"Proses perkenalan kami dibimbing oleh guru-guru, jadi gak ada interaksi berduaan, gak ada perasaan yang boleh timbul lebih menjaga," jelas Dennis Lim.
"Kita kirim CV taaruf, isinya biodata diri kita, visi misi, keluarga kita, data diri suapaya kita kenal," jelas Yunda.
Yunda kemudian bercerita soal perjalanan hijrahnya.
Yunda mengatakan dia awalnya bukan perempuan yang berpenampilan tertutup memakai cadar. Dulu, dia masih sering buka tutup hijab.
Yunda mendapatkan hidayah saat dia menyaksikan proses sakaratul maut temannya yang sakit kanker leukimia.
"Awal mula aku hijrah itu karena aku melihat ada teman dekat dia sakit leukimia kemudian meninggal di usia muda saat masih kuliah," jelas Yunda
"Nah dari situ aku melihat aku memutuskan untuk hijrah karena aku berpikirnya takut nanti setelah mati emang ada kehidupan lagi, sempat nanya juga dalam diri," lanjutnya.
"Kalau lihat orang meninggal itu takut, aku nanti bawa bekal apa ya dan aku bakalan dipulangkan di tempat nikmatnya abadi atau siksanya abadi, sampai akhirnya aku ketemu sama teman-teman komunitas hijrah," tambahnya.
Perjalanan hijrah Yunda bertambah indah ketika menikah dengan Dennis Lim.
Mengingat tujuan mereka menikah memang untuk sama-sama memperdalam agama Islam.
Sosok Dennis Lim
Melansir Bangka Pos, Dennis Lim kini dikenal sebagai pendakwah muda yang memiliki bahasa lugas dan mudah dipahami.