Find Us On Social Media :

Update Konflik Rusia Ukraina, Pasukan Vladimir Putin Resmi Berhasil Caplok 4 Wilayah Ukraina: Sekarang Bagian dari Rusia Selamanya!

Sosok Presiden Rusia Vladimir Putin.

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID - Vladimir Putin telah menandatangani “perjanjian aksesi” yang meresmikan pencaplokan ilegal Rusia atas empat wilayah pendudukan di Ukraina.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnews, 1 Oktober 2022, hal itu menandai pengambilalihan paksa wilayah terbesar di Eropa sejak perang dunia kedua.

Upacara penandatanganan, yang bertentangan dengan hukum internasional, berlangsung di Istana Grand Kremlin di hadapan para elit politik Rusia pada Jumat (30/9/2022).

Penandatanganan itu dilakukan setelah referendum palsu yang diatur oleh Rusia di wilayah Kherson, Zaporizhzhia, Luhansk, dan Donetsk.

Putin memulai upacara dengan pidato panjang, agresif, dan marah di mana pemimpin Rusia mengeluarkan ancaman nuklir baru.

Dia berjanji untuk melindungi tanah yang baru dicaplok dengan semua kekuatan dan sarana yang dimiliki.

“Masyarakat sudah menentukan pilihannya. Pilihan yang tegas… Ini adalah kehendak jutaan orang,” kata Putin, seperti dilansir The Guardian.

Dia menambahkan bahwa warga dari empat wilayah yang diduduki akan menjadi bagian dari Rusia “selamanya”.

Tak lama setelah itu, Putin menandatangani “perjanjian aksesi” di podium bersama kepala empat wilayah yang diangkat Rusia.

Baca Juga: Rakernas Partai Nasdem Selesai Dilakukan, Surya Paloh Dilema Pilih 3 Sosok Ini Jadi Capres 2024, Panglima TNI Andika Perkasa Jadi Calon Favorit?

Setelah menandatangani perjanjian, para pemimpin berkumpul di sekitar Putin, bergandengan tangan dan bergabung dengan nyanyian “Rusia! Rusia!" dengan tepuk tangan penonton.

Pidato Putin yang dimuat, di mana ia mencerca barat "setan", digambarkan oleh pengamat sebagai pidatonya yang paling anti-Barat hingga saat ini.

Dalam tanggapan tegas terhadap upacara Putin di Moskow, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, mengumumkan dalam sebuah pidato video di Kyiv bahwa negaranya secara resmi melamar keanggotaan jalur cepat aliansi NATO.

Zelensky menambahkan bahwa Ukraina tidak akan mengadakan pembicaraan damai dengan Rusia selama Putin menjadi presiden.

Beberapa jam sebelumnya, pasukan Rusia melancarkan serangan rudal terhadap orang-orang yang menunggu di dalam mobil di kota Zaporizhzhia untuk menyeberang ke wilayah yang diduduki Rusia sehingga mereka dapat membawa anggota keluarga kembali melintasi garis depan, menewaskan puluhan orang.

Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 1 Oktober 2021, Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh Barat mengatur ledakan yang mengakibatkan beberapa kebocoran gas pada pipa gas Nord Stream dari Rusia ke Eropa.

"Sanksi tidak cukup untuk Barat. Mereka telah beralih ke sabotase. Tidak dapat dipercaya, tetapi itu adalah fakta!" kata dia dalam pidato yang disiarkan televisi pada upacara akbar di Kremlin untuk mencaplok empat wilayah Ukraina yang diduduki Rusia pada Jumat (30/9/2022).

Putin mengatakan dengan mengatur ledakan di pipa gas internasional Nord Stream yang membentang di sepanjang dasar Laut Baltik, Barat sebenarnya mulai menghancurkan infrastruktur energi Eropa.

"Jelas (dampaknya akan dirasakan) bagi semua orang yang mendapat manfaat dari ini," tambah Putin, tanpa memberikan rincian lebih lanjut, sebagaimana dikutip dari Kantor berita AFP.

Baca Juga: Padahal Doyan Pinjam Duit Sana Sini, Terungkap Rahasia 5 Weton Ini Bisa Jadi Makin Kaya

Namun, Kepala Dewan Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev, mengatakan kepada TV pemerintah bahwa Rusia tidak memiliki data tentang dugaan keterlibatan dinas rahasia Barat dalam ledakan Nord Stream.

Penyebab pipa gas Nord Stream bocor belum diketahui secara pasti.

Hanya, berdasarkan laporan yang ada, kebocoran pipa Nord Stream didahului oleh adanya dua ledakan, terjadi di jalur pipa Nord Stream 1 dan 2 pada Senin (26/9/2022).

Jalur pipa Nord Stream 1 dan 2 sendiri telah diselimuti ketegangan politik sejak Rusia mengirim pasukan ke Ukraina pada 24 Februari 2022.

Rusia memotong pasokan gas ke Eropa dalam dugaan pembalasan terhadap sanksi Barat. Pipa-pipa tersebut masih mengandung gas meskipun tidak beroperasi.

 

(*)