Find Us On Social Media :

Susi Pudjiastuti Marah Besar Pilotnya Tak Kunjung Dibebaskan KKB Papua, Sang Mantan Menteri: Kalau Disuruh Menyelamatkan Saya Bom Semuanya

Bos Susi Air, Susi Pudjiastuti, pun marah besar karena pilotnya tak kunjung bisa dibebaskan dari tangan KKB Papua.

GridHot.ID - Sudah tiga bulan, pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru Kapten Philips Mehrtens disandera oleh KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya.

Berbagai upaya terus dilakukan oleh tim gabungan TNI-Polri untuk membebaskan sang pilot. Namun, hingga kini, belum menemui hasil yang diharapkan.

Bos Susi Air, Susi Pudjiastuti, pun marah besar karena pilotnya tak kunjung bisa dibebaskan dari tangan KKB Papua.

Melansir Tribunnews.com, Susi Pudijastuti mengatakan bila dirinya diminta menyelamatkan pilotnya, maka ia akan meminta bom pada TNI.

Susi Pudjiastuti akan mengebom sendiri pasukan KKB di Papua.

Kemarahan Susi Pudjiastuti ini disampaikan dalam rekaman sambungan telepon dengan pendeta Karel Phil Erari seperti ditayangkan Kompas TV, pada Sabtu (6/5/2023).

Rekaman pembicaraan tersebut telah diizinkan oleh Sudi Pudjiastuti untuk ditayangkan sebagai pemberitaan.

"Saya marah, kalau tanya saya, saya mau apa, kalau saya disuruh menyelamatkan pilot saya sendiri, saya akan minta bom sama TNI," kata Susi Pudjiastuti.

"Saya bom semua sendiri, saya marah," lanjutnya.

Pendeta Karel Phil Erari mengatakan akan segera ke Jakarta untuk berbicara dengan pemerintah dan berharap ada tindak lanjut lebih lagi perihal pembebasan Kapten Philips dari KKB pimpinan Egianus Kogoya.

"Betul-betul. Oke bu Susi senang bisa bicara, minggu depan saya ke Jakarta," katanya.

"Nanti saya pengin bisa untuk coba minta beliau segera mengeluarkan perpres untuk memastikan bahwa Kapten Philips segera dibebaskan dan segera harus ada tindakan terhadap Egianus Kogoya dengan teman-teman," lanjutnya.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Pernah Ngobrol dengan Ayah Egianus Kogoya, Ngamuk Bukan Main Pilotnya Masih Disandera KKB Papua: Saya Bom Semuanya Sendiri, Saya Marah!

Susi Pudjiastuti pun tak kuasa menahan tangisnya.

"Saya bicara dengan Bapak saya nangis karena saya marah. Tidak adil, kalian tidak adil kepada saya. Saya perempuan sendiri cari makan, untuk menghidupi ratusan ribuan orang, kalian aniaya," ujar Susi dilansir dari rekaman panggilan telepon yang diterima Kompas.com, Sabtu (6/5/2023).

"Marah saya Pak Phil," katanya lagi yang diikuti suara terisak.

Menanggapi itu, Pendeta Karel Phil meminta maaf. Ia pun menyampaikan rasa simpatik untuk Susi.

"Saya ikut menangis bersama Bu Susi. Sehat-sehat Bu Susi, God bless you," kata Karel Phil.

Susi Pudjiastuti lantas meminta maaf karena dirinya bercerita sampai menangis.

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan itu kembali mengaku bahwa ia tak kuasa menahan kemarahan dan kejengkelannya.

Ia kemudian menceritakan bahwa dalam sehari, maskapai Susi Air melakukan sebanyak 70 hingga 90 penerbangan untuk membawa bahan makanan, obat-obatan, membantu transportasi warga Papua hingga membawa bantuan kepada anak-anak.

"Saya cuci luka anak-anak. Saya sekolahkan anak-anak Papua. Kenapa pesawat saya dibakar? Pilot saya diculik. Apa, apa kejahatan saya sehingga mereka jahati saya seperti ini?" kata Susi Pudjiastuti.

Ia mengatakan, sempat merasa senang setelah pihak KKB menyatakan ingin bernegosiasi dengan TNI dan Polda Papua.

Namun, dua hari kemudian ada dua pasukan TNI yang ditembak oleh KKB.

Baca Juga: Pilot Susi Air 3 Bulan Dicengkram KKB Papua, Diduga Ada Pejabat Pemerintah yang 'Sponsori' Egianus Kogoya untuk Terus Menyandera Kapten Philip

"Itu kan apa? Katanya mau negosiasi tapi kalian bunuh putra-putra bangsa. Saya jadi lebih marah lagi. Mau diambil apa? Sementara orang lain yang cari untung saja di Papua kalian biarkan," ujar Susi.

Sebagaimana diketahui, KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya membakar pesawat Susi Air di Bandar Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan pada 7 Februari 2023.

Tak hanya membakar, KKB Papua pimpinan Egianus Kogoya juga menyandera sang pilot, Kapten Philips, yang hingga detik ini tak kunjung dibebaskan KKB.

Dalam upaya pembebasan Kapten Philips, KKB sedianya sudah membuka diri untuk melakukan negosiasi.

Akan tetapi, beberapa waktu kemudian, mereka justru menembaki personel TNI dari Satuan Tugas Batalion Infanteri (Yonif) Raider 321/Galuh Taruna Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad) di Distrik Mugi, Nduga, Papua Pegunungan pada 15 April 2023.

Setidaknya, ada empat personel TNI yang gugur.

Mereka adalah Prajurit Satu (Pratu) Miftahul Arifin, Pratu Ibrahim, Pratu Kurniawan, dan Prajurit Dua (Prada) Sukra. (*)