Find Us On Social Media :

Egianus Kogoya Sandera Pilot Susi Air, Suratnya di TKP Pembakaran Pesawat Ditemukan Satgas Damai Cartenz, Ada Pesan Khusus?

Surat yang ditinggalkan Egianus Kogoya didekat lokasi pembakaran pesawat Susi Air, Paro, Nduga, Papua Pegunungan, Rabu (15/2/2023

GridHot.ID - KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya saat ini masih menyandera pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru, Kapten Philips Mark Merthens, sejak Selasa (7/2/2023).

Sebelum menyandera sang pilot, KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya itu terlebih dahlu membakar pesawat Susi Air di lapangan terbang Karo, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.

Melansir Kompas.com, Kepala Operasi Damai Cartenz Kombes Faizal Ramadhani mengungkapkan bahwa Egianus Kogoya meninggalkan sebuah surat di dekat lokasi pembakaran Susi Air.

"Di TKP kita menemukan ada surat yang ditinggalkan Egianus, kita tahu itu ditinggalkan karena ditaruh di tiang yang ditanam di depan TKP," ujar Faizal di Mimika, Jumat (17/2/2023).

Menurut dia, surat yang ditinggalkan tersebut merupakan hasil ketikan komputer dan sudah lama dibuat.

Faizal memastikan bahwa dalam surat itu tidak ada pesan khusus terkait aksi penyanderaan pilot Susi Air.

"Setelah kita buka, ternyata itu surat tertandanya sudah lama, 17 Oktober 2018, tapi itu menunjukkan bahwa kejadian di Paro dilakukan oleh Egianus," kata Faizal.

Berikut isi dari surat yang ditandatangani oleh Egianus Kogoya tersebut,

"Dengan ini saya memohon kekuatan/militer TPN-OPM mengganggu fasilitas keamanan militer Indonesia.

Ini bukan Papua atau masyarakat Indonesia.

Mohon: jangan mengejar masyarakat, jangan menganggu masyarakat, jangan olok-olok masyarakat, jangan caci maki masyarakat.

Baca Juga: Ditenteng Egianus Kogoya saat Sandera Pilot Susi Air, Senjata KKB Papua Ini Dilengkapi Pelontar Granat, Pengamat: Diduga Buatan Pindad

Yang menganggu fasilitas keamanan kami militer TPN-OPM, boleh kejar saya, saya tidak mundur satu langkahpun dan dimana bertemu sekali bertemu. Yang mengeluarkan surat komando ini, dikeluarkan Markas Besar PertahananTPN-OPM Papua Barat, Ndugama, Makodap III.

Darakma, 17 Oktober 2018

Yang Mengeluarkan Surat Komando Panglima Perang Jenderal"

Penegakan Hukum Terhadap Egianus Kogoya

Melansir Antara News, Pangdam XVII Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa mengatakan penegakan hukum kepada Egianus Kogoya akan dilakukan secara terukur dan sesuai dengan standar operasional prosedur (SOP). "Penegakan hukum kepada Egianus itu dilakukan karena telah melakukan berbagai tindak kejahatan hingga menyebabkan banyaknya korban jiwa," kata Saleh di Jayapura, Jumat (17/2/2023). Dia mengatakan prajurit yang dikerahkan bersama Polri melakukan tindakan penegakan hukum sudah dibekali berbagai ketrampilan sehingga nantinya tidak akan terjadi pelanggaran HAM. "Prajurit yang terlibat termasuk anggota Polri sudah dibekali berbagai ketrampilan sehingga saat berada di lapangan akan dilakukan secara terukur dan tidak melanggar HAM," tegas Saleh. Pangdam Cenderawasih mengaku saat ini masyarakat sudah meninggalkan Paro dan mengungsi ke Kenyam, ibukota Kabupaten Nduga. Warga Paro itu berjalan kaki ke Kenyam sehingga penjabat Bupati Nduga meminta bantuan agar membantu mengevakuasi warga yang sakit, tua atau wanita dan anak-anak. "Kami sudah mengevakuasi mereka dengan menggunakan helikopter milik TNI-Polri ke Kenyam beberapa hari yang lalu saat warga sudah berada di sekitar gunung Wea," jelas Mayjen TNI Saleh.

Baca Juga: Egianus Kogoya Kabur dari Distrik Paro Bawa Pilot Susi Air, Tim Satgas Damai Cartenz Bongkar Kondisi Wilayah Kekuasaan Sang Komandan KKB Papua

Situasi keamanan di Distrik Paro menjadi tidak kondusif setelah KKB pimpinan Egianus Kogoya mengancam pekerja bangunan yang sedang membangun Puskesmas Paro pada Sabtu (4/2/2023).

Setelah itu, KKB membakar pesawat pilatus milik Susi Air di Lapangan Terbang Paro pada Selasa (7/2/2023) pagi.

Keberadaan pilot Philips Mark Merthens pun hingga kini belum diketahui.

Kemudian pada Rabu (8/2/2023), Satgas Ops Damai Cartenz mengevakuasi 15 pekerja bangunan yang sempat diancam Egianus Kogoya ke Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

Akibat situasi tersebut, pada Kamis (9/2/2023) malam, Kapolres Nduga AKBP Rio Aleksander Penelewan mengungkapkan bahwa warga Distrik Paro berbondong-bondong mengamankan diri ke Distrik Kenyam dengan berjalan kaki.

Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyatakan, saat ini Kapten Philips ada di tangan Egianus Kogoya, tetapi lokasi persisnya belum dapat diketahui.

(*)