Gridhot.ID - Gubernur Papua nonaktif Lukas Enembe membantah adanya dugaan aliran dana ke Organisasi Papua Merdeka (OPM) atau KKB Papua.
Lukas Enembe mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki hubungan dengan KKB Papua.
"Enggak ada. Hubungan apa?" kata Lukas Enembe saat ditemui awak media di Gedung Merah Putih KPK, Jumat (10/2/2023).
Lukas juga mengaku tidak mengenal tokoh OPM, Benny Wenda yang saat ini ada Inggris.
"Enggak ada. Tidak kenal," tuturnya.
Adapun Benny Wenda memiliki marga yang sama dengan istri Lukas, Yulce Wenda.
Benny Wenda sempet mengunggah permintaan pembebasan Lukas di Twitter @bennywenda pada Jumat (13/1/2023) lalu.
Dalam unggahan itu, Benny Wenda mengatakan bahwa Lukas bukan koruptor.
Lebih lanjut, Lukas membantah memiliki hubungan dengan Anton Gobay, warga negara Indonesia (WNI) yang ditangkap di Filipina karena kasus jual beli senjata api ilegal.
Berdasarkan informasi dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Manila, Anton Gobay mengaku bahwa senjata ilegal yang dibeli di Filipina akan dikirim ke Papua.
Senjata itu digunakan untuk mendukung aktivitas kelompok bersenjata di Papua atau KKB.
"NKRI harga mati saya,"jawab Lukas.
"Tidak ada (hubungan dengan Anton Gobay). Kau catat, NKRI harga mati," tegasnya.
KPK sebelumnya menyatakan akan mengusut dugaan aliran uang korupsi Lukas ke OPM.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata saat dimintai keterangan mengenai pemeriksaan terhadap istri Lukas.
"Kemudian, periksa istri Lukas Enembe? Ini tentu akan didalami dalam proses penyidikan berdasarkan alat bukti, keterangan saksi yang lain," kata Alex dalam konferensi pers di Gedung Merah Putih KPK, Selasa (17/1/2023).
Sementara itu, pengacara Lukas, Stefanus Roy Rening, membantah Yulce tidak berhubungan dengan Benny Wenda.
"Di Papua marga itu biasa. Jadi tidak ada kaitannya antara Wenda yang ada di Inggris dengan Ibu (Yulce). Mungkin mereka satu marga," kata Roy di Gedung Merah Putih KPK, Rabu (18/1/2023).
Sementara itu, Polri telah mendalami dugaan hubungan Anton Gobay dengan Lukas Enembe.
Namun, Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadiv Hubinter) Irjen Krishna Murti mengatakan, informasi soal keterkaitan Anton dan Lukas, masih menjadi informasi intelijen yang belum bisa dibuka ke publik.
"Kalau informasi intelejen kan tidak bisa dibuka ke publik. Tapi kan kasusnya sudah terang benderang kami informasikan," kata Krishna saat ditemui Kompas.com di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (9/2/2023).
Adapun tak lama usai penangkapan di Filipina, beredar foto Anton dan Lukas dalam satu frame yang sama.
Dalam foto terlihat, Anton dan sejumlah orang yang mengenakan seragam pilot sedang berfoto bersama Lukas.
Dari hasil pendalaman Tim Mabes Polri yang dikirim ke Filipina, Anton membeli senjata api di Filipina dengan nama alias atau samaran.
Totalnya, ada 12 senjata api yang dibeli.
Anton membeli 10 senjata laras panjang jenis M4 kaliber 5,56 mm tanpa amunisi serta 2 senjata api laras pendek jenis Ingram dengan kaliber 9 mm tanpa amunisi.
Berdasarkan keterangan Anton ke polisi, senjata api itu akan disalurkan untuk KKB Papua.
"Iya (KKB), kalau menurut yang bersangkutan (AG) seperti itu," ujar Krishna.
Anton sendiri mengaku hanya seorang simpatisan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
(*)