Find Us On Social Media :

9 Jiwa Warga Papua Barat Hilang usai Kerusuhan Wamena, Benny Wenda Desak Dunia Campur Tangan: Cara untuk Hentikan Pertumpahan Darah

Benny Wenda

Baca Juga: Pilot Kapten Philips Mark Mehrtens Tak Kunjung Dibebaskan KKB Papua, Pihak Susi Air: Kita Sangat Berharap

Kata-kata penghukuman saja tidak cukup. Tanpa tindakan nyata, Indonesia akan terus bertindak dengan impunitas total di West Papua. Mereka telah berulang kali menunjukkan bahwa kita tidak aman di bawah kekuasaan mereka.

Dunia harus campur tangan: kami sangat membutuhkan kunjungan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia, sebagaimana janji Indonesia untuk memfasilitasi pada tahun 2018.

Ini bukan hanya permintaan saya, tetapi permintaan lebih dari 80 negara, termasuk anggota Forum Kepulauan Pasifik, Organisasi Negara-negara Afrika, Karibia, dan Pasifik, Spanyol, Belanda, dan Komisi Uni Eropa.

Jika Indonesia terus menggunakan taktik penundaan, masyarakat internasional harus memaksa mereka untuk mengizinkan PBB masuk. Tidak ada alasan lagi.

Satu-satunya cara untuk menghentikan pertumpahan darah ini adalah untuk Indonesia menarik pasukan mereka dan mengakhiri pendudukan brutal mereka.

Apa yang disebut 'Otonomi Khusus' hanya membawa lebih banyak pembunuhan.

Otonomi macam apa yang kita miliki jika tentara Indonesia dapat membunuh anak-anak di Paniai, hanya pengadilan Indonesia yang membebaskan mereka delapan tahun kemudian?

Satu-satunya otonomi nyata yang ada adalah otonomi tentara Indonesia untuk membunuh kami dengan darah dingin. Satu-satunya keadilan sejati akan datang melalui pembebasan.

Rincian korban tewas yang diketahui adalah sebagai berikut:

1. Ramot Siagian, 28, laki-laki, suku Batak (Luka golok di belakang kepala, luka panah di belakang).

2. Albert Sitorus, 26, laki-laki, suku Batak (Luka golok di belakang kepala, luka panah di belakang).