Find Us On Social Media :

Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Pencipta Tari Kondang Ini Meninggal Dunia Usai Berjuang Lawan Kanker Paru, Sempat Minta Dimandikan Sebelum Tiada

Ketut Suwentra atau Pekak Jegog meninggal dunia

Gridhot.ID - Innalillahi wa innailaihi rojiun, sosok pencipta tari kondang ini meninggal dunia.

Meski telah lama meninggal dunia, sosoknya masih terus dikenang berkat karyanya yang terus ditampilkan hingga saat ini.

Sosok seniman tersebut adalah Ketut Suwentra atau Pekak Jegog.

Dikutip Gridhot dari Tribun Bali, Seniman Jegog dan pencitpa Tari Makepung, Ketut Suwentra atau Pekak Jegog meninggal dunia, Kamis (10/5/2018) pukul 14.13 Wita.

Ia meninggal di usia 71 tahun di RSUP Sanglah setelah menjalani perawatan di Ruang Ratna selama 3 hari karena menderita kanker paru stadium empat.

Menurut keterangan anak keempatnya, Ketut Ayu Mahadewi, ayahnya telah keluar masuk menjalani perawatan sejak sebulan yang lalu.

Mulai drop usai mengikuti festival kebudayaan di Ambon mewakili Bali.

"Sebulanan keluar masuk rumah sakit. Awalnya dirawat di Wangaya selama seminggu, setelah membaik kemudian pulang. Dua hari kemarin bapak lagi dirawat di RSUP Sanglah," kata Mahadewi.

Pertamanya ia mengira gejala stroke, setelah di RSUP Sanglah divonis kanker paru stadium empat.

"Ada 5 dokter yang membantu menelusuri sakitnya bapak yang kemudian divonis kanker stadium empat," imbuhnya.

Menurut Mahadewi, selama ini bapaknya tidak pernah mengeluh walaupun sakit.

Baca Juga: Innalillahi, Indra Bekti Kembali Jalani Operasi, Mantan Istrinya Aldilla Jelita Ikut Menenami di RS, Begini Kondisinya Sekarang

Jika sedang sakit selalu mengatakan baik-baik saja.

"Bapak orangnya semangat, selalu nyemangati anak dan cucunya. Saya bangga punya bapak maestro yang mau menurunkan ilmunya kepada seniman lain tanpa tanda jasa," kata Mahadewi tanpa bisa menahan air matanya.

Dikutip Gridhot dari Tribun Bali di artikel yang berbeda, sang anak membogkar kronologi ayahnya meninggal dunia.

"Tadi pagi saya pamit kerja, tapi tidak dikasi. Tidak seperti biasanya, bapak minta dimandiin. Saya mandiin," kata anak keempat Ketut Suwentra atau Pekak Jegog, Ketut Ayu Mahadewi saat ditemui Tribun Bali, Kamis (10/5/2018) sore.

Ketika dimandikan, sang ayah berbicara dalam bahasa jepang hatsui.

"Hatsui, hatsui yang artinya panas dalam bahasa Jepang," lanjut Mahadewi sambil menahan kesedihannya.

Setelah selesai memandikan sang ayah, dirinya berangkat kerja.

Karena merasa tidak enak dengan kondisi sang ayah, ia pun kembali ke RSUP Sanglah pukul 11.00 Wita.

Bahkan saat detik-detik terakhir, ia melihat hembus nafas sang ayah yang semakin pelan.

"Saya lihat sendiri sebelum meninggal. Badannya dingin," imbuhnya.

Sementara tentang asal-usul panggilannya Pekak Jegog, diungkapkan oleh anak ketiganya, I Komang Wisnu Wardana.

Baca Juga: Innalillahi Wa Innailaihi Rojiun, Hembuskan Napas Terakhir Karena Penyakit yang Diidapnya, Legenda Ratu Rock N Roll Dunia Ini Meninggal Dunia

Panggilan Pekak Jegog bermula dari panggilan akrab di daerahnya, yaitu Kelurahan Sangkar Agung, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana.

"Setiap bertemu orang, mereka selalu bilang 'ne suba pekakne jegog, inan jegoge' (ini dia kakek jegognya, pemucuk jegognya). Sehingga dipanggillah Pekak Jegog," terang Wardana.

(*)