Find Us On Social Media :

Alam Bawah Sadar Ferdy Sambo Saat Genggam Microphone Jadi Sorotan, Pakar Sebut Suami Putri Candrawathi Masih Punya Sesuatu yang Dijaga: Ini Adalah Bahasa Non Verbal

Pakar Mikro Ekspresi Monica Kumalasari membaca gestur dan ekspresi Ferdy Sambo saat menjadi saksi di persidangan kasus pembunuhan Brigadir J

GridHot.ID - Sidang kasus pembunuhan Brigadir J ini melibatkan terdakwa mantan Kadiv Propam Polri Ferdy Sambo dan beberapa orang terkait.

Selain perkara pembunuhan berencana, sidang obstruction of justice atau perintangan juga masih berjalan.

Seorang pakar mikro ekspresi menilai ada sejumlah kejanggalan yang terlihat dari sikap terdakwa Ferdy Sambo.

Melansir tribuntangerang.com, Kuasa Hukum Ferdy Sambo, Arman Hanis merasa bingung karena Majelis Hakim sebut Putri Candrawathi tidak sakit saat dilihat dari rekaman CCTV di rumah Magelang.

Menurut Arman, Majelis Hakim harusnya tidak bisa menyimpulkan hanya berdasarkan rekaman CCTV saja

“Saya juga bingung memastikan dari CCTV, "Oh orang ini sakit", saya bingung Hakim menyimpulkan seperti itu, apakah dalam pemikiran Hakim itu, harus melihat orang sakit itu pakai kursi roda? Atau dipapah? Saya tidak tahu kalau sudah menyimpulkan seperti itu,” ujar Arman Hanis di PN Jaksel, Rabu 7 Desember 2022.

Arman meminta sidang kasus pembunuhan Brigadir Yosua bisa berjalan dengan transparan dan adil. Dia menginginkan sidang tersebut terbuka.

“Saya tidak berharap banyak dari persidangan ini, bahwa kita akan buktikan secara adil dan transparan, tapi melihat dua kali persidangan hakim selalu seperti ini, jujur saya tidak berharap banyak. Hakim sudah menyimpulkan kondisi seseorang dari CCTV dan menyatakan tidak sakit, saya juga bingung,” Katanya.

Akan tetapi, Arman menegaskan tidak menuduh hakim salah atau tidak, bahwa tim pengacara Ferdy Sambo itu ingin mengungkap fakta yang sebenarnya.

“Saya tidak sampaikan hakim salah atau tidak, tapi kalo hakim sudah menyimpulkan seperti itu, saya tidak berharap banyak," katanya.

"Bahwa kita akan berusaha mengungkap fakta yang sebenarnya, tadi saya dengar, saya keluar setelah melihat pak Sambo menjelaskan apa yang dia ketahui apa yang dia perbuat dia Akui,” ucap Arman.

Baca Juga: Keberadaan Lemari Senjata Ferdy Sambo Terkuak, Suami Putri Candrawati Akui Hal Ini di Persidangan, Fakta soal Senapan Brigadir J Terbongkar

Jika sudah disimpulkan kliennya berbohong, Arman mengatakan tidak perlu ia dan kliennya mengikuti persidangan, lebih baik langsung saja ke agenda putusan.

“Sudah putuskan aja , tidak usah kita panjang-panjang sidang, apalagi kita sidang? Hakim sudah simpulkan kok klien kami bohong ‘sudah putusin saja’,” ujarnya.

Dilansir dari tribunwow.com, pakar mikro ekspresi Monica Kumalasari menilai ada sejumlah kejanggalan yang terlihat dari sikap terdakwa Ferdy Sambo.

Dilansir TribunWow.com, Monica menyoroti cara Ferdy Sambo memegang microphone dengan dua tangannya saat sidang kasus pembunuhan Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J pada Rabu (7/12/2022).

Menurut bidang ilmu yang dipelajarinya, gestur tersebut menunjukkan ada sesuatu yang sedang berusaha dipertahankan oleh Ferdy Sambo.

"Ketika pegang mic beberapa kali saya melihat digenggam erat-erat," ujar Monica dikutip kanal YouTube KOMPAS TV.

"Ini adalah bahasa non verbal yang biasanya mengatakan bahwa 'Informasi ini harus tetap saya jaga kuat-kuat, ada informasi yang masih harus konsisten saya pegang'."

Sikap tersebut juga ditunjukkan Ferdy Sambo ketika hakim membandingkan kesaksiannya dengan pengakuan saksi dan terdakwa Richard Eliezer alias Bharada E.

Ketika itu, Ferdy Sambo beberapa kali mengatakan bertahan dengan keterangannya.

"Artinya saat dihadapkan pada satu pernyataan menurut saksi yang lain informasinya tidak seperti ini, maka beliau mencoba menghindari menjawab itu dengan mengatakan, 'Menurut saya begini', enggak ada penjelasan yang lain."

Sikap tak biasa juga ditunjukkan Ferdy Sambo ketika membeberkan mengenai dugaan pelecehan yang dialami istrinya, Putri Candrawathi.

Baca Juga: Tak Terima Hanya Dirinya yang Diberi Sanksi, Ferdy Sambo Inginkan Bharada E Ikut Dipecat: Dia Sudah Tembak Brigadir J, Jangan Cuma Saya

Nada bicara Ferdy Sambo sempat meningkat kemudian kembali menurun ketika menjawab pertanyaan lain dari hakim.

"Seharusnya konteks mengenai pelecehan seksual ini adalah memori yang disebut episodik, memori yang sangat penting banget," ungkap Monica.

"Harusnya, ketika seseorang menceritakan mengenai sesuatu yang penting, episodik ini bisa dijelaskan secara detail."

"Atau ketika tidak bisa dijelaskan secara detail, penuh dengan muatan-muatan emosi yang terbaca dari ekspresinya dan melalui gesturnya."

Menurut pengamatan Monica, Ferdy Sambo sama sekali tidak menunjukkan gestur-gestur tersebut.

Alih-alih, ia justru terlihat berusaha mengalihkan pembahasan untuk tidak mengarah pada dugaan pelecehan tersebut.

"Tapi ternyata ini tidak terlihat dari Pak Sambo. Sehingga yang beliau lakukan adalah mencoba mengalihkan sehingga isunya tidak lagi ke pelecehan seksual," tandasnya.(*)