dirasa nggak tepat dengan aturan atau kaidah penulisan bahasa Inggris.

"Another example. Dlm B. inggris, kata 'because' tdk boleh diletakkan di awal kalimat, dan tendensi Bjorka utk menulis 'because' di awal kalimat ini menunjukkan kebiasaan dalam bahasa Indonesia yang cenderung memulai kalimat alasan dengan 'karena' / 'karena pada saat itu…'," sambungnya.

Nggak cuma itu, masih ada beberapa kata dalam bahasa Inggris yang dirasa kurang tepat saat dituliskan oleh Bjorka misalnya 'founding', sosok 'old man', 'make a noise', dan 'have breathed free air'.

Kesalahan tata bahasa ini dianggap Angelina Dea sebagai kebiasaan orang Indoensia yang sering campur aduk menyusun kalimat.

Nah dari situlah, Angelina Dea curiga kalau si hacker yang bikin heboh beberapa waktu terakhir ini adalah orang Indonesia.

"Saya selalu melihat kesalahan umum seperti yg Bjorka buat pada orang Indonesia dimana mereka selalu campur aduk dalam menggunakan tenses karena kata kerja (verb) dalam Bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan ketika kita menceritakan masa lalu, sekarang, dan masa depan," pungkasnya. (*)