Find Us On Social Media :

Philips Mark Merthens Belum Dibebaskan, KKB Papua Kembali Berulah Sandera 4 Pekerja BTS, Minta Tebusan Uang Rp 500 Juta

Ilustrasi KKB Papua.

"Untuk detailnya, saya masih menunggu dari Kapolres Pegunungan Bintang," kata Faizal, Sabtu kemarin.

Indikasi Kegagalan Skenario Keamanan di Papua

Sementara itu, Co-Founder Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi mengatakan, kasus penyanderaan oleh KKB yang berulang ini menandakan gagalnya skenario keamanan di Papua.

“Berulangnya aksi penyanderaan mengindikasikan kegagalan aparat dan skenario keamanan di Papua,” kata Fahmi dalam keterangannya kepada Kompas.com, Sabtu (13/5/2023) petang.

Menurut Fahmi, pemerintah dan TNI-Polri harus mengevaluasi dan melakukan pembenahan secara cepat.

Hal ini terutama berkaitan dengan distribusi peran yang jelas dalam perbantuan TNI untuk tugas-tugas Polri.

Baca Juga: Rahasia Weton yang Paling Mudah Dapat Pekerjaan dan Karier Sukses

“Polri saya kira perlu lebih fokus pada tugas utamanya yaitu melindungi masyarakat dan memelihara keamanan, selain menegakkan hukum,” kata Fahmi.

“Sementara TNI dalam kerangka OMSP (operasi militer selain perang) dan perbantuan untuk kepolisian di Papua, mestinya juga tetap tidak melupakan tugas pokoknya sebagai penjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah negara,” tutur Fahmi.

Fahmi mengatakan, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono seharusnya bisa lebih tegas dan selektif dalam menentukan personel dan pasukan yang akan ditugaskan di Papua.

“Misalnya yang menyangkut kesiapan mental dan fisik, tingkat capaian dalam latihan persiapan, hingga tingkat loyalitas maupun integritasnya,” kata dia.

Dengan demikian, ucap Fahmi, kegagalan operasi dan skenario akan sangat mungkin dihindari.

(*)