Gridhot.ID - Asam lambung merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita orang Indonesia.
Kondisi ini terjadi ketika asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan, saluran yang menghubungkan tengorokan ke perut.
Asam lambung naik dapat menimbulkan gejala seperti nyeri ulu hati (heartburn), sensasi panas atau perih di dada hingga kerongkongan, termasuk rasa pahit dan asam muncul di pangkal tenggorokan.
Asam lambung bisa disebabkan oleh berbagai alasan, seperti cincin otot sfingter esofagus yang lemah, hernia hiatus (bagian lambung mencuat ke area dada melalui lubang diafragma), atau pola makan dan kebiasaan hidup sehari-hari yang tidak sehat.
Bagi Anda yang memiliki riwayat penyakit asam lambung, sebaiknya perhatikan kebiasaan buruk yang biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Melansir dari Kompas.com, berikut 8 kebiasaan sehari-hari yang berpotensi menaikkan asam lambung:
1. Makan terlalu banyak
Makan terlalu banyak bisa memperbesar renggangan perut, yang tidak hanya menimbulkan rasa kenyang atau kembung, tetapi juga memberi tekanan pada sfingter esofagus bagian bawah (LES).
Melansir Gastroconsa, 20 Desember 2019, LES adalah otot yang membuka dan menutup dalam organ tubuh, yang berfungsi menurunkan ke perut.
Ketika seseorang terlalu banyak makan, maka tekanan pada perut bisa membuat LES terbuka, dan memungkinkan isi perut bocor kembali ke kerongkongan.
Asam lambung yang bocor inilah yang menyebabkan perut terasa mulas.
Baca Juga: 3 Cara Mencegah Asam Lambung Naik di Pagi Hari, Penderita GERD Diimbau Hindari Makanan Ini
2. Berbaring setelah makan
Tidur atau berbaring setelah makan kenyang memang nyaman.
Akan tetapi, kebiasaan itu bisa menyebabkan naiknya asam lambung. Apalagi setelah mengonsumsi makanan berlemak.
Berbaring berarti tubuh akan kehilangan manfaat gravitasi untuk membantu menjaga cairan di dalam lambung.
Maka, asam lambung bisa naik melalui LES ketika seseorang berbaring setelah makan.
Apabila ada kondisi yang memaksa sesorang harus berbaring bahkan setelah makan, maka coba berbaring miring ke kiri atau meninggikan tubuh bagian atas.
Hal ini dilakukan agar bisa membantu menjaga cairan dan isi dalam perut tetap pada tempatnya.
3. Makan larut malam
Makan terlalu larut atau berdekatan dengan jam tidur juga bisa menaikkan asam lambung.
Seperti disebutkan pada poin sebelumnya, tidur atau berbaring tak lama setelah makan bisa meningkatkan risiko asam lambung.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) menyarankan sebaiknya hindari makanan berat atau pedas 3 jam sebelum waktu tidur.
4. Stres
Rutinitas sehari-hari, seperti bekerja, sekolah, mengasuh anak, menonton televisi seharian, sewaktu-waktu bisa memicu stres.
Melansir Roswllness, 3 Juli 2020, stres meningkatkan produksi hormon kortisol, hormon yang juga bisa mempengaruhi sistem pencernaan.
Akibatnya, seseorang yang mengalami stres bisa memicu asam lambung naik.
5. Minum terlalu banyak saat makan
Minum air dalam jumlah yang cukup memang baik bagi tubuh. Akan tetapi, hati-hati jika minum terlalu banyak saat makan.
Minum terlalu banyak selama makan bisa mengencerkan asam lambung yang dibutuhkan untuk pencernaan. Pastikan Anda meminum air dalam jumlah cukup.
Minum cukup air, tidak kurang dan tidak lebih, bisa membantu menerna makanan.
Melansir laman Kemenkes, 19 September 2018, kebutuhan cairan tiap orang memang berbeda-beda.
Pada orang dewasa, umumnya konsumsi air putih yang disarankan yaitu sekitar 8 gelas berukuran 230 ml per hari atau total 2 liter.
Selain dari minuman, makanan juga dapat memberikan asupan cairan pada tubuh yaitu sekitar 20 persen.
Cairan dari makanan terutama diperoleh dari buah dan sayur, misalnya bayam dan semangka yang mengandung 90 persen air.
6. Terlalu banyak konsumsi karbohidrat
Karbohidrat merupakan makronutrien yang penting bagi tubuh karena dapat menghasilkan energi dalam jumlah besar.
Kendati demikian, mengkonsumsi terlalu banyak karbohidrat bisa memicu asam lambung, terutama jika tidak diimbangi dengan nutrisi lainnya.
Misalnya, kebiasaan makan mi dengan nasi, perkedel kentang dengan nasi, bubur ketan dengan roti.
Makanan yang mengandung banyak karbohidrat, sama seperti gula, akan menyebabkan gas dalam tubuh, dan mengakibatkan kembung.
7. Mengkonsumsi pengganti gula
Hati-hati dengan makanan instan yang memberi label "bebas gula".
Meski bebas gula juga akan menimbulkan reaksi gas di sistem pencernaan.
Alkohol gula, seperti xylitol, sorbitol, dan manitol adalah pemanis rendah kalori yang digunakan untuk membuat makanan bebas gula tertentu.
Meskipun rendah kalori, tetapi kandungan ini tetap memiliki beberapa efek samping dari gula.
Baca Juga: Hati-hati, Bahaya Makan Tomat Bisa Mengintai Penderita Asam Lambung Kronis, Ini Alasannya
Kandungan ini cenderung menimbulkan gas dan gejala usus lainnya karena tubuh tidak bisa dengan mudah menyerapnya.
8. Minum minuman bersoda
Minuman bersoda kerap jadi sajian pelepas dahaga favorit.
Gelembung soda yang mendesis karena dengan karbon dioksida kerap membuat peminumnya bersendawa.
Penting dicatat, setiap gas yang Anda sendawakan akan berakhir di usus dan menyebabkan kembung.
Seperti soda, bir berkarbonasi tetapi juga mengandung karbohidrat yang dapat difermentasi dari biji-bijian yang digunakan untuk menyeduhnya.
Kedua jenis minuman ini bisa berpotensi menaikkan asam lambung Anda.
Baca Juga: Bijinya Jangan Ikut Dimakan, Ternyata Ini Aturan Mengonsumsi Mentimun untuk Obat Herbal Asam Lambung
(*)