Gridhot.ID - Perang Rusia dan Ukraina masih terus menjadi sorotan internasional.
Dikutip Gridhot dari Tribunnews, Vladimir Putin teguh membuat Rusia terus menggempur Ukraina habis-habisan.
Sementara itu, NATO justru khawatir dampak luar biasa dari perang Rusia dan Ukraina ini.
NATO takut jika peperangan ini justru akan melebar ke negara-negara lainnya.
ekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg khawatir terhadap perang Rusia di Ukraina yang dapat menjadi perang antara Rusia dan NATO.
“Ini adalah perang yang mengerikan di Ukraina. Perang ini bisa menjadi perang penuh yang menyebar menjadi perang besar antara NATO dan Rusia,” katanya, Jumat (9/12/2022).
"Kami sedang mengusahakannya setiap hari untuk menghindari itu."
Mantan perdana menteri Norwegia ini mengatakan perang ini berpotensi menjadi perang besar-besaran di Eropa.
Sementara itu, Vladimir Putin justru dengan entengnya bersumpah untuk terus menyerang infrastruktur energi Ukraina meskipun jutaan orang tidak memiliki listrik atau air saat suhu membeku musim dingin makin menusuk.
"Ya, kami melakukan itu (serangan ke jaringan listrik Ukraina). Tapi siapa yang memulainya?" kata presiden Rusia pada upacara penghargaan di Kremlin sebagaimana dilansir BBC pada Jumat (9/12/2022).
Dikutip Gridhot dari Kompas.com, dia mengatakan bahwa kritik terhadap serangan Rusia "tidak akan mengganggu misi tempur kami."
Moskwa telah menggempur jaringan listrik Ukraina sejak 10 Oktober, menyusul serangkaian kekalahan berat militernya di garis depan pertempuran.
Beberapa pemimpin Barat menyebut strategi itu sebagai kejahatan perang, karena banyaknya kerusakan yang terjadi pada infrastruktur sipil.
Namun Presiden Putin mengatakan bahwa meningkatnya kritik global tidak akan menghentikan serangan tersebut.
"Ada banyak keributan tentang serangan kami terhadap infrastruktur energi negara tetangga. Ya, kami melakukannya. Tapi siapa yang memulainya?" katanya kepada penerima penghargaan negara di Moskwa, termasuk medali "Pahlawan Rusia."
Dia mengatakan serangan itu sebagai tanggapan atas ledakan di jembatan Rusia untuk menganeksasi Crimea pada 8 Oktober.
Dia juga menuduh Ukraina meledakkan saluran listrik dari pembangkit listrik tenaga nuklir Kursk dan memotong pasokan air ke Donetsk di timur Ukraina.
"Tidak memasok air ke kota berpenduduk lebih dari satu juta orang adalah tindakan genosida," kata Putin, menuduh Barat "membisu" atas klaim ini dan bias terhadap Rusia.
Jaksa Agung Ukraina Andriy Kostin mengatakan bulan lalu bahwa serangan Rusia terhadap infrastruktur energi Ukraina merupakan genosida.
Presiden Rusia mengkritik "kegemparan dan keributan yang menyebar ke seluruh alam semesta" yang muncul saat Moskwa menanggapi agresi Ukraina.
Ukraina sekarang telah melihat salju turun dan suhu di bawah nol di banyak daerah, dan jutaan tanpa listrik dan air mengalir, menimbulkan kekhawatiran orang akan mati karena hipotermia.
Negara itu beralih ke pemadaman darurat untuk menstabilkan jaringan listriknya setelah gelombang baru serangan rudal Rusia pada Senin (5/12/2022).
Para ahli mengatakan kepada BBC bahwa taktik Rusia menyerang infrastruktur energi kemungkinan besar dirancang untuk melemahkan semangat dan meneror penduduk, daripada mendapatkan keuntungan militer yang nyata, sebuah langkah yang akan melanggar hukum internasional.
Moskwa telah berulang kali membantah tuduhan tersebut.
(*)