Find Us On Social Media :

KKB Papua Harus Pikir 2 Kali Kalau Mau Serang Bandara Ilaga Hingga Timika, TNI Terjunkan Kopasgat Jaga Landasan Udara, Pangdam Cenderawasih: Selalu Waspada!

Ilustrasi Kopasgat dan KKB Papua. KKB Papua mati kutu, cek daftar 12 bandara yang dijaga Kopasgat TNI di Papua.

Laporan Wartawan Gridhot.ID - Akhsan Erido Elezhar

Gridhot.ID - Simak informasi seputar kelompok kriminal bersenjata alias KKB Papua terbaru.

Institusi TNI membuat KKB Papua mati kutu.

Lantaran belasan bandara di daerah rawan serangan KKB Papua saat ini dijaga pasukan khusus TNI.

Dilansir Gridhot.ID dari artikel terbitan TribunKaltim, 4 Januari 2022, adalah Komando Pasukan Gerak Cepat alias Kopasgat TNI yang turun tangan menjaga keamanan bandara yang acap kali jadi objek teror KKB Papua.

Kabarnya TNI menurunkan 230 anggota Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) di 12 bandara Papua.

Ke-12 bandara yang dijaga oleh anggota Kopasgat tersebut di antaranya Pos Bandara Ilaga, Pos Bandara Sugapa, Pos Bandara Oksibil, Pos Bandara Wamena, Pos Bandara Moanamani.

Lalu Pos Bandara Nabire, Pos Bandara Mulia, Pos Bandara Tanah Merah, Pos Bandara Merauke, Pos Bandara Jayapura, Pos Bandara Enarotali dan Pos Bandara Timika.

Baca Juga: Beda 180 Derajat, Kini Jadi Ibu Bhayangkari, Momen Yeni Inka Saat Dampingi Kenaikan Pangkat Sang Suami Bikin Pangling

Prajurit dari Kopasgat yang ditugaskan untuk menjaga 12 bandara di Papua ini sudah tiba di Base Ops Lanud Silas Papare, Sentani, Jayapura, pada Selasa (3/1/2023).

Mereka nantinya akan membantu petugas keamanan setempat untuk mengamankan bandara-bandara di Papua dari gangguan KKB Papua.

"Jumlah personel ada 230, dari satuan Kopasgat (Batalyon Komando) 468 Biak," ujar Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Kav Herman Taryaman seperti yang dikutip dari TribunPapua.com, Rabu (4/1/2023).

Sementara itu, dalam upacara penyambutan Kopasgat, Selasa kemarin, Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa menyampaikan bahwa kondisi di Papua masih terjadi gangguan keamanan dan ketertiban oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Kondisi tersebut mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan sarana prasarana infrastruktur.

"Hal tersebut sangat memprihatinkan bagi semua pihak karena sangat berdampak negatif bagi stabilitas keamanan, khususnya Papua," kata Saleh Mustafa dalam siaran persnya.

"Menyikapi hal ini, saya berharap kepada Satgas Kopasgat yang akan melaksanakan tugas agar melaksanakan dengan sebaik-baiknya, selalu waspada, pahami tugas pokok dan aplikasikan materi pratugas yang diterima," ujarnya lagi.

Saleh juga berpesan kepada personel Kopasgat untuk menghindari terjadinya kesalahan prosedur maupun pelanggaran hak asasi manusia (HAM).

"Saya akui keberadaan Satgas Kopasgat ini sangat menentukan bagi keberlanjutan operasi penegakkan hukum maupun operasi keamanan di Papua."

Baca Juga: Indra Bekti Akhirnya Bisa Bertemu dengan Kedua Anaknya Setelah Terbaring di ICU Selama Sepekan, Aldila Jelita Bagikan Potret Bahagia Keluarga Kecilnya: Happy Banget

"Karena sarana transportasi udara yang sangat efektif dan efisien, sangat dibutuhkan oleh masyarakat khususnya di daerah pedalaman adalah kalian yang jaga," kata Saleh.

Adapun personel Kopasgat akan disebar mengamankan 12 bandara rawan di Papua, antara lain:

Pos Bandara Ilaga

Pos Bandara Sugapa

Pos Bandara Oksibil

Pos Bandara Wamena

Pos Bandara Moanamani

Pos Bandara Nabire

Pos Bandara Mulia

Baca Juga: Kala Niantang Menaungi Hidupnya, Berikut Para Weton yang Dipercaya Dijaga oleh Jin Khodam Indrapasta, Kesaktiannya Bisa Buat Dirinya Tajir Melintir

Pos Bandara Tanah Merah

Pos Bandara Merauke

Pos Bandara Jayapura

Pos Bandara Enarotali

Pos Bandara Timika

Dikutip Gridhot.ID dari artikel terbitan Tribunnews, 4 Januari 2022, ekskalasi aksi teror Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Papua memang semakin meningkat.

Bahkan sebelumnya, Kapolda Papua Barat Irjen Daniel Tahi Silitonga memerintahkan tangkap hidup atau mati KKB yang membuat onar.

Menanggapi hal itu, Kadiv Humas Polri Irjen Dedi Prasetyo menyampaikan bahwa pihaknya siap membantu Satgas Damai Cartenz maupun Polda Papua Barat untuk melakukan penegakan hukum.

"Pasukan Satgas Damai Cartenz dan pasukan Polda yang laksanakan penegakan hukum. Apabila Polda Papua perlu penebalan tentunya Mabes akan back up," kata Dedi kepada wartawan, Kamis (29/12/2022).

Baca Juga: Bahaya Self Diagnosis Mengenai Asam Lambung, dr Alya Batami Ungkap Alasannya, Tolong Jangan Dilakukan!

Namun begitu, Dedi tak merinci apakah Mabes Polri sudah perlu turun membantu dalam penegakan hukum KKB di Papua.

Sejauh ini, pihaknya masih menyerahkan kepada Satgas Damai Cartenz maupun Polda setempat.

Diberitakan sebelumnya, Gerilyawan KKB Papua (Kelompok Kriminal Bersenjata) ternyata bertindak semakin nekat.

Kini mereka kembali melakukan teror kepada warga sipil di Maybrat.

Tindakan nekad para gerilyawan tersebut, mengundang amarah Kapolda Papua Barat, Irjen Daniel Tahi Monang Silitonga.

Ia langsung memerintahkan aparat kepolisian setempat untuk segera memburu oknum anggota KKB Papua tersebut dan menangkapnya dalam keadaan hidup atau mati.

Saat ini, polisi tengah memburu gerilyawan Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) – Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Kabupaten Maybrat, Papua Barat Daya tersebut.

Kepada awak media, Kapolda Papua Barat, Daniel Silitonga mengatakan, saat ini tim gabungan TNI-Polri telah melakukan pengetatan pada beberapa titik di wilayah Maybrat.

Selain melakukan pengetatan di wilayah tersebut, Kapolda juga memerintahkan anak buahnya untuk memburu Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tersebut dan menangkapnya.

Baca Juga: 'Saya Ditipu!' Uang Rp 1,3 Miliar Raib Digondol Kabur, Mpok Alpa Kirim Somasi ke Sosok Ini, Beri Waktu 7 Hari dan Ancam Lapor Polisi

"Pokoknya yang namanya penjahat harus ditangkap dalam keadaan hidup atau mati," tegas Silitonga, saat ditemui di Sanggeng, Manokwari, Rabu 28 Desember 2022.

Untuk hal tersebut, masyarakat Maybrat diminta untuk selalu melaporkan kepada aparat kepolisian dan TNI jika melihat warga muka baru masuk ke wilayah tersebut.

Dikatakannya, jika gerilyawan itu melakukan penyamaran, berpenampilan layaknya masyarakat biasa, memang agak sulit untuk membedakannya. Sebab saat ini masyarakat sudah kembali ke Maybrat.

"Kalau mereka berpenampilan biasa, kita agak sulit mengidentifikasinya. Sebab masyarakat sudah kembali ke Maybrat," sambungnya.

Untuk itu, masyarakat diharapkan selalu memberikan informasi kepada aparat supaya bisa diambil langkah-langkah konkrit dalam menciptakan situasi yang aman dan nyaman bagi masyarakat.

"Memang KKB bisa berkamuflase sebagai masyarakat biasa. Tapi kita juga menggunakan teknik lain untuk membedakan para geryliawan dengan masyarakat sipil itu," katanya.

(*)