Find Us On Social Media :

Gagal Tembak Jatuh Lima Drone Milik Pasukan Kim Jong-un di Langit Perbatasan Kota Seoul, Militer Korea Selatan Bakal Siapkan Senjata Mutakhir Ini Buat Pantau Aktivitas Korea Utara

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol mengibarkan bendera nasional selama upacara untuk merayakan Hari Pembebasan Korea dari penjajahan Jepang pada tahun 1945, di alun-alun kantor kepresidenan di Seoul, Korea Selatan, Senin, 15 Agustus 2022.

Serangan Senin (26/12/2022) adalah pertama kalinya dalam lima tahun drone Korea Utara memasuki wilayah udara Korea Selatan.

Insiden ini juga terjadi di tengah meningkatnya ketegangan di semenanjung, dengan Korea Utara melakukan sejumlah uji coba rudal tahun ini.

Media lokal melaporkan bahwa ada kemungkinan penampakan drone lain di Korea Selatan pada Selasa (27/12/2022), tetapi kementerian pertahanan mengatakan bahwa itu adalah sekawanan burung.

Awal bulan ini, Korea Utara mengklaim telah melakukan tes besar yang diperlukan untuk membantunya mengembangkan satelit mata-mata pertamanya.

Pyongyang mengklaim itu dapat digunakan untuk memantau Korea Selatan. Korea Utara bahkan merilis foto udara Seoul, yang katanya telah diambil selama pengujian.

Para ahli meyakini Korea Utara bekerja untuk menyempurnakan dan meningkatkan senjatanya, sambil menekan Amerika Serikat untuk meringankan sanksi dalam negosiasi di masa depan.

Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnews, 24 Desember 2022, disisi lain Korea Utara juga dilaporkan kembali menembakkan dua rudal balistik ke arah laut lepas pantai timurnya pada Jumat (23/12/2022) malam.

Dikutip dari Reuters, peluncuran dua rudal balistik tersebut terjadi di tengah tuduhan bahwa Pyongyang telah memasok amunisi ke pasukan Rusia yang digunakan untuk perang di Ukraina.

Baca Juga: Jadi Pertanda Rahasia Akan Terbongkar hingga Dapatkan Kepercayaan, Inilah 5 Arti Kedutan Area Jari Kelingking Kanan Menurut Primbon Jawa

Kepala Staf Gabungan Korea Selatan mengatakan bahwa kedua rudal tersebut terbang masing-masing sejauh 350 km dan 250 km. Adapun, penjaga pantai Jepang juga melaporkan dugaan peluncuran rudal balistik tersebut.

Lantas, militer Korea Selatan menyebut peluncuran rudal balistik itu sebagai tindakan provokasi serius yang merusak perdamaian dan stabilitas di semenanjung Korea dan sekitarnya serta pelanggaran yang jelas terhadap resolusi PBB.

"Kami akan melacak dan memantau perkembangan bersama dengan Amerika Serikat dalam persiapan untuk provokasi tambahan oleh Korea Utara, sambil mempertahankan postur kesiapan yang kuat berdasarkan kemampuan kami untuk menanggapi secara luar biasa setiap provokasi oleh Korea Utara," kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan.

Sementara itu, menteri pertahanan Jepang Toshiro Ino mengatakan Tokyo telah mengajukan protes keras kepada Korea Utara melalui saluran diplomatik di Beijing.

Kepala Sekretaris Kabinet Jepang Hirokazu Matsuno juga mengutuk peluncuran terbaru rudal balistik Korea Utara, seraya mengatakan bahwa tindakan tersebut benar-benar tidak dapat diterima.

"Eskalasi cepat provokasi Korea Utara dalam serangkaian tindakan mengancam perdamaian dan keamanan wilayah Jepang serta komunitas internasional," kata Matsuno.

Di sisi lain, militer Amerika Serikat mengatakan bahwa peluncuran dua rudal balistik itu tidak menimbulkan ancaman langsung terhadap personel atau wilayah AS, dan sekutunya, tetapi mengatakan tindakan tersebut menyoroti "dampak destabilisasi" dari program rudal nuklir dan balistik Pyongyang.

(*)