Find Us On Social Media :

Pernah Gagal Tes Akabri hingga Sempat Kerja di Perusahaan Cat, Inilah Sepak Terjang Aipda Ambarita, Polisi Viral yang Dikabarkan Bakal " Turun Gunung"

Sosok Bripka Ambarita

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID - Nama Aipda Monang Parlindungan Ambarita atau Aipda Ambarita disegani khalayak luas dan ditakuti para pelaku kejahatan di jalanan ibu kota.

Saat ini Aipda Ambarita menjabat sebagai Bintara Bidang Hubungan Masyarakat (Humas) Polda Metro Jaya.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan Kompas.com, 3 Januari 2022, sebelum dimutasi ke Bidang Humas Polda Metro Jaya, Aipda Ambarita memimpin Raimas Backbone, tim pengurai massa Polres Jakarta Timur di bawah Direktorat Sabhara.

Raimas sediri adalah singkatan dari pengurai massa. Tim ini memang bertugas mengurai, membubarkan, menceraiberaikan, dan melokalisasi massa yang melakukan tindakan anarki yang berpotensi mengganggu kamtibmas.

Ia bersama timnya kerap menyikat habis para orang-orang yang berpotensi melakukan pelanggaran hukum sehingga tindak kriminal di jalanan ibu kota dapat dicegah.

Wacana kembalinya Ambarita ke lapangan sebelumnya disampaikan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Fadil Imran saat giat Rilis Akhir Tahun 2022 Polda Metro Jaya, Sabtu (31/12/2022).

Fadil menyebutkan dua anggotanya, yakni Aiptu Jakaria alias Jacklyn Choppers dan Ambarita akan dipindahkan dari Bidang Humas Polda Metro Jaya ke posisi mereka semula pada 2023.

"Ambarita akan kembali hadir di jalan bersama Perintis Presisi," kata Fadil di Balai Pertemuan Metro Jaya, Sabtu. Ruangan itu pun seketika disambut tepuk tangan anggota polisi hingga tamu yang hadir.

Namun saat dikonfirmasi, Aipda Ambarita masih enggan menanggapi wacana kembalinya dirinya untuk bertugas di lapangan. Dia berdalih, masih menunggu perintah dari pimpinannya.

Baca Juga: Haram Makan Daging Ikan, Aliran Sesat Bab Kesucian yang Gegerkan MUI Sulsel Bikin Menteri Agama Turun Tangan, Pengikut Rupanya Juga Dilarang Lakukan Ini

"Maaf (saya) enggak berani kasih statement (pernyataan) apa-apa. Nanti biar pimpinan saya aja ya (yang menyampaikan)," ujar Ambarita.

Dimutasi karena dugaan pelanggaran SOP

Pada akhir 2021 lalu, ia dimutasi mutasi diduga berkaitan dengan pelanggaran prosedur operasi standar (standard operating procedure/SOP) saat bertugas.

Pelanggaran yang dimaksud adalah Ambarita memeriksa paksa ponsel milik seorang pemuda yang sedang berkumpul malam hari.

Kabid Humas Polda Metro Jaya saat itu, Kombes Yusri Yunus, mengatakan pemeriksaan ponsel diperbolehkan, selama tidak melanggar SOP dalam bertugas.

Pemeriksaan ponsel dapat berlaku dalam pemeriksaan terhadap pelaku kejahatan.

Dimutasi karena dugaan pelanggaran SOP Pada akhir 2021 lalu, ia dimutasi mutasi diduga berkaitan dengan pelanggaran prosedur operasi standar (standard operating procedure/SOP) saat bertugas.

Pelanggaran yang dimaksud adalah Ambarita memeriksa paksa ponsel milik seorang pemuda yang sedang berkumpul malam hari.

Kabid Humas Polda Metro Jaya saat itu, Kombes Yusri Yunus, mengatakan pemeriksaan ponsel diperbolehkan, selama tidak melanggar SOP dalam bertugas.

Baca Juga: Mulut Jadi Salah Satunya, 5 Bagian Tubuh Manusia Ini Dipercaya Disukai Khodam Leluhur Jahat, Simak Baik-baik Ulasannya Sekarang Juga

Pemeriksaan ponsel dapat berlaku dalam pemeriksaan terhadap pelaku kejahatan.

"Apakah polisi boleh melakukan pengecekan? Boleh, tergantung sesuai tidak dengan SOP. Contoh dari Resmob menangkap pelaku penadahan misalnya, boleh (periksa ponsel) kalau sesuai SOP," kata Yusri.

Gagas tes Akabri

Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnews.com, 19 Oktober 2022, jauh sebelum karier kepolisiannya ada di titik saat ini, Ambarita pernah gagal tes Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri). Itu terjadi pada 1995 selepas lulus SMA.

Tes demi tes saya lalui, hingga sampai ke tes terakhir," tutur Ambarita. Namun, hasil tes terakhir menyatakan dirinya gagal.

Ia kemudian sempat ditawari ke Bintara Kostrad.

"Tetapi saat itu saya bilang, 'Enggak usah lah, tahun depan saja'," ujar Ambarita. Setahun berikutnya, Ambarita mencoba daftar Bintara Polisi. Namun, sewaktu tes kesehatan, ia kelebihan berat badan. "Pergilah saya ke Jakarta, tetapi tidak untuk kuliah karena saya tidak mau kuliah," tutur Ambarita.

"Pergilah saya ke Jakarta, tetapi tidak untuk kuliah karena saya tidak mau kuliah," tutur Ambarita.

Di Jakarta, Ambarita bertemu dengan teman kakak perempuannya. Dari situ, ia ditawari kerja di perusahaan cat.

Baca Juga: Konon Bisa Pancarkan Energi Cukup Besar, Berikut Ini 4 Ciri-ciri Orang Sedang Diikuti Khodam Leluhur dan Miliki Pagar Ghaib, Anda Termasuk?

"Saya kerja di perusahaan cat di Ancol, Jakarta Utara, ditempatkan di laboratorium. Tugasnya membuat sampel warna," terang Ambarita.

Pernah suatu kali, seluruh badannya ketumpahan cat karena tempat penampungan bocor.

Ambarita hanya bekerja di perusahaan cat selama setahun. Krisis moneter 1997 membuatnya didepak dari perusahaan tersebut.

"Setelah itu, nganggur lagi," kata Ambarita.

Mimpi yang akhirnya terwujud

Di tengah waktu menganggurnya, Ambarita masih menyimpan mimpi untuk menjadi polisi.

"Saya waktu itu main ke Blok M, terus ada tulisan di banner 'penerimaan siswa dikmaba PK Polri Tahun 1998-1999'. Dari situ, saya mencoba lagi," kata Ambarita.

"Saya persiapkan lagi secara jasmani dan rohani. Sempat berpikir bagaimana kalau kecewa lagi? Nothing to lose," ujar dia.

Pada percobaan keduanya, Ambarita diberikan kelancaran dan selalu lolos di setiap tahap. Ia heran sekaligus senang. Hingga akhirnya ia dipanggil Polda Metro Jaya dan dinyatakan lulus.

Baca Juga: Kasus Pembunuhan Brigadir J Masih Belum Temui Titik Terang, Kini Ahli Hukum Pidana Unsoed Sebut Motif Pemerkosaan Tidak Jelas, Prof Hibnu Nugroho: Harus Ada Dua Bukti Ini..

Hingga akhirnya ia dipanggil Polda Metro Jaya dan dinyatakan lulus.

"Saya ditugaskan ke Mojokerto, Jawa Timur, dan menjalani pendidikan. Setelah beberapa bulan menjalani pendidikan, saya resmi jadi polisi," ujar Ambarita.

Saat Dwifungsi ABRI dihapus, ia kemudian pindah tugas ke Jakarta hingga saat ini. Selama di Jakarta, Ambarita pernah bekerja di Reserse Polda Metro Jaya hingga Divisi Sabhara Polres Jakarta Timur.

Viral karena Youtube Pada 2017, Ambarita resmi memimpin Raimas Backbone. Kini, ia memiliki 30 anggota. Raimas Backbone tak hanya tenar di jalanan, tetapi juga di dunia maya.

Per Jumat (2/7/2021), akun Youtube Raimas Backbone memiliki lebih dari 1,19 juta pelanggan atau suscriber. Sementara Instagram memiliki lebih dari 227 ribu pengikut atau follower. Raimas Backbone bahkan bisa menghasilkan uang dari kanal YouTube yang mereka kelola. Uang tersebut untuk menutup biaya operasional.

"Bikin YouTube, menghasilkan uang. Itu buat kami makan. Dulu enggak ada uang makan dari kantor," ujar Ambarita.

Selain itu, uang dari YouTube biasanya juga dipergunakan untuk merawat motor anggotan.

"Ada motor yang rusak, misalnya ganti tali kopling, itu uang dari YouTube," ucap Ambarita.

Baca Juga: Pengidap Asam Lambung Tak Boleh Asal, Ini Anjuran Konsumsi Minyak Ikan, Jangan Berlebihan Karena Ada Efek Sampingnya

"Karena lewat pengajuan dari kantor lama, sementara patroli jalan terus. Misal ban pecah, nunggu uang dari kantor lama, masak enggak patroli dulu? Enggak bisa," lanjutnya.

Ambarita menjelaskan, mekanisme seperti ini sudah diketahui dan didukung oleh pimpinannya. "Karena inisiatif seperti ini harus didukung, untuk kepentingan tim," kata Ambarita.

(*)