Kaki Lebam dan Wajah Membiru Nyaris Gosong, Begini Kisah Pilu 3 Saudara yang Tewas Dalam Tragedi Kanjuruhan, Sempat Terinjak-injak Saat Hendak Keluar Stadion

Selasa, 04 Oktober 2022 | 13:42
Suryamalang.com/Mohammad Romadoni

Begini kisah pilu 3 saudara Aremania yang tewas dalam tragedi Kanjuruhan.

GridHot.ID - Dugaan kesalahan prosedur pembubaran massa kerusuhan diduga menjadi penyebab jatuhnya ratusan nyawa Aremania.

Dilansir Gridhot.id dari Tribunnews, setidaknya 125 orang suporter Arema meninggal dunia dalam kerusuhan seusai pertandingan 'Derbi Jatim' Arema Vs Persebaya Surabaya, di Stadion Kanjuruhan, Malang, pada Sabtu (1/10/2022) malam.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menegaskan kepolisian saat ini sedang mendalami kasus tersebut.

"Penembakan gas air mata, tim akan mendalami terkait SOP dan tahapan-tahapan yang dilakukan oleh satgas atau tim pengamanan yang melaksanakan tugas saat pertandingan," ujarnya dihadapan awak media di depan RSUD Kanjuruhan, Malang, Minggu (2/10/2022) malam.

Korban berjatuhan tak hanya orang dewasa, namun banyak remaja dan anak-anak yang turut jadi korban.

Dibalik kejadian nahas ini, ada kisah pilu yang datang dari tiga saudara yang jadi korban tewas dalam tragedi Kanjuruhan sangat menyesakkan dada orang tuanya.

Sama-sama seumuran, tiga saudara Aremania ini meninggal bersamaan ketika menonton pertandingan Arema FC.

Ia adalah Mohammad Haikal Maulana (18), siswa SMKN 2 Tulungagung yang merupakan warga Desa Sumberdadi, Kecamatan Sumbergempol.

Lalu dua saudaranya yang meninggal bersamaan diketahui bernama Astrid, siswi kelas 2 SMA di Malang, dan Muhammad Irsyad Aljuned.

Dilansir dari Grid.id, ayah Irsyad, M.Arif Junaedi menceritakan, anaknya Irsyad ikut bergabung dalam fans Aremania Megaluh Jombang dan seringkali menonton laga Arema FC di Kanjuruhan.

Korban sebelumnya berangkat bersama adik kandungnya bernama M. Yaziid Novel Al Bastommy (15).

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Gugur dalam Tragedi Kanjuruhan, Anggota Polisi Ini Terkenal Sebagai Sosok yang Murah Senyum, Mertua Ungkap Kebaikan Almarhum Semasa Hidup

Mereka mengendarai motor Vario dari Jombang menuju Malang, pada Sabtu pagi sekitar pukul 07.30 WIB.

Setibanya di Malang, Irsyad bersama dua saudaranya sebaya yakni satu pria dan satu wanita menuju ke Stadion Kanjuruhan.

Sementara sang adik tak jadi masuk stadion karena tak mendapatkan tiket.

Nahas ketiga korban yang merupakan satu kerabat ini meninggal akibat kekurangan oksigen sesak napas karena gas air mata, desakkan-desakan hingga terinjak-injak saat hendak keluar stadion.

"Ya masih satu keluarga yang meninggal, kakaknya dari Tulungagung namanya Haikal kelas 1 SMA dan di Malang Astrid kelas 2 SMA, kalau Irsyad kelas 3 SMA," ucap Arif.

Kondisi korban mengalami luka lebam di bagian kaki, dada bahkan wajahnya membiru seperti gosong.

"Kondisinya luka di kaki, memar di dada dan wajahnya seperti gosong,membiru karena terkena gas airmata, ya ketiganya meninggal yang satu cewek lebam di dada dan pipi kiri," bebernya.

Arif sempat mendapat firasat buruk sebelumnya sebelum anaknya pamit untuk menonton pertandingan bola di Stadion Kanjuruhan.

Pihak keluarga sempat melarang Irsyad berangkat Magrib untuk menonton laga Derby Arema FC vs Persebaya Surabaya.

"Firasat ada daun hijau menempel di baju malam itu saya posisinya kerja di Ngunut Kabupaten Tulungagung tidak lama saya dapat kabar ini," pungkasnya.

Aremania pelajar, korban tragedi Kanjuruhan asal Jombang, Muhammad Irsyad Aljuned (18) dimakamkan di tempat pemakaman umum Dusun Mernung Lor, Desa Sumbernongko, Kecamatan Ngusikan, Kabupaten Jombang, Minggu (2/10/2022).

Baca Juga: Andika Perkasa Minta Warga Kirim Video Tentara Anarkis ke Suporter di Kanjuruhan, Panglima TNI Siap Proses Hukum Anggotanya: Sangat Jelas Tindakan di Luar Kewenangan

Irsyad, pelajar SMKN Kudu ini adalah salah satu korban meninggal dalam tragedi Kanjuruhan usai laga pertandingan Arema FC VS Persebaya Surabaya yang merenggut ratusan korban jiwa.

Kesedihan mendalam dirasakan keluarga saat pemakaman korban tragedi Kanjuruhan.

M.Arif Junaedi, ayah korban tak kuasa membendung kesediahannya saat melihat jenazah anak pertamanya itu secara berlahan diturunkan ke liang lahat.

Tak hanya dia, Kesi Ernawati ibu korban tampak meneteskan air mata meratapi kepergian anaknya secara tragis tersebut.

Ia terlihat menangis tersedu-sedu di atas pusara anaknya dalam kondisi guyuran hujan sore itu.

Arif mengaku masih tak percaya anaknya meninggal dalam musibah di Kanjuruhan.

Saat kejadian itu, dia sedang bekerja di Tulungagung mendapat kabar Irsyad belum pulang dari menonton pertandingan bola di Kanjuruhan.

"Saya posisinya kerja di Tulungagung ditelepon ada musibah di Kanjuruhan saat itu (Korban, Red) belum ketemu itu sekitar pukul 03.00 WIB," ujarnya saat ditemui di rumah duka, Minggu (2/10/2022).

Menurut dia, pihak keluarga dibantu relawan mahasiswa berupaya mencari hingga akhirnya mendapati korban ditemukan di Rumah Sakit Wava Husada, Kabupaten Malang.

"Kondisinya kritis dan meninggal di rumah sakit Wava Husada, Kepanjen karena meluber banyak korbannya sehingga tidak terkontrol," ungkapnya.

(*)

Tag

Editor : Septia Gendis

Sumber tribunnews, Grid.ID