Dalam analisisnya, pemilik akun curiga kalau hacker Bjorka adalah orang Indonesia.
"Melihat lexicon (collections of words) yg dipakai Bjorka , saya cukup yakin bahwa dia adalah orang Indonesia," tulis akun @angelinadeaid pada Senin (12/9/2022) lalu.
Melihat lexicon (collections of words) yg dipakai Bjorka , saya cukup yakin bahwa dia adalah orang Indonesia. Penggunaaan double conjunction “because since” setelah tanda titik “.” Ini adalah tipikal khas orang Indonesia untuk menulis B. Inggris dengan style ‘Indoglish’. #bjorka pic.twitter.com/DyQqZkDI9W
— ???????????????????????????????? ???????????? (@angelinadeaid) September 12, 2022
"Penggunaaan double conjunction 'because since' setelah tanda titik '.' Ini adalah tipikal khas orang Indonesia untuk menulis B. Inggris dengan style 'Indoglish'. #bjorka," imbuhnya.
Beberapa kejanggalan lainnya dituliskan Angelina Dea menyambung dalam tweet selanjutnya.
Salah satunya adalah penggunaan kata 'because' yang dirasa nggak tepat dengan aturan atau kaidah penulisan bahasa Inggris.
"Another example. Dlm B. inggris, kata 'because' tdk boleh diletakkan di awal kalimat, dan tendensi Bjorka utk menulis 'because' di awal kalimat ini menunjukkan kebiasaan dalam bahasa Indonesia yang cenderung memulai kalimat alasan dengan 'karena' / 'karena pada saat itu…'," sambungnya.
Another example. Dlm B. inggris, kata ‘because’ tdk boleh diletakkan di awal kalimat, dan tendensi Bjorka utk menulis ‘because’ di awal kalimat ini menunjukkan kebiasaan dalam bahasa Indonesia yang cenderung memulai kalimat alasan dengan ‘karena’ / ‘karena pada saat itu…’ pic.twitter.com/FLQ15vfbsB
— ???????????????????????????????? ???????????? (@angelinadeaid) September 12, 2022
Nggak cuma itu, masih ada beberapa kata dalam bahasa Inggris yang dirasa kurang tepat saat dituliskan oleh Bjorka misalnya 'founding', sosok 'old man', 'make a noise', dan 'have breathed free air'.
Kesalahan tata bahasa ini dianggap Angelina Dea sebagai kebiasaan orang Indoensia yang sering campur aduk menyusun kalimat.
Nah dari situlah, Angelina Dea curiga kalau si hacker yang bikin heboh beberapa waktu terakhir ini adalah orang Indonesia.
"Saya selalu melihat kesalahan umum seperti yg Bjorka buat pada orang Indonesia dimana mereka selalu campur aduk dalam menggunakan tenses karena kata kerja (verb) dalam Bahasa Indonesia tidak mengalami perubahan ketika kita menceritakan masa lalu, sekarang, dan masa depan," pungkasnya. (*)
Source | : | hai-online.com,nextren.com |
Penulis | : | Desy Kurniasari |
Editor | : | Desy Kurniasari |
Komentar