Find Us On Social Media :

Jumlah Penduduk Hampir Miskin Indonesia Bakal Meningkat Tajam, Ternyata Gara-gara Bank Dunia Lakukan Hal Ini

Potret masyarakat miskin di Indonesia di tengah pandemi Covid-19

Dengan metode perhitungan baru ini Bank Dunia menyebut akan menyebabkan terjadinya lonjakan penduduk miskin terutama di Indonesia dan China.

Dalam hitungan Bank Dunia, di Indonesia menggunakan basis data kemiskinan 2019 jumlah penghitungan penduduk dengan kategori miskin lower middle income class dengan batas penghasilan US$ 3,65 per orang /hari akan mencapai 67 juta jiwa atau bertambah sebanyak 13 juta jiwa.

Sebagai pembanding dengan penghitungan lama jumlah penduduk miskin di Indonesia sebanyak 54 juta jiwa.

Sedangkan kelompok warga menengah atas di atas garis kemiskinan atau rerata berpenghasilan sebesar US$ 6,85 per orang per hari, dengan hitungan baru mencapai 168 juta jiwa.

Padahal dengan hitungan lama, kelompok masyarakat yang disebut Bank Dunia dalam kategori upper middle income class poverty line ini masih sebesar 141 juta jiwa artinya bertambah 27 juta jiwa.

Menurut pertimbangan Bank Dunia di Indonesia dan China terkena dampak besar penghitungan baru ini lantaran kemiskinan di kedua negara ini bersama-sama menyumbang lebih dari 85% penduduk miskin secara regional.

Faktor yang paling penting adalah perubahan tingkat harga di negara Asia Timur dan Pasifik tersebut relatif lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika Serikat.

Selain itu harga relatif yang lebih tinggi menyiratkan penurunan daya beli, sehingga menghasilkan tingkat kemiskinan yang lebih tinggi.

Bank Dunia mengasumsikan pada tahun 2017, sekeranjang barang dan jasa di beberapa negara Asia Timur dan Pasifik lebih mahal dibandingkan dengan Amerika Serikat.

Di China, misalnya, harga makanan dan pakaian 15% - 40% lebih tinggi daripada rata-rata global pada tahun 2017.

(*)