Find Us On Social Media :

Suku dengan Standar Kecantikan yang Menyakitkan, Rela Sayat dan Cabut Sampai 4 Gigi Depan Agar Bisa Taruh Pelat Piringan di Bibir

Seorang wanita dengan piring bibir.

Karena memakai piring bibir membuat sulit berbicara, wanita hanya akan memakainya saat berada di dekat pria.

Saat tidur atau saat bersama anak-anak atau wanita lain, mereka akan melepas piring bibir tersebut.

Ukuran Kecantikan

Proses menyakitkan pemasanan piring bibir dianggap sebagai ukuran kecantikan perempuan Mursi. Selain itu, piring bibir menandai komitmen wanita terhadap suaminya.

Jika suami meninggal, wanita tersebut akan melepas piring bibirnya. Suku Mursi percaya kecantikan seseorang wanita akan memudar setelah suaminya meninggal.

Pada akhirnya, piring bibir merupakan penanda kecantikan sekaligus identitas dari wanita Mursi.

Tanpanya, mereka mungkin disangka anggota suku lain.

Ini juga merupakan simbol status sosial dalam suku tersebut. Selama bertahun-tahun, piring yang dimasukkan menyebabkan bibir merenggang.

Semakin besar lingkar bibir mereka, semakin tinggi pula nilai seorang wanita sebelum menikah.

Dikabarkan, bahwa dalam budaya masa kini, gadis Mursi yang berusia antara 13 sampai 18 tahun dapat mengambil keputusan apakah akan memakai piring bibir atau tidak.

Banyak remaja putri mulai memilih untuk tidak memakainya, karena prosesnya memerlukan pencabutan gigi, yang dapat menimbulkan trauma.

(*)