Find Us On Social Media :

Kepala Mahira Dinabila Sudah Jadi Tengkorak Tapi Badannya Utuh, Keluarga Kandung Beberkan Deretan Kejanggalan Kematian Mahasiswi USU

Ayah kandung Mahira Dinabila menunjukkan foto semasa hidup korban, Senin (8/5/2023).

GridHot.ID - Kematian mahasiswi USU bernama Mahira Dinabila masih menjadi misteri.

Mahira Dinabila dketahui ditemukan meninggal di rumah orang tua angkatnya.

Keluarga pun menemukan kejanggalan dalam kasus kematian Mahira Dinabila.

Melansir tribunlampung.co.id, makam mahasiswi Universitas Sumatera Utara (USU) Mahira Dinabila dibongkar polisi untuk mengungkap penyebab kematiannya.

Makam mahasiswi asal Medan tersebut dibongkar untuk dicari penyebab kematiannya yang dianggap tidak wajar.

Proses pembongkaran makam mahasiswi Medan ini disaksikan oleh pihak keluarga dan masyarakat.

"Saya ucapkan terima kasih kepada Kapolsek Patumbak yang sudah membiayai autopsi ini," kata Pariono, ayah kandung Mahira Dinabila, Sabtu (13/5/2023).

Pariono mengatakan, ia berharap ada petunjuk yang kuat tentang penyebab kematian anaknya.

Selama ini, ada beberapa kejanggalan yang dirasa pihak keluarga, sejak kematian korban.

"Semoga pihak Dit Labfor Polda Sumut bisa secepatnya memberikan rilis hasil autopsi, dan bisa mengungkap apa yang sebenarnya terjadi terhadap anak saya," katanya.

Dari amatan Tribun-medan.com, proses pembongkaran makam di pekuburan muslim Perumahan Mandala, Jalan Kenanga Raya, Kelurahan Kenanga, Kecamatan Percut Seituan, Kabupaten Deliserdang disaksikan puluhan masyarakat.

Baca Juga: Menghilang Selama 2 Hari, Seorang Bocah SMP Ditemukan Tak Bernyawa di Sungai, Sempat Tulis Surat Perpisahan Buat Nenek

Ketika makam mulai dibongkar, tercium aroma tak sedap dari lokasi. Warga pun langsung menutup hidung, dan menjauh dari lokasi pemakaman.

Dilansir dari tribunsolo.com, kematian mahasiswi Universitas Sumatera Utara (USU), Medan, Sumut, yang jasadanya ditemukandalam keadaan tidak wajar, Rabu (3/5/2023) lalu kini masih jadi misteri.

Seperti diberitakan, mahasiswi yang bernama Mahira Dinabila ini meninggal di dalam rumah keluarga angkatnya di Komplek Rivera, Kecamatan Medan Amplas, Medan.

Saat ditemukan, jasad korban sudah menjadi tengkorak.

Keluarga kandung korban lantas membeberkan sejumlah kejanggalan dalam kasus kematian mahasiswi semester dua tersebut.

Pariono, ayah kandung Ira, sapaan Mahira, kaget mendapat kabar anaknya meninggal.

Dia mengaku pertama kali mendapatkan kabar duka itu dari pihak keluarga angkat Ira pada 3 Mei 2023. Pariono langsung mendatangi rumah keluarga angkat Ira.

"Waktu itu saya lihat korban ini sudah terbungkus, lalu ada pihak kepolisian menyuruh saya ngambil Baygon, karena enggak ada yang berani ngambil," kata Pariono, Senin (8/5/2023).

"Baygon semprotan, bukan botol Baygon, posisinya tertutup rapat. Saya ambil, saya serahkan kepada polisi. Habis itu polisi menanyakan barang bukti lagi sebuah handphone milik Mahira, tapi ditahan oleh bapak angkatnya, tidak diberikan kepada polisi," sambungnya.

Jenazah korban langsung dievakuasi ke mobil ambulans dan dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Meninggal di Usia 25 Tahun hingga Sisakan Misteri, Kepergian Artis Muda Ini Bikin Sahabatnya Hancur

Pariono ikut ke rumah sakit untuk mendampingi jenazah korban.

Sementara ayah angkat korban berinisial M pergi ke Polsek Patumbak.

Pariono yang yang berprofesi sebagai penarik becak ini juga membeberkan kondisi jenazah saat berada di Rumah Sakit Bhayangkara.

"Kondisi jenazah saya enggak pasti tahu, karena sudah dibungkus. Kondisi mukanya sudah hancur, tinggal tengkorak, tapi badan utuh," ungkapnya.

Sejauh ini, pihak keluarga belum mendapatkan keterangan resmi terkait penyebab dari tewasnya Ira.

Namun, setelah melihat kondisi korban yang begitu mengenaskan dan sudah membusuk, keluarga menduga korban sudah meninggal sekitar 10 hari.

Pariono juga menceritakan bahwa putri keempat dari lima bersaudara ini sudah tinggal bersama dengan keluarga M sejak umur empat bulan.

Korban diangkat oleh keluarga M karena tidak memiliki anak.

Seiring berjalannya waktu, M dan istrinya bercerai dan rumah tersebut jatuh kepada istrinya. Setelah itu, pada tahun 2020, mantan istri M meninggal dunia.

Sebelum meninggal, mantan istri M mewariskan rumah tersebut kepada Ira.

Sementara, M menikah lagi dan tinggal bersama dengan istri barunya.

Baca Juga: Urus Surat Kematian, Direktur KPK Malah Disuruh Bayar Pungli Rp20.000 ke Lurah Sebagai Biaya Tanda Tangan: Warganya Sedang Berduka

"Saya pernah lihat surat pernyataan, rumah itu jatuh ke tangan istrinya. Dari istrinya, rumah itu diserahkan ke korban," ujarnya.

Pihak keluarga curiga terhadap kematian korban karena banyak ditemukan kejanggalan.

"Banyak sekali, seperti bagian kepala sudah jadi tengkorak dan badannya utuh. Kenapa handphonenya itu, mau dijadikan barang bukti, bapak menahannya, tidak dikasih sama polisi," ujarnya.

"Kedua, itu masalah visum itu tanpa sepengetahuan saya. Dia (M) yang mengajukan surat ke polsek jangan sampai jenazah diotopsi, lalu pagarnya digembok dari luar," tuturnya.

Kuasa hukum keluarga Ira, Oki Andriansyah menduga Ira merupakan korban pembunuhan.

Ia menduga korban dibunuh lalu jasadnya dibakar di dalam rumah orangtua angkatnya.

"Dari mayatnya ini, kita diduga dibakar karena ada ditemukan bekas menguning di lantai saat jenazah ditemukan," kata Oki, Selasa (16/5/2023).

Oki menduga pelaku berupaya menghilangkan jejak dengan seolah-olah korban bunuh diri.

"Diduga untuk menghilangkan jejak pelaku. Dugaan kita korban ini dibunuh terlebih dahulu lalu jasadnya dibakar," sebutnya.

Namun, terkait dugaan itu, keluarga masih menunggu keterangan resmi dari hasil forensik.

Sepucuk surat

Baca Juga: Hasil Autopsi Bripka Arfan Sebut Sianida dan Benda Tumpul Sebabkan Kematian, Istri Singgung Ancaman Kapolres: Almarhum Pernah Bilang

Saat kematian Ira, ditemukan sepucuk surat di dekat jenazahnya. Kuat dugaan, surat itu palsu. Surat itu diyakini bukan tulisan tangan Ira.

"Kami ada tulisan asli korban. Dari surat yang ditemukan itu, ditulis si Ira ini benci dengan ayah angkatnya, karena cuma dikasih jajan Rp 100.000 tiap bulan. Kita duga itu bukan tulisan si Ira," kata Oki.

"Kita duga ini skenario dari terduga pelaku. Kalau seandainya dia mau meninggal, enggak mungkin dia curhat," sebutnya.

Oki mengatakan, sampai saat ini surat tersebut masih di tangan keluarga dan belum diserahkan kepada polisi.

"Nanti akan kami serahkan jika memang diperlukan. Tapi sepertinya polisi juga sudah tahu soal itu," ungkapnya.

Sementara, kerabat korban, Muhammad Ridho, mengatakan, surat tersebut sempat langsung diambil oleh ayah angkat korban yang ketika itu ikut masuk melihat jasad korban.

"Sama melihat sekeliling, saya temukan kertas rapi di atasnya pulpen. Saya bilang sama om M ada surat, disenter pakai handphone, lalu dibacanya sepintas. Isi suratnya tentang keluarga," ungkapnya.

Setelah itu, pihak keluarga kandung dan angkat sempat cekcok membahas apakah jenazah diotopsi atau tidak.

"Sempat diskusi soal otopsi, M bilang, 'Sudahlah, memang aku yang salah', katanya gitu," ucapnya.

Setelah jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan, Ridho sempat melihat luka di bagian paha korban sebelum dikafani.

"Saya lihat kondisinya dari arah belakang, di bagian kakinya melepuh. Kepalanya saya enggak melihat," ujar Ridho.

Baca Juga: Masih Tertidur Pulas, Seorang Ayah Tega Tusuk Anak Kandung Menggunakan Pisau Dapur Sampai Meninggal, Ibunya 3 Hari Tak Dirumah

Penjelasan polisi

Polisi sampa saat ini masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium forensik (Labfor) Polda Sumut terhadap jenazah Ira.

Pada Sabtu (13/5/2023), Bid Labfor Polda Sumut, Biddokes, dan Polrestabes Medan membongkar makam Ira di pemakaman umum perumahan Mandala, Kecamatan Percut Seituan.

Kapolsek Patumbak, Kompol Faidir Chaniago mengatakan, pihaknya hingga kini belum menerima hasil pemeriksaan Labfor.

Adapun yang menjadi salah satu fokus pemeriksaan ialah kondisi tubuh, ada tidaknya bekas memar dan keretakan tulang diduga akibat kekerasan dan sebagainya.

Polisi turut memeriksa lambung korban untuk mengetahui ada tidaknya racun di dalam lambungnya.

“Kita masih menunggu hasil Labfor Polda Sumut karena kita juga memeriksa lambungnya," kata Kompol Faidir, Selasa (16/5/2023).

Sementara, Kanit Reskrim Polsek Patumbak, AKP Ridwan mengatakan, di sekitar lokasi penemuan jasad korban, didapati cairan anti nyamuk (Baygon) dan benda mirip tawas.

Namun, ketika mayat korban ditemukan, tidak ditemukan adanya kejanggalan.

Kondisi mayat sudah membusuk dari wajah hingga ke tubuhnya.

“Kalau dianggap janggal, silakan saja. Kita akan lakukan semua prosedurnya. Tapi, perlu diketahui, pembusukan terhadap mayat itu memang didahului dari wajah,” ujar Ridwan, dikutip dari website Humas.Polri.go.id.(*)