Find Us On Social Media :

Tanda Setan Sedang Menguasai Diri, Berikut Amalan Doa untuk Mengendalikan Amarah

ilustrasi amalan doa untuk mengendalikan amarah

GridHot.ID - Amalan doa bisa diamalkan setiap harinya.

Setiap kegiatan umat muslim tentu tak lepas dari amalan doa.

Berikut ini merupakan amalan doa yang bisa dibaca untuk mengendalikan amarah.

Melansir tribunmanado.co.id, Islam mengajarkan setiap muslim agar jangan mudah marah.

Dalam banyak hadits Nabi Muhammad SAW ada banyak dalil tentang ini.

Misalkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim.

"Dari Abu Hurairah RA dari Nabi Saw yang telah bersabda: Orang yang kuat itu bukanlah karena jago gulat, tetapi orang kuat ialah orang yang dapat menahan dirinya di kala sedang marah." (HR Bukhari dan Muslim).

"Dari Abu Hurairah RA bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Nabi SAW, "Berilah wasiat kepadaku." Sabda Nabi SAW: "Janganlah engkau mudah marah." Maka diulanginya permintaan itu beberapa kali. Sabda beliau, "Janganlah engkau mudah marah." (HR Bukhari).

Sementara itu dalam hadits lain yang diriwayatkan Ath-Thabrani disebutkan, "dari Abu Darda RA Rasulullah SAW bersabda: Jangan kamu marah, maka kamu akan masuk Surga." (HR Ath-Thabrani).

Pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Dawud dan Ibn Majah juga disebutkan, "dari Mu'adz bin Anas Al-Juhani RA, Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa menahan amarah padahal ia mampu melakukannya, pada hari Kiamat Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk, kemudian Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang ia sukai." (HR. Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah).

Saat kita dikuasai amarah sesungguhnya itu adalah godaan setan.

Baca Juga: Cukup Diucapkan 2 Kali Sebelum Panjatkan Keinginan dalam Sujud, Simak Amalan Doa Agar Hajat Segera Terkabul

Untuk itu sebagai orang yang beriman patutlah kita meminta perlindungan kepada Allah.

Hal itu dianjurkan Allah dalam surat Al Quran Surah Al A'raf ayat 200 sebagai berikut:

"Dan jika setan datang menggodamu, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Maha Mengetahui."

Dilansir dari tribunjogja.com, marah merupakan sifat alami yang Allah ciptakan pada diri manusia.

Marah menjadi bentuk emosi yang dirasakan ketika sesuatu atau seseorang tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Dalam tahapan tertentu marah dapat membuat seseorang tidak dapat mengontrol diri dengan baik tindakan maupun persepsinya.

Marah merupakan sifat manusiawi, bahkan seorang utusan seperti Rosulullah saw pun bisa marah, sebagaimana sabda Rasulullah yang dikutip dari suaramuhammadiyah.id:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Aku ini hanya manusia biasa, aku bisa senang sebagaimana manusia senang, dan aku bisa marah sebagaimana manusia marah”.

Berikut ini bacaan do’a untuk membantu mengendalikan amarah:

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ ، وَأَذْهِبْ غَيْظَ قَلْبِيْ ، وَأَجِرْنِيْ مِنَ الشَّيْطَانِ

Allâhummaghfirlî dzanbî, wa adzhib ghaizha qalbî, wa ajirnî minas syaithâni.

Baca Juga: Ustaz Adi Hidayat Sebut Bisa Didapatkan Setiap Orang dengan Satu Syarat, Simak 7 Amalan Doa Agar Bisa Mendapat Surga Firdaus

Artinya, “Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk. Ya Allah aku memohon ampun kepada Mu dan mohon hilangkan murka hatiku dan lindungiku dari setan yang terkutuk.”(Muttafaqun'alaih)

Terdapat kisah yang diceritakan dalam Al Qur’an surat Al A’raf ayat 150 tentang amarah Nabi Musa terhadap saudaranya:

Artinya: Dan tatkala Musa telah kembali kepada kaumnya dengan marah dan sedih hati berkatalah dia: "Alangkah buruknya perbuatan yang kamu kerjakan sesudah kepergianku! Apakah kamu hendak mendahului janji Tuhanmu? Dan Musapun melemparkan luh-luh (Taurat) itu dan memegang (rambut) kepala saudaranya (Harun) sambil menariknya ke arahnya, Harun berkata: "Hai anak ibuku, sesungguhnya kaum ini telah menganggapku lemah dan hampir-hampir mereka membunuhku, sebab itu janganlah kamu menjadikan musuh-musuh gembira melihatku, dan janganlah kamu masukkan aku ke dalam golongan orang-orang yang zalim"

Ayat ini menceritakan Nabi Musa yang marah dan sedih ketika mengetahui penyelewengan yang dilakukan kaumnya.

Ketika itu Nabi Musa pulang dari bermunajat kepada Allah dan mendapati kaumnya telah menjadi penyembah sapi dan pengikut samiri.

Nabi Musa sedih melihat kaumnya dan marah kepada saudaranya, Harun.

Nabi Musa mengira Harun tidak menjaga amanahnya dan membiarkan penyelewengan itu terjadi pada kaumnya.

Kekhawatiran Musa ini dilandaskan pada rasa ketakutan akan pertanggungjawabannya kepada Allah SWT.

Namun sebagaimana diterangkan dalam ayat tersebut Nabi Musa kemudian mau mendengarkan penjelasan Harun akan hal itu. (*)