Gridhot.ID - Ustaz Abdul Somad jelaskan tentang manfaat luar biasa shalawat.
Ustaz Abdul Somad kemudian membahas tentang janji Allah SWT bagi mereka yang rajin melantunkan shalawat.
Berikut penjelasan lengkap Ustaz Abdul Somad.
Dikutip Gridhot dari Kemdikbud, Sholawat adalah bentuk pujian dan cara umat Islam bersilaturrahim kepada Nabi Muhammad SAW.
Selain itu, sholawat juga mempunyai makna sebagai bentuk kepedulian sosial.
Hal ini menunjukkan betapa Islam sangat rahmatan lil alamin karena mengajarkan tidak egois dan senantiasa memberikan berkah bagi semua bagi semua umat.
Nama yang paling sering disebut setiap hari ialah Nabi Muhammad Saw.
Dikutip Gridhot dari Banjarmasin POST, Ustadz Abdul Somad menjelaskan keutamaan shalawat, yang mana tidak akan sampai doa seseorang yang tidak mengucapkan shalawat di awal doa.
"Tidak sah khutbah Jumat kalau tidak bershalawat, tidak diterima shalat kalau tidak bershalawat, jadi kalau orang yang tidak mau datang ke maulid, berarti menolak shalawat," jelas Ustadz Abdul Somad dikutip banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube TAMAN SURGA. NET.
Hal ini dikatakan Ustadz Abdul Somad, isi acara maulid Nabi adalah shalawat, suatu majelis yang tidak mengucap atau membaca shalawat maka majelis itu adalah majelis busuk berbau bangkai berulat.
Itulah mengapa jika bertemu dengan orang lain maka hendaknya ucapkan shalawat.
Orang yang paling dekat majelisnya dengan Nabi SAW adalah orang yang bershalawat.
Acara maulid Nabi Muhammad SAW adalah majelis shalawat, keutamaan shalawat diriwayatkan dalam hadist shahih.
Orang yang gemar bershalawat, Allah SWt telah berjanji akan membalasnya dengan kemuliaan luar biasa.
Keutamaan bershalawat kepada Nabi SAW diriwayatkan dalam hadist berikut:
مَن صلَّى عليَّ صلاةً واحدةً صلَّى اللَّهُ عليهِ عشرَ صلَواتٍ ، وحُطَّت عنهُ عشرُ خطيئاتٍ ، ورُفِعَت لَهُ عشرُ درجاتٍ
“Barang siapa di antara umatmu yang bershalawat kepadamu sekali, maka Allah menuliskan baginya sepuluh kebaikan, menghapuskan dari dirinya sepuluh keburukan, meninggikannya sebanyak sepuluh derajat, dan mengembalikan kepadanya sepuluh derajat pula'." (HR Ahmad).
Maka yang bingung beramal, perbanyak saja shalawat, selain dzikir lainnya, tasbih, tahmid, dan takbir.
Tak hanya di bulan Maulid saja, shalawat dapat dilantunkan kapan saja dan dalam kondisi atau sedang melakukan apapun.
Misalnya saat memasak, di sela bekerja, di pusat perbelanjaan dan tempat manapun.
"Sesuatu yang sering dibaca akan membuat terngiang misalnya saat tidur, andai malam itu adalah malam terakhir maka malam itu akan bernilai shalawat," terangnya.
Majelis maulid Nabi juga hendaknya menceritakan kelebihan-kelebihan Nabi Muhammad SAW.
(*)