Find Us On Social Media :

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Sosok Penulis Kondang Ini Meninggal Dunia Usai 1 Bulan Lawan Penyakitnya, Simak Riwayat Karirnya yang Luar Biasa

Penulis Lily Yulianty Farid meninggal dunia

Gridhot.ID - Innalillahi wa innailaih rojiun, sosok penulis kondang ini meninggal dunia.

Dirinya baru saja meninggal dunia usai berjuang melawan penyakitnya selama ini.

Sosok penulis yang baru saja meninggal dunia tersebut adalah Lily Yulianti Farid.

Lily Yulianty Farid dilaporkan meninggal dunia pada Jumat, 10 Maret 2023.

Lily Yulianty Farid meninggal dunia di Melbourne, Australia pada pukul 01.00 waktu setempat.

Sang penulis meninggal dunia di Rumah Sakit Peter MacCallum Cancer Center di Melbourne.

Dikutip Gridhot dari Kompas.com, kabar duka tersebut juga diumumkan oleh Gramedia Pustaka Utama melalui akun Twitter-nya. Gramedia Pustaka Utama mengungkapkan ucapan duka untuk salah satu penulis terbaiknya.

“Seorang sahabat, seorang penggerak, Kak Lily kita memanggilnya. Yang suka tersenyum serta menyambut dengan pelukan hangat dan tangan terbuka. Kak Lily selamat jalan,” begitu cuitan dalam Gramedia Pustaka Utama dikutip Kompas.com, Jumat (10/3/2023).

“Kenangan-kenangan indah tak akan pernah hilang, sampai jumpa lagi. Rest in Love, Lily Yulianti Farid,” lanjut Gramedia Pustaka Utama.

Suami dari Lily Yulianti, Farid Ma'ruf Ibrahim pun juga menyampaikan bahwa istrinya itu menghembuskan nafas terakhir di rumah sakit setelah sebulan lebih berjuang melawan penyakitnya.

“Lily sudah tiada. Innalillahi wainnailaihi rajiun. Dia berangkat dengan tenang. Didampingi saya dan Fawwaz. Pukul 1 pagi hari Jumat 10 Maret 2023. Di Rumah Sakit Peter MacCallum Cancer Centre di Melbourne,” tulis Farid Ma’ruf.

Baca Juga: Pertanda Dapat Uang Salah Satunya, Simak 5 Arti Kedutan di Telinga Kanan Menurut Primbon Jawa

“Setelah lebih sebulan berjuang menghadapi penyakitnya. Selamat jalan kekasihku. Tunggu saya di sana. Akan kugandeng tanganmu kembali menyusuri taman-taman surgawi," demikian ditulis Farid Ma'ruf Ibrahim.

Profil Lily Yulianti Farid

Dikutip Gridhot dari Tribun Timur, Lily Yulianti Farid, MA., Ph.D sempat menjadi narasumber dalam Diskusi Women Talk yang disiarkan YouTube Tribun-Timur.com, Selasa (17/8/2021).

Diskusi Women Talk edisi kesepuluh yang mengusung Perempuan dan Kemerdekaan Bangsa disiarkan langsung di YouTube Tribun Timur.

Jebolan Universitas Hasanuddin Makassar itu kini jadi peneliti sejarah Australia di Negeri Kanguru.

"Saya urusan karier profesional seorang peneliti pusat kajian masyarakat asli Australia," kata Lily Yulianti Farid dalam program Women Talk.

Lily fokus melihat hubungan Australia sebelum masa kolonial Inggris dan Asia Tenggara.

Ia bekerja selama 6 tahun ke depan.

Selain kerja profesional, Lily bekerja banyak untuk masyarakat yang ia fokuskan di Makassar dan Sulsel.

Hal itu ia kerjakan dalam kurun waktu 11 tahun terakhir.

Lily selalu membagi pekerjaannya pada dua hal, pertama sebagai seorang wanita profesional karier dan sebagai seorang aktivis dan relawan yang melakukan serangkaian kerja-kerja akar rumput dengan berbagai organisasi.

Baca Juga: Caper Bos KKB Papua Apen Kobogau, 8 Kali Lepas Tembakan di Bandara Bilorai, Kapolres: Mereka Mau Menunjukkan Eksistensinya

Di Makassar, ia mendirikan sekaligus menjadi sutradara "Makassar International Writers Festival" (MIWF) atau Festival Penulis Internasional Makassar pada pertengahan Juni tahun 2011.

"Salah satu acara bertempat di tempat sama, sebuah organisasi didirikan dengan landasan kita tidak lagi melihat harus berada di Makassar baru bisa berkontribusi bagi Makassar atau Indonesia," katanya.

"Kita sudah rancang sejak 12 tahun lalu meskipun dia organisasi yang sangat kecil tapi programnya banyak," ujarnya.

Lily melanjutkan, karena latar belakangnya sebagai jurnalistik kemudian penulis karya sastra akhirnya ia fokus pada Makassar Internasional Writer Festival sejak 2011.

Lily Yulianti Farid adalah penulis Indonesia yang lahir di Makassar, 16 July 1971.

Dikutip dari Wikipedia, Lily mengarang cerita sejak kecil, namun sempat meninggalkan kegemaran ini saat meniti karier sebagai jurnalis.

Saat ini Lily tinggal di Melbourne, Australia.

Pernah belajar di Universitas Hasanudin di Fakultas Pertanian pada jurusan Hama dan Penyakit Tanaman, dimana dia memulai karier sastranya pada majalah kampus, "Identitas".

Setelah lulus, ia menjadi wartawan pada Harian Kompas (1996 - 2000).

Pada tahun 2001 hingga 2004, Lily mengambil gelar master pada studi "Gender and Development" (Jender dan Pembangunan).

Pada tahun 2010 ia mendaftar untuk program Doktor pada bidang "Gender and Media" pada universitas yang sama dan direncanakan lulus pada tahun 2014.

Baca Juga: Bakal Berusaha Balas Dendam Jika Sampai Hatinya Tersakiti, Ini 3 Weton yang Konon Disayangi Khodam Siluman Ular

Selama masa studinya di Melbourne, ia melanjutkan menulis jurnalistik dengan bekerja sebagai produser Radio Australia, Melbourne (2001-2004).

Ia juga bekerja sebagai spesialis program radio/produser pada Radio Jepang NHK World, Tokyo (2004 - 2008).

Selama periode tersebut, pada 2006 ia menjadi kolumnis untuk "Nytid News Magazine", Norway, dan masih berhubungan dengan majalah tersebut hingga saat ini.

Ia memulai kariernya sebagai penulis dan jurnalis, dan terlibat pada beberapa proyek independen, seperti "Panyingkul!" (www.panyingkul.dom) yang didirikan pada 1 July 2006, suatu media online yang memperkenalkan konsep "citizen journalism", yang berbasis di Makassar.

Ia mencurahkan sebagian waktunya mengelola media independen ini, selain menulis artikel untuk media di dalam dan luar negeri.

Buku kumpulan cerpen pertamanya, Makkunrai, terbit bulan Maret 2008 (Nala Cipta Litera) yang kemudian menginspirasinya menggelar pendidikan kesadaran jender, korupsi, poligami, dan politik dari perspektif perempuan, melalui karya sastra dan pertunjukan monolog yang diberi nama "Makkunrai Project", yang digagas bersama penulis dan pemonolog, Luna Vidya.

Pada bulan September 2008, Maiasaura, buku kumpulan cerita yang kedua diterbitkan oleh Panyingkul!, berdasarkan kumpulan jurnal, berita, dan dokumen dari organisasi wanita non-pemerintah, laporan-laporan organisasi hak asasi manusia dan berbagai media lainnya.

Kemudian Lily menulis kumpulan cerita pendek berjudul "Ruang Keluarga", yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris "Family Room", bersama dengan Makkunrai dan Maiasaura oleh Yayasan Lontar sebagai bagian dari Seri "Modern Library of Indonesia."

Cerita pendeknya, Dapur ("The Kitchen"), dipublikasikan pada edisi Januari 2009 oleh jurnal "Words without Borders" yang berbasis di Chicago.

Pada tahun 2009, ia menjadi pembicara utama panel dengan topik "Global Journalism and Organizing" pada Konperensi tahun 2009 "Women, Action & The Media" di Cambridge.

Pada tahun 2010, ia mendirikan rumah budaya "Rumata Artspace" sebagai proyek bersama dengan sutradara film Riri Riza. "Rumata", yang berarti rumah kita dalam bahasa Bugis-Makassar, bertujuan sebagai forum independen untuk perkembangan seni dan budaya di Makassar dan kebangkitan tradisi sastra Sulawesi Selatan.

Baca Juga: 9 Pilihan Obat Asam Lambung Alami yang Ampuh Meredakan Gejalanya

Ia juga diakui sebagai penggagas dan sutradara "Makassar International Writers Festival" (MIWF) atau Festival Penulis Internasional Makassar pada pertengahan Juni tahun 2011.

Keyakinannya yang kuat akan penulisan sastra dan tradisi baca membawa dia untuk menghadiri beberapa festival penulis di beberapa negara seperti Singapura, Australia, Prancis, Belanda, dan Hongkong, selain juga di Ubud, Bali, dan Utan Kayu, Jakarta.

Untuk sementara waktu tinggal di Tokyo dan senantiasa berusaha meluangkan waktu menemani putranya, Fawwas Naufal Farid, yang juga gemar mengarang cerita.

(*)