Find Us On Social Media :

Heboh Jokowi Nyaris Makan Buah Berformalin Saat Liburan di Labuan Bajo, Ini Cara Petugas Uji Makanan dan Bahayanya Jika Sampai Dikonsumsi

Presiden Jokowi dan keluarganya dikabarkan nyaris makan buah yang mengandung formalin saat liburan di Labuan Bajo.

Yulianus juga memastikan, akan mengambil sampel makanan di semua restoran yang berada di Laboan Bajo untuk diuji tim Loka POM Manggarai Barat.

"Besok kita lanjutkan lagi, semua resto yang ada di Labuan Bajo kita akan periksa semua," tegasnya.

Wakil Bupati Manggarai Barat itu memastikan akan menindak tegas restoran yang kedapatan menjual makanan mengandung zat berbahaya.

"Kita akan berikan teguran keras kalau kita dapat, bahkan sampai kita stop izinnya."

"Kita tidak mau ada restoran yang mengganggu kesiapan menjelang ASEAN Summit," pungkasnya.

Melansir tribunnewsbogor.com, sebelumnya, ketahui dulu apa itu formalin yang hampir mengancam nyawa Presiden RI itu.

Dikutip dari laman resmi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), formalin merupakan suatu larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat membusuk.

Di dalam formalin terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air.

Formalin pada dasarnya digunakan sebagai pembunuh kuman, pembasmi serangga, bahan pembuatan sutra buatan, pengawet kosmetik, dan lainnya.

Sayangnya di beberapa kasus, formalin digunakan sebagai campuran bahan pangan agar tidak mudah busuk dan bisa disimpan berhari-berhari.

Beberapa contoh produk yang sering mengandung formalin misalnya ikan segar, ayam potong, mie basah dan tahu yang beredar di pasaran.

Baca Juga: Jokowi Diminta Biayai Hidup Istri Sertu Robertus Simbolon, Keluarga Akui Masih Tak Terima Putranya Tewas Diserang KKB Papua Aibon Kogoya: Dia Itu Anak yang Kuharapkan!

Padahal formalin sangat berbahaya jika dikonsumsi dan masuk ke dalam tubuh manusia.

Dampak formalin pada kesehatan manusia, dapat bersifat akut dan kronik.

Bahaya akut, seseorang yang mengonsumsi formalin dapat mengalami iritasi, alergi, mata berair, mual, muntah, sakit perut, dan pusing.

Sedangkan parahnya bisa menimbulkan gangguan pada pencernaan, hati, ginjal, pankreas, system saraf pusat, dan kanker.

Sedangkan pada konsentrasi tingkat tinggi, bisa berujung pada kematian.(*)