Find Us On Social Media :

Ida Dayak Diduga Tak Punya Darah Murni Kalimantan, Dewan Adat Tantang Ketemu Sang Wanita Sakti: Orang Dayak Jarang Obral

Sekertaris Umum Dewan Adat Dayak Jakarta, Lawadi mengajak Ida Dayak bertemu untuk mengklarifikasi opini yang berkembang di publik.

GridHot.ID - Ida Dayak kini masih menjadi sorotan gara-gara keahliannya dalam pengobatan alternatif.

Namun, belakangan ini kesaktian Ida Dayak mulai diragukan.

Bahkan, asal usul Ida Dayak pun kini mulai dipertanyakan.

Melansir tribunjakarta.com, sosok Ida Dayak yang tengah menggemparkan Indonesia, kini diragukan asal-usulnua.

Beredar kabar bahwa wanita anak satu itu bukan darah murni asli Kalimantan.

Ida Dayak yang kini terkenal berkat keahliannya di bidang pengobatan alternatif itu disebut-sebut datang ke Kalimantan mengikuti program transmigrasi.

Di media sosial beredar kabar yang menyebut Ida Dayak lahir pada 3 Juli 1972 di Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Sedangkan di KTP perempuan dengan nama asli Ida Andriani tersebut tercatat sebagai warga Paser, Kalimantan Timur.

Tak cuma itu, beredar juga kabar yang menyebut Ida Dayak merupakan seorang transmigran.

Melansir Warta Kota, Ida Dayak diduga seorang warga transmigrasi yang datang ke Kalimantan pada tahun 1995 silam.

Ida Dayak kemudian tinggal di Desa Pasir Belengkong, Kecamatan Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, Kalimantan Timur.

Baca Juga: 'Rahasia Perusahaan' Ida Dayak Dibongkar, Pasien Ini Ngeluh Tak Sembuh Meski Sudah Diobati, Sang Wanita Sakti: Saya Hanya Manusia Biasa

Rumah Ida Dayak sekitar 5 kilometer dari jalan utama Pasir Belengkong, dan berkisar 10 kilometer dari Ibukota Kabupaten Paser.

Memang rumah Ida Dayak di Desa Pasir Belengkong, tak jauh dari perkebunan sawit milik warga sekitar.

Rumah Ida Dayak adalah rumah transmigrasi pada umumnya, terbuat dari kayu, berkelir cat hijau.

Dilansir dari tribunnewsbogor.com, pengobatan alternatif yang dilakukan Ida Dayak kini mulai dipertanyakan oleh sebagian orang.

Hal itu setelah ada pasien Ida Dayak yang mengaku tangannya masih bengkok setelah diobati Ida Dayak.

Selain keilmuannya dalam memberikan pengobatan alternatif, ada juga yang meragukan Kedayakan Ida Dayak.

Hal itu juga diamini oleh Sekertaris Umum Dewan Adat Dayak Jakarta, Lawadi.

Untuk mengklarifikasi keraguan itu, ia pun berharap bisa bertemu dengan Ida Dayak sekaligus bersilaturahmi.

Ia mengatakan sudah berusaha menghubungi pihak Ida Dayak, namun tak kunjung mendapat respon.

Padahal menurut dia, tujuannya bertemu dengan Ida Dayak yakni untuk mengklarifikasi keraguan publik dan silaturahmi.

Apalagi pihaknya juga berterima kasih kepada Ida Dayak telah mengenalkan kearifan lokal adat Dayak.

Baca Juga: Pasien Ida Dayak Bikin Geger Usai Ngaku Tangannya Masih Bengkok Setelah Diobati, Dokter Berkomentar: Ditinggal Beli Takjil Bengkok Lagi

"Dalam kesempatan ini, kalau memang Ibu Ida ada di Jakarta, ada baiknya kita bersilaturahmi, dia bersilaturahmi dengan kita juga, sebagai bagian dari masyarakat Dayak," kata Lawadi dilansir dari Youtube Pesulap Merah Official, Selasa (19/4/2023).

Dengan adanya pertemuan itu, kata dia, untuk menghindari adanya opini yang masih meragukan Kedayakan sang Wanita Sakti.

"Jangan sampai menimbulkan opini dia ini masih diragukan bahwa asal menyebut atau mengaku orang Dayak saja," ujarnya.

Ia pun menilai hal wajar jika Ida Dayak mencari nafkah atau berprofesi sebagai ahli pengobatan alternatif.

"Karena namanya mencari nafkah itu hal yang wajar siapa saja melakukan, cuma orang Dayak itu jarang yang obral-obral seperti itu," jelas dia.

Untuk itu, ia sangat berharap bisa bertemu langsung dengan Ida Dayak.

"Makanya kami harapkan, kalau memang kesempatan ini didengar oleh Ibu Ida dan timnya. Saya sudah punya lima nomor telepon tidak ada yang dibalas. Padahal maksud kita untuk klarifikasi sama beliau," ucapnya.

Di sisi lain ia pun mengaku senang dengan viralnya Ida Dayak ini, sudah mengenalkan kearifan lokal orang Dayak untuk berobat dan lain-lain.

"Tapi kalau Ibu Ida sendiri menutup diri ya kita mau bilang apa. Memang sih dia sibuk, tapi apa dalam 30 hari itu dia sibuk semuanya. Kalau memang dia bagian dari masyarakat adat Dayak," ujarnya lagi.

Ia pun berulang kali mengatakan agar bisa dipertemukan dengan Ida Dayak.

"Mohon izin kepada yang punya akses, orang Dayak ini sebetulnya juga rindu bersilaturahmi di Jakarta," jelasnya.

Baca Juga: Pasien Ida Dayak Ngamuk Tangannya yang Bengkok Tak Sembuh, Murka Videonya Saat Diobati Terus Diupload di Sosial Media, Anak Indigo: Orang Sakti Belum Tentu Suci

Ia juga menegaskan bahwa keahlian yang dimiliki Ida Dayak untuk memberikan pengobatan alternatif bukan hal yang aneh bagi masyarakat Kalimantan.

"Keahlian seperti itu memang sudah biasa di masyarakat Dayak," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Dewan Adat Dayak, Tamunan Kiting mengklarifikasi banyaknya pihak yang mengaku orang Dayak lalu menjual jimat dan sebagainya.

"Memang berbagai cara orang mencari keuntungan, secara orang Dayak itu hidupnya bukan seperti itu. Jadi kita biasa bekerja dengan baik, bekerja keras, bangun pagi, berladang, bekerja dan seterusnya, bukan untuk menipu," tegasnya.

Ia tak menampik banyak orang yang mengaku asli Dayak dan menggunakan atribut Dayak untuk kepentingan pribadi.

"Itu yang kita tidak mau, dengan menggunakan atribut Dayak, mengaku orang Dayak, terus menjual obat dan seterusnya itu tidak ada. Orang Dayak yang betul itu tidak ada," tandasnya.

Bahkan pihaknya mengatakan bisa mengetes apakah seseorang itu asli Dayak atau bukan.

Yakni dengan cara menanyakan aslinya dari mana, dan dari sub suku apa.

Kemudian anggota Dewan Adat Dayak lainnya, Yopinus Jailin juga menegaskan bahwa sepengetahuannya, orang Dayak asli itu tidak pernah menjual ilmu di jalan-jalan.

"Kalau ada yang menjual ilmu di jalan, atau etnis Dayak di pasar-pasar, itu bohong," tandasnya. (*)