Find Us On Social Media :

KKB Papua Makin Berani hingga Minta Duit Tebusan Rp 500 Juta, Begini Kronologi Penyanderaan 4 Pekerja Tower BTS Telkomsel

Ilustrasi anggota KKB Papua

Awalnya, rombongan pekerja yang dipimpin Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Pegunungan Bintang Alverus Sanuari, berangkat dari Oksibil menuju Distrik Okbab menggunakan Pesawat Elang Air sekira pukul 08.30 WIT.

Setibanya di Lapangan Terbang Okbab, pesawat tersebut langsung dihadang oleh lima orang yang mengaku berasal dari kelompok KKB.

Kelompok itu menggunakan senjata tajam, seperti parang. Mereka bahkan melakukan kekerasan fisik terhadap tiga orang pekerja.

"Alverus Sanuari beserta salah satu korban luka yang bernama Benyamin Sembiring, dibebaskan untuk kembali ke Oksibil. Mereka tiba di Bandara Oksibil sekitar pukul 11.00 WIT," jelas Ignatius dalam keterangannya, Sabtu (13/5/2023).

"Dan langsung dilarikan ke RS Oksibil untuk mendapatkan perawatan medis. Namun, hingga saat ini, masih terdapat empat orang yang disandera oleh kelompok tersebut. Dua di antaranya mengalami luka akibat penganiayaan," papar Ignatius.

Nama-nama pekerja yang masih disandera antara lain Asmar selaku staf PT IBS.

Ia mengalami luka di bahu kanan.

Lalu ada Peas Kulka yang merupakan staf distrik, Senus Lepitalem selaku pemuda dari distrik Borme, dan Fery selaku staf PT IBS yang alami luka di bahu kiri.

Ignatius menuturkan, KKB mengajukan tuntutan, yakni tebusan sebesar Rp 500 juta sebagai syarat pembebasan para sandera.

"Tuntutan ini menjadi perhatian serius bagi pihak berwenang, dan langkah-langkah sedang diambil untuk menangani situasi ini dengan cepat dan mengamankan keselamatan para sandera," tutur Ignatius.

Baca Juga: KKB Papua Sandera 4 Pekerja BTS dan Minta Tebusan Setengah Miliar Rupiah, Terungkap Kronologi Penyergapan dan Nama Para Karyawan yang Ditahan

Untuk langkah-langkah penanganan, rapat pun telah digelar dengan melibatkan pihak-pihak terkait seperti Polri-TNI hingga pemerintah daerah (Pemda).

Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Mohamad Dafi Bastomi mengatakan, Pemda dan aparat keamanan telah menjalin komunikasi melalui tokoh adat Okbab setempat guna mendapatkan informasi terkini mengenai kondisi para korban.

"Upaya negosiasi dan penyelesaian secara damai menjadi prioritas, namun tetap memperhatikan hukum dan kebijakan yang berlaku," katanya.

"Pemerintah berharap dapat mengatasi situasi ini dengan cepat dan memastikan keselamatan semua pihak yang terlibat," ucapnya.(*)