Find Us On Social Media :

Pasangan yang Pantang Menikah Menurut Primbon Jawa, Jika Dilanggar Akan Mendatangkan Musibah Menakutkan Ini

Ilustrasi weton yang tidak cocok menikah

GridHot.ID - Masyarakat Jawa menggunakan weton untuk beragam keperluan.

Keperluan yang paling populer dalam penggunaan weton adalah pernikahan.

Kedua mempelai akan dicocokkan terlebih dahulu weton mereka, untuk mendapatkan gambaran kecocokan dan penentuan kapan hari pernikahan baiknya digelar.

Lalu bagaimana jika weton pasangan tidak cocok

Apabila weton tidak cocok, maka pasangan itu pantang untuk menikah.

Dilansir dari Tribun Batam, sebagian masyarakat Jawa percaya, melanggar pantangan akan mendatangkan musibah seperti konflik rumah tangga hingga salah satu orang tua meninggal dunia.

Berikut beberapa weton yang pantang menikah menurut Primbon Jawa.

Wage dengan Pahing

Weton Wage dan weton Pahing dipercaya pantang untuk menikah.

Pasalnya, weton wage memiliki sifat seperti minyak, sedangkan weton pahing bersifat seperti air.

Alhasil, kedua weton ini cenderung sulit disatukan dalam hubungan pernikahan.

Apabila dilanggar, maka rumah tangganya akan penuh dengan perselisihan.

Baca Juga: 4 Weton yang Diramal Akan Mandi Rezeki Menurut Primbon Jawa, Jumat Wage Salah Satunya

Weton dengan neptu 25

Berikut daftar neptu dan weton yang perhitungannya berjumlah 25:

Selain yang disebutkan di atas, masih banyak lagi perhitungan neptu weton yang berjumlah 25.

Apabila melanggar pantangan, disebut-sebut salah satu orang tua dari pasangan akan meninggal.

Weton dengan neptu 26

Berikut daftar neptu dan weton yang perhitungannya berjumlah 26:

Apabila pasangan weton ini nekat menikah, dikatakan pernikahannya penuh dengan rintangan dari berbagai sisi.

Mereka akan mengarungi bahtera rumah tangga dengan jalan terjal yang tak ada habisnya.

Baca Juga: Pandai Lihat Peluang yang Hasilkan Uang, 3 Weton Ini Cocok Berbisnis Menurut Primbon jawa

Solusi bagi pasangan

Bagi pasangan yang tetap ingin menikah, maka harus memilih hari pernikahan yang paling baik.

Hal ini dimaksudkan untuk menetralisir bahaya yang mengancam kehidupan rumah tangga setelah menikah.

Selain itu, pasangan juga harus menggelar kegiatan syukuran setiap ulang tahun pernikahan.

Gunanya untuk menolak bala dan sebagai bentuk syukur karena rumah tangganya masih dijaga.

Harapannya, syukuran itu juga bisa menjadi penghangat rumah tangga di masa-masa yang akan datang.

Yang paling penting, pasangan harus siap dan ikhlas menerima apa pun masalah yang menimpa.

 (*)