GridHot.ID - Anak seorang perwira polisi di Medan, Aditya Hasibuan menganiaya mahasiswa bernama Ken Admiral.
Aditya Hasibuan kini telah resmi ditetapkan sebagai tersangka.
Aditya Hasibuan ditetapkan sebagai tersangka oleh Dit Reskrimum Polda Sumatera Utara pada Selasa (25/4/2023).
Hal itu disampaikan oleh Dir Reskrimum Polda Sumut, Kombes Pol Sumaryono dalam konferensi pers.
Dikutip dari TribunJateng, Aditya juga akan ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka.
"Untuk terkait saksi-saksi, maupun orang orang di sekitar, masih kita dalami," kata Sumaryono pada konferensi pers di Mapolda Sumut, Selasa (25/4/2023) malam.
Lagi-lagi kasus penganiayaan yang viral belakangan ini karena masalah klasik.
Setelah kasus penganiayaan Mario Dandy cs terhadap David yang dilatarbelakangi asmara, muncul kembali penganiayaan seorang anak perwira polisi menengah kepada temannya dengan motif yang sama.
Dikutip dari TribunJakarta, perbuatan anak polisi yang berlagak jagoan, Aditya Hasibuan, tak jauh berbeda dengan Mario Dandy yang tega menyikat anak orang secara brutal.
Bahkan, sang ayah, AKBP Achiruddin Hasibuan bak seorang penonton tinju, menyaksikan langsung bagaimana sang anak menghabisi Ken Admiral layaknya samsak hidup.
Masalah itu dipicu dari sebuah chat.
Ken Admiral bertanya apa hubungan Aditya dengan teman perempuannya, D.
Pada tanggal 21 Desember 2023, Ken Admiral dan Aditya bertemu di SPBU Jalan Ringroad Kota Medan.
"Dari pembicaraan chattingan tersebut, ada yang enggak berkenan sehingga saudara terlapor (Aditya) melakukan pengrusakan mobil terhadap pelapor (Ken Admiral)," kata Dirkrimum Polda Sumatera Utara, Kombes Sumaryono pada Selasa (25/4/2023).
Selain merusak mobil, Aditya juga memukuli korban sebanyak tiga kali ke bagian pelipis.
Keesokan harinya, sekitar 2.30 WIB, Ken Admiral ditemani lima kawannya menghampiri rumah anak bos polisi itu.
Mereka berniat untuk menyelesaikan masalah.
Namun, alih-alih masalah selesai, Ken pulang dengan muka babak belur.
Diduga awal permasalahan antara kedua pemuda itu tak lain karena asmara.
"Motif, masih didalami. Ini berkisar terkait motif asmara," kata Kombes Sumaryono, di hadapan wartawan.
(*)