Find Us On Social Media :

Harta Bapaknya Rp361 Triliun, Anak Bos Djarum Ini Tetap Jalani Tes saat Lamar Kerja di BCA, Armand Hartono: Tantangan Bagi Saya

Armand Wahyudi Hartono

Tak dinyana, sepatu kulit berwarna cokelat itupun jebol seketika.

Saat sepatu tua kesayangannya sobek, Armand lebih memilih membalutnya dengan lakban ketimbang membeli yang baru saat itu juga.

"Prepare for anything. Apa pun bisa terjadi, sepatu tua tiba2 sobek di perjalanan, untung ada lakban," tulisnya dalam akun Instagram @armadhartono, Senin (23/12/2019).

Postingannya ini pun langsung menuai berbagai macam komentar netizen.

"Wong Jowo Puol iki. Ojo dumeh. Salut Boss Que," komentar akun @bamsugiarto.

"Da real Leader salut," tulis akun @rahadipurnawan.

"Low profile," timpal akun @mr.qmpoel_indonesia.

"Luar biasa Bos selalu mengajarkan yg kreatif n solusi," tambah akun @zeinke.

Dalam kehidupan sehari-hari, melansir GridHits.Id, Armand juga tidak boros dalam menggunakan uang dan fasilitas yang ia miliki.

"Saya selalu berusaha hemat. Mulai dari hal kecil seperti listrik, kita bisa saving. Nyalain AC sebentar saja. Kalau sudah dingin, begitu mau tidur, AC kita matikan,"

"Kan yang paling penting pas mau tidur saja, di tengah-tengah panas dikit tidak apa-apalah," kata Armand.

Baca Juga: Beneran Kaya dari Lahir, Armand Hartono Justru Tak Suka Pamer Harta Seperti Indra Kenz, Sang Dirut BCA: Gaya Hidup Sederhana Aja!

Menurut Armand, boros tidak ada manfaatnya. Justru agar bisa sukses dan kaya, Armand lebih suka menghabiskan uangnya untuk menabung dan investasi.

Saat bekerja di kantor pun Armand tidak menjaga gengsinya sama sekali. Meski dia berada di posisi tinggi, Armand tidak ragu untuk tetap makan di kantin.

"Gaya hidup juga harus dijaga, sederhana saja. Sehari-hari di kantor ya saya makan di kantin lho. Kalau ada nasabah besar yang potensial atau rekan bisnis datang berkunjung, baru saya ajak makan di tempat yang bagus, bukan di kantin," kata Armand sambil tertawa.

Armand sendiri masih memegang teguh filosofi Jawa karena dia besar di lingkungan orang-orang Jawa.

"Wong Jowo itu ngerti namanya cukup. Kita tidak perlu menunjukkan kalau usaha (bank) milik kita besar. Cukup tunjukkan kalau kita bisa menjadi institusi yang sehat dan terpercaya," pungkasnya. (*)